top of page

Sejarah Indonesia

Ketika Kelas Menengah Indonesia Mengingat

Ketika Kelas Menengah Indonesia Mengingat Kolonialisme

Hal-hal kelam adalah bagian dari pelajaran tentang masa lalu dan bukan sesuatu yang tabu. Justru ketika kita tidak membicarakan dan menampilkannya, maka kita menciptakan ilusi bahwa masa lalu kita ‘baik-baik saja’ atau dalam hal ini kita merasa ‘kolonialisme itu baik-baik saja’.

14 November 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Diperbarui: 26 Nov

PADA 11 Juli 2023 lalu, baru saja pemerintah Belanda mengembalikan 472 koleksi benda bersejarah yang selama ini tersimpan di sejumlah museum Belanda ke tanah air. Proses panjang selama dua tahun ini merupakan buah kerja sama antara kedua negara dalam menghadapi masa lalu yang sulit. Seluruh benda yang dikembalikan adalah hasil pindah tangan paksa, atau dalam istilah ekstrimnya: dirampok dan dijarah dari berbagai pelosok nusantara. Peristiwa ini memperlihatkan bagaimana dua negara secara konkrit menginterpretasikan upaya dekolonisasi—sebuah pendekatan yang mendekonstruksi relasi-relasi kuasa akibat kolonialisme. Kedua negara bekerjasama dalam posisi setara untuk terus mempreservasi bagian dari masa lalu Indonesia, sebab selain pengembalian barang-barang tersebut, kerjasama Indonesia dan Belanda juga melibatkan sejumlah penelitian dan upaya-upaya mendalam untuk memahami sejarah objek-objek tersebut.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Dari Rumah yang Dijarah

Dari Rumah yang Dijarah

Balas dendam simbolik, redistribusi instan, dan kegagalan sistem.
Dari Qarawiyyin ke Pasar Pramuka

Dari Qarawiyyin ke Pasar Pramuka

Erosi makna gelar dalam sejarah panjang akademia.
Mengumbar Narasi, Mengerangkeng Arsip

Mengumbar Narasi, Mengerangkeng Arsip

“Sekali lagi: Kalau saja seorang Belanda, sekali-kali tida koebiarkan bangsakoe memperboeat pesta demikian roepa didalam negri ini, jang lagi dalam koengkoengannja. Terlebih dahoeloe rajat jang terkoengkoeng itoe diberi kemerdikaan, baharoelah rajakan hari kemerdikaan kita sendiri!”
Dari Kolonialisme ke Nasionalisme: Warisan Mesin Ujaran Kebencian

Dari Kolonialisme ke Nasionalisme: Warisan Mesin Ujaran Kebencian

Ujaran kebencian kini menjadi masalah struktural, sering direproduksi negara lewat narasi dominan dan alat kekuasaan seperti media, hukum, dan pendidikan. Alih-alih inklusif, nation-state justru menyingkirkan keberagaman demi stabilitas semu.
Soeharto Agen Revolusi Hijau, Mau Dijadikan Pahlawan Nasional? 

Soeharto Agen Revolusi Hijau, Mau Dijadikan Pahlawan Nasional? 

Meski Soeharto dipuji atas keberhasilan produksi pangan lewat Revolusi Hijau, capaian itu dicapai lewat kerja sama dengan korporasi asing, pemaksaan terhadap petani, dan kekerasan struktural. Ia bukan inovator, hanya pelaksana agenda global.
bottom of page