Ada Trump di Sudut Ring Mike Tyson
Presiden Amerika Donald Trump pernah digandeng Mike Tyson jadi penasihat keuangan. Bubar setelah Trump digosipkan meniduri istri Tyson.
Grand Ballroom Plaza Hotel, New York, 11 Juli 32 tahun silam (1988) penuh sesak oleh para jurnalis olahraga dan bisnis. Keriuhan mengemuka seiring dua sosok yang dinanti naik ke podium. Para fotografer bertubi-tubi membidik dua obyek foto utama mereka: Donald Trump dan Mike Tyson.
Ajang menghebohkan itu merupakan konferensi pers bahwa Trump mulai hari itu jadi penasihat keuangan petinju kelas berat yang tengah naik daun berjuluk “Leher Beton” itu. Trump bakal jadi “pekerjanya” Tyson dalam manajemen yang belum lama didirikannya, Mike Tyson Enterprise.
Senyum Tyson dan Trump tak henti mengembang ketika hendak mengumumkannya. Trump, yang saat itu tengah naik daun sebagai miliuner real estate, dan anggota dewan penasihat lainnya di dalam manajemen akan membawa Tyson ke masa depan yang lebih cerah.
Baca juga: Penjelajahan Antariksa dari JFK hingga Trump
“Saya teman baik Mike dan saya ingin memastikan dia memiliki masa depan yang substansial. Dia juga respek terhadap saya, jadi saya berada dalam posisi menawarkan nasihat yang bermanfaat,” tutur Trump, dikutip suratkabar The New York Times, 12 Juli 1988.
“Apapun yang saya hasilkan dari posisi ini akan diserahkan untuk amal melawan AIDS, celebral palsy (kelumpuhan otak, red.), sklerosis ganda (penyakit autoimun), dan membantu para tunawisma. Dan sebagai penasihat di pertarungan-pertarungan Mike berikutnya, menjadi kewajiban moral saya untuk membawanya dalam kesepakatan bisnis yang tinggi,” lanjutnya dengan bangga.
Hari itu Trump resmi jadi penasihat untuk membenahi kekacauan finansial pemilik sabuk gelar kelas berat WBA, WBC, dan IBF itu. Sebelumnya, Tyson terlibat perseteruan dengan promotor dan manajer lamanya, Bill Cayton. Perseteruan dengan Cayton muncul ketika Cayton masih memanajeri Tyson bersama dua mitra lainnya, Jim Jacobs dan Kevin Rooney.
“Sebelumnya Cayton dalam kontraknya selalu mendapat 30 persen dari uang pertarungan Mike. Tetapi setelah Jacobs meninggal karena kanker pada Maret 1988, bagian yang diterima Cayton menjadi lebih besar dan itu dipermasalahkan (istri Tyson, Robin) Givens,” tulis John R. O’Donnell, pebisnis kasino yang pernah bekerja sebagai chief operating officer (COO) Trump Plaza Hotel and Casino, dalam Trumped! The Inside Story of the Real Donald Trump.
Baca juga: Presiden Jago Tinju, Gulat Hingga Jiu-Jitsu
Dalam klausul kontrak itu disebutkan bahwa jika salah satu dari tiga manajer itu tiada, bagiannya akan diberikan ke mitra lainnya. Dalam kasus ini Cayton. Pasalnya Tyson tak tahu ketika ia meneken kontraknya, Jacobs sudah sakit parah. Hasilnya setelah Jacobs meninggal, sebagian besar pendapatan Tyson beralih ke Cayton. Tyson nyaris tak mendapat apa-apa dari pertarungannya sendiri.
Ketika Tyson bersama istrinya ingin menegosiasi ulang kontraknya, Cayton menolak. Terlebih pada 27 Juni 1988, Tyson mendapatkan deal pertarungan terbesar dalam kariernya saat itu, melawan Michael Spinks. Tyson yang tengah mempertahankan ketiga gelarnya (WBA, WBC, IBF), menang KO di ronde pertama hanya dalam kurun 1 menit 31 detik.
“Deal pertarungan itu antara Trump dan manajemen Tyson. Pertarungannya pun digelar di Trump Plaza Hotel and Casino, Atlantic City. Pertarungan itu menjadi pertarungan tinju dengan nilai bisnis terbesar di dunia pada saat itu. Pihak (manajemen) Tyson pada saat itu menerima USD20 juta, sementara Spinks USD13,5 juta,” ungkap Thomas Pentzek dalam King of Debt: Businessman Donald J. Trump.
Trump Selingkuhi Istri Tyson?
Trump sudah mengagumi Tyson sejak lama dan meyakini Tyson akan jadi petinju terhebat dunia sejak 1987. Trump saat itu tengah menjajaki perluasan jaringan bisnisnya dari bisnis kasino ke bisnis tinju. Lewat Tyson, Trump meyakini dia bakal bisa masuk ke lingkaran bisnis tinju global yang kala itu dipegang promotor kondang nan flamboyan Don King.
“Donald selalu terkesima akan kemampuan Mike di ring. Dia senang melihat Mike latihan. Jika Mike berlatih tanding di gym kami dan Donald sedang berada di Atlantic City, dia pasti akan selalu menyempatkan hadir. Donald kemudian melihat kesempatan bermitra dengan Tyson ketika manajer lamanya, Clayton, berseteru dengan Robin Givens dan mertua Tyson, Ruth Roper,” sambung O’Donnell.
Sayangnya kerjasama Tyson-Trump hanya seumur jagung. Pemicunya urusan rumah tangga Tyson. Pada September 1988 hubungan Tyson dan istrinya mulai retak. Dalam wawancaranya dengan The New York Times, 30 September 1988, Givens mengklaim jadi korban kekerasan dalam rumahtangga (KDRT).
“Mike seorang manic depressive. Hidup bersama Tyson adalah siksaan seperti di neraka, lebih buruk dari yang bisa saya bayangkan,” ujar Givens yang juga seorang aktris itu.
Baca juga: Tinju Kiri Muhammad Ali di Jakarta
Masalah itu jadi lebih kusut lantaran Trump malah ikut campur. Trump dikabarkan main serong dengan Givens. Dalam TrumpNation: The Art of Being the Donald Tim O’Brien mengungkapkan, Tyson sampai datang melabrak Trump di kantornya dan nyaris kena bogem mentah si “Leher Beton”.
“Dia bilang: ‘Saya tanya, apakah Anda meniduri istri saya?’ Saya pun diam membeku. Mati saya, nol kesempatan untuk selamat. Dia juara kelas berat dunia dan saya hanya seonggok samsak,” kata Trump dikutip O’Brien.
Namun Trump tak menyingkap bagaimana akhirnya. Kepada O’Donnell, Trump hanya menyampaikan bantahannya.
“Bisakah Anda bayangkan saya berselingkuh dengannya? Masak saya mau terlibat hubungan di tempat tidur dengan istri Mike Tyson?” kata Trump, dikutip O’Donnell.
Meski masih jadi misteri, kemungkinan besar tuduhan itu sekadar gosip belaka. Buktinya, Tyson masih sudi minta tolong pada Trump ketika dia terbelit kasus dugaan pemerkosaan terhadap Desiree Washington, ratu kecantikan asal Rhode Island.
“Satu orang yang dihubungi Tyson setelah ditahan adalah Trump. Beberapa pekan sebelum sidang putusan vonis, Trump mengadakan konferensi pers untuk mengajukan proposal bahwa Tyson tak semestinya dipenjara karena dugaan itu dan harus diperbolehkan tetap berlatih dan bertarung. Sebagai timbal-baliknya, yang didapat Tyson dalam pertarungannya akan disumbangkan untuk Desiree Washington dan para korban kasus pemerkosaan lainnya,” tulis Michael Kranish dalam Trump Revealed: The Devinitife Biography of the 45th President.
Baca juga: Kakek Donald Trump Korban Pandemi
Kendati begitu, Pengadilan Tinggi Marion County tetap menjatuhkan vonis hukuman enam tahun penjara pada Tyson pada 26 Maret 1992. Tyson akhirnya hanya menjalani hukumannya kurang dari tiga tahun karena bebas bersyarat pada Maret 1995.
“Bertahun-tahun kemudian ketika saya datang ke kantornya Trump, saya mendapati satu sabuk kejuaraan tinju terpajang milik Tyson. Trump menjelaskan bahwa itu jadi bayaran terhadap utang yang ‘tak bisa dijelaskan’,” tambahnya, menjelaskan persahabatan Tyson dan Trump yang tetap terpelihara.
“Tyson kembali memberi bukti akan rasa terimakasihnya dengan memberi dukungan pada Trump saat hendak maju ke pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2015, meski isu Islamofobia begitu kencang dilantangkan dalam kampanye Trump,” tandas Kranish.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar