Bung Karno, Presiden Asia Pertama ke Amerika Latin
Presiden Sukarno merupakan kepala negara Asia pertama yang melakukan kunjungan resmi ke negara-negara Amerika Selatan. Ia membawa pesan persahabatan dari rakyat Indonesia.
Tembakan kehormatan berdentum sebanyak 22 kali ke atas udara ketika Presiden Sukarno menginjakan kaki di Rio de Janeiro, ibu kota Brazil. Biasanya tembakan kehormatan dilepaskan sebanyak 21 kali untuk menyongsong tamu agung. Presiden Juscelino Kubitschek, wakil presiden, dan seluruh menteri kabinet pemerintah Brazil menyambut langsung kedatangan Bung Karno di lapangan terbang Rio de Janeiro pada 17 Mei 1959.
“Presiden Sukarno adalah seorang tokoh Asia pertama yang melawat ke Amerika Latin, dan mungkin karena terlalu gembira atau jadi perlambang, dentuman meriam yang semestinya 21 kali diletuskan 22 kali,” lansir mingguan Istimewa, 31 Mei 1959.
Kedatangan Presiden Sukarno ke Brazil merupakan rangkaian lawatannya ke berbagai negara sejak Maret 1959. Bung Karno bertolak ke Amerika Selatan dari Roma setelah menyelesaikan kunjungan kenegaraanya di Eropa. Selain Brazil, Sukarno juga mengagendakan kunjungan ke negara-negara Amerika Latin lainnya.
Tentu Bung Karno punya misi khusus dalam lawatannya ke negara-negara Amerika Latin. Dari konteks kepentingan nasional, Indonesia selalu kandas memenangkan resolusi PBB untuk sengketa Irian Barat. Kegagalan ini lantaran Indonesia tidak mendapat dua pertiga suara dari negara-negara anggota dalam Sidang Majelis Umum PBB. Resolusi Indonesia bahkan ditolak tiga kali, yaitu pada Sidang Majelis Umum 1954, 1955, dan 1957. Selain Eropa, rupanya negara-negara Amerika Latin rupanya turut menolak resolusi Indonesia.
“Mungkin karena keadaan politik, dimana negara-negara Amerika Latin hampir tidak pernah menyokong dan mendukung perjuangan Indonesia dalam kasus Irian Barat, Bung Karno berkunjung ke Brazil pada tahun 1959,” catat Joezahar Siri gelar Sutan Perpatih dalam memoarnya Moralitas Informasi dalam Diplomasi. Saat itu, Joehazar termasuk diplomat Indonesia yang mengatur kunjungan Bung Karno ke Brazil.
Di Brazil, tidak hanya para pejabat pemerintah, rakyat Brazil dan orang Indonesia yang tinggal di Rio juga turut menyambut Bung Karno bersama 13 anggota rombongan. Bendera Merah Putih berkibar di seluruh kota sebagai tanda penghormatan kepada rombongan Bung Karno. Usai seremoni pawai kehormatan, Presiden Kubitschek mengantar Bung Karno ke Hotel Copacabana Palace Hotel yang menjadi tempat tinggal rombongan Presiden Sukarno.
“Saya telah mengadakan perjalanan keliling dunia dan telah bertemu dengan bangsa-bangsa yang warna kulitnya hitam, kuning, dan putih. Tetapi saya telah mengalami, apa juga warna kulitnya, persahabatan adalah serupa dimana-mana,” kata Bung Karno dalam jamuan makan siang bersama Presiden Kubitschek, tidak lama setelah rombongannya tiba di Rio de Janeiro, demikian dikutip Harian Umum, 20 Mei 1959”
Baca juga:
Selama empat hari Bung Karno menghabiskan waktu lawatannya di Brazil. Selain Rio de Janeiro, Presiden Sukarno berkunjung ke Sao Paulo dan Brazilia yang sedang dipersiapakan menjadi ibu kota Brazil yang baru. Kaum politisi Brazil, seperti diberitakan Harian Umum, menganggap kunjungan Presiden Sukarno sangat penting bagi hubungan kedua negara. Pemerintah Brazil berharap kerja sama perdagangan dengan negara-negara Asia, khususnya Indonesia menjadi lebih erat setelah kunjungan Bung Karno. Salah satu komoditi yang paling diminati Brazil dari Asia adalah karet
“Brazilia ingin membeli karet di Indonesia atas penukaran dengan jeep dari Brazilia. Diharapkan, bahwa transaksi itu akan terjadi walaupun harga jeep Brazilia itu lebih tinggi dari harga pasaran dunia,” demikian diwartakan Harian Umum, 19 Mei 1959,
Dari Brazil, Presiden Sukarno dan rombongan melanjutkan kunjungan ke Argentina. Seperti penyambutan di Rio, Presiden Sukarno juga disambut oleh Presiden Arturo Frondizi setibanya di Buenos Aires pada 21 Mei 1959. Namun, saat itu, situasi politik di Argentina kurang begitu kondusif karena sedang terjadi unjuk rasa kaum buruh. Sembilan pesawat Angkatan Udara Argentina sampai dikerahkan untuk mengawal pesawat yang membawa rombongan Presiden Sukarno. Kendati demikian, Bung Karno dapat tiba dengan selamat di Buenos Aires. Walikota Hernan Giralt bahkan mengadakan seremoni penyerahahan kunci kota sebagai simbol kehormatan kepada Presiden Sukarno.
“Saya akan menyimpan kunci kota ini ditempat yang terbaik,” kata Bung Karno dalam sambutannya dikutip Harian Umum, 23 Mei 1959.
Selama lima hari di Argentina, Bung Karno menjalankan berbagai kegiatan diplomatik. Dalam dokumentasi Kedutaan Besar Indonesia untuk Argentina, Bung Karno menemui sejumlah tokoh maupun berkunjung ke tempat-tempat penting di Argentina. Mulai dari pertemuan dengan Kardinal Santiago Copello, berziarah ke Monumen San Martin, kunjungan ke parlemen Argentina, kunjungan ke Quiequela Martin Musem of Fine Arts, kunjungan ke Wisma Indonesia, hingga menyaksikan pertandingan sepakbola.
Lawatan Bung Karno di Amerika Latin ditutup dengan mengunjungi Meksiko. Sebelum menuju Meksiko, dari Argentina rombongan Bung Karno singgah sebentar ke Caracas, ibu kota Venezuela untuk kunjungan kenegaraan yang singkat. Pada 27 Mei 1959, Bung Karno tiba di Meksiko.
Di setiap negara Amerika Latin yang dikunjunginya, Bung Karno disambut dengan meriah. Itu barangkali disebabkan Bung Karno sebagai presiden dari Asia pertama yang mengadakan muhibah ke Amerika Latin. Lawatan Sukarno ke Amerika Latin terbilang sukses. Setidaknya dibuktikan dari muatan pesawatnya yang kelebihan beban sehingga harus ganti pesawat. Muatan yang berlebihan itu berasal dari pemerintah negara-negara yang dikunjungi Bung Karno selama lawatannya di Amerika Latin.
Baca juga:
Tambahkan komentar
Belum ada komentar