Demokrasi Air ala Bung Hatta
Di tempat pengasingan, Bung Hatta membuat aturan agar tidak memakai air sesukanya untuk mandi.
Awal Januari 1949, Ali Sastroamidjojo dan Mohamad Roem tiba di Menumbing, Bangka. Mereka ditempatkan di sebuah pesanggarahan milik perusahaan timah Belanda. Mereka disambut Bung Hatta, Mr Asaat, Komodor Suryadi Suryadarma, dan AG Pringgodigdo yang sudah duluan ditawan Belanda setelah agresi militer Belanda kedua.
Sehari di sana, Bung Hatta memberikan “pengarahan”. Pertama, kendati berada di pengasingan, mereka harus tetap menganggap diri dan bersikap sebagai petugas resmi Republik Indonesia. Tetap berpakaian rapi. Tak boleh pakai piyama atau sarung. Selain itu, Hatta menandaskan perlunya memegang teguh azas demokrasi.
“Misalnya,” ujar Hatta sebagaimana dikutip Ali Sastroamidjojo dalam Tonggak-tonggak di Perjalananku, “kalau mandi janganlah memakai air sesukanya sendiri. Saya sudah mengukur isi tempat air mandi dan ternyata airnya cukup kalau saudara-saudara masing-masing hanya memakai 10 gayung tiap-tiap kali mandi.”
Mereka tertawa tapi mematuhinya dengan serius.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar