Menerangi Sejarah Lampu
Berawal dari mengendalikan api menjadi alat penerangan yang efektif. Pendar lampu kemudian membawa peradaban ke dalam zaman terang.
MALAM-malam di zaman purba, tak lagi kelam, semenjak manusia purba sudah dapat mengendalikan api untuk penerangan. Jejak purba tentang menggunakan api untuk penerangan, terjejaki di situs Swartkrans di Afika Selatan, yang sudah berumur 1,5 juta tahun lampau. Manusia berusaha mengontrol api untuk bisa digunakan sewaktu-waktu.
Pada 70.000 tahun SM ditemukan artefak seperti batu berongga yang dicelup lemak hewan, untuk dijadikan alat penerangan sederhana. Dan lampu minyak, baru berkembang di Mesir dan Yunani sekira 4.500 tahun SM.
Lilin
Mesir dan Yunani bisa dikatakan sebagai bangsa yang mula-mula membuat lilin. Kala itu, lilin dibuat dari gulungan papirus yang dicelupkan ke dalam lemak hewan berulang kali. Dan yang paling terkenal adalah festival Hanukah yang dilakukan bangsa Yahudi, sekira sejak 165 SM. Mereka bersukacita dengan menyalakan lilin.
Baca juga: Awal Mula Lampu Penerangan Jalan di Surabaya
Lampu Kerosin
Aime Argand, ilmuwan Swiss, menciptakan lampu berbahan bakar kerosin yang minim asap pada 1782. Argand menciptakan lampu berbahan bakar kerosin dengan bagian utama berupa sumbu melingkar dengan cerobong asap kaca. Cerobong asap kaca ini menjaga arus udara yang keluar. Kerosin sendiri ditemukan pertama kali oleh Abu Bakar Muhammad ibn Zakariya al-Razi dari Persia.
Lampu Gas
William Murdoch dari Skotlandia mulai bereksperimen dengan gas yang dihasilkan dengan memanaskan batubara untuk penerangan. Murdoch mencoba memproduksi gas batubara dengan pipa tabung besi melalui laras senapan tua dan memicu untuk menghasilkan cahaya. Ia menjadi orang pertama yang rumahnya diterangi cahaya lampu gas. Pada 1798, pabrik tempatnya bekerja, Soho Foundry, terang benderang dengan lampu gas temuannya.
Lampu Busur
Sir Humphry Davy, ilmuwan Inggris, pada 1807 memperkenalkan konsep lampu karbonbusur. Ia memakai tongkat arang dan baterai 2000 sel guna membuat busur berjarak 4 inchi. Ia memasang elektroda secara horizontal. Hasilnya, busur itu membentuk lengkungan karena aliran kuat konveksi udara. Lampu busur miliknya kemudian menjadi alat penerangan di jalan-jalan raya Eropa kala itu. Selain itu juga lebih murah dibanding memakai lampu gas atau minyak.
Lampu Pijar
Setelah pindah ke New York, AS dari Jerman, Heinrich Gobel, mencoba membuat lampu pijar. Ia mencoba menghantarkan listrik melalui serat bambu –kemudian disebut filamen– yang dikarbonasi dalam tabung parfum pada 1854. Usahanya membuat lampu pijar sederhana ini berhasil, tetapi belum praktis. Temuannya disempurnakan oleh Thomas Alva Edison dengan menggunakan kapas berkarbonasi. Lampu pijar Edison lebih efektif, mampu menyala 600 jam, dan memungkinkan adanya penerangan listrik yang praktis untuk di rumah.
Baca juga: Lampu Pijar Bikin Penduduk Batavia Gempar
Lampu Neon
Pada sebuah pameran di Paris, Prancis, 11 Desember 1910, Georges Claude (1870–1960), memamerkan temuannya yang bisa menyala berwarna-warni. Lampu neon bikinannya ini memiliki panjang sekira 115 centimeter. Lampu neon itu menggunakan gas inert (gas mulia) di dalam tabung berisi karbondioksida dan nitrogen. Ia pun mematenkan lampu neonnya pada 1911. Neon berakar dari bahasa Latin neos yang berarti baru.
Lampu Halogen
Dua pegawai di General Electric, Amerika Serikat, yaitu Elmer Fridrich dan Emmet Wiley, mengembangkan lampu halogen sekira tahun 1955. Prinsipnya sama dengan lampu pijar, yaitu dengan memijarnya filamen. Filamen tungsten yang berevaporasi ini menyebabkan bohlam lampu menghitam. Fridrich kemudian menambahkan unsur iodine (yodium). Dalam perkembangannya, lampu ini memiliki dua model yaitu berujung ganda (biasanya pemasangan dalam posisi horizontal); dan berujung tunggal (dapat dipasang dalam posisi sembarang). Lampu ini kemudian banyak berperan dalam teknik pencahayaan interior dan display.
Baca juga: Masa Lalu Lampu Lalu Lintas
Lampu LED
Penemuan Light Emitting Diode (LED), lampu semi-konduktor sebenarnya sudah dilakukan pada awal abad XX oleh H.J. Round dari Inggris. Kemudian ilmuwan Soviet, Oleg V. Losev juga menuliskan prinsip LED. Baru pada 1962, lampu LED merah ditemukan oleh Nick Holonyack, Jr. Sepuluh tahun kemudian, M. George Craford memperkenalkan lampu LED warna kuning. Lalu pada 1979, Shuji Nakamura dari Jepang, membuat lampu LED dengan nyala biru. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh LED ini, tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya.*
Tulisan ini telah dimuat di majalah Historia No. 24 Tahun II 2015
Tambahkan komentar
Belum ada komentar