Komikus Medan Menggambar Kartini
Komikus Zam Nuldyn memperkenalkan sosok RA Kartini melalui lukisan dan ilustrasinya.
Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai pejuang emansipasi perempuan. Jauh sebelum pemerintah menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Nasional, hari lahirnya sudah diperingati sebagai Hari Kartini oleh sejumlah kalangan. Lukisan wajahnya pun menghiasi buku-buku sekolah.
Pada akhir 1949, Zainal Abidin Mohamad atau dikenal dengan nama Zam Nuldyn diminta oleh Departemen Penerangan untuk membuat ilustrasi dan lukisan wajah Kartini.
Siapa Zam Nuldyn? Marcel Bonneff, peneliti komik asal Prancis, dalam bukunya Komik Indonesia menyebut Zam –bersama Taguan Hardjo– sebagai seorang kreator. Zam menyumbangkan nilai estetis pada komik, yang sebelumnya kurang mendapat perhatian para komikus.
Karya komik Zam didasarkan pada pengetahuan dokumenter yang cermat, dinamis, dan lihai memanfaatkan macam-macam variasi sudut pandang. Selain itu, Zam dikenal sebagai komikus Medan yang kali pertama mempopulerkan genre cerita bergambar (cergam) ke publik lewat harian terbitan Medan.
Zam yang lahir di Labuan, Deli, 31 Desember 1922, dikenal pula sebagai pelukis. Menurut Koko Hendri Lubis, penulis sejarah Medan dan peneliti komik, hanya Zam yang bisa membuat ilustrasi dan lukisan wajah Kartini di Sumatra Utara. Zam pernah pula ditugaskan sebagai pegawai di Departemen Penerangan dalam seksi pelukis dan film.
“Zam melukis dengan sangat teliti dan detail,” kata Koko kepada Historia.
Perkara durasi pengerjaan, Zam membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk lukisan dengan media kanvas. Sedangkan untuk buku sekolah tak sampai satu minggu saja. Untuk ilustrasi buku sekolah, Zam memanfaatkan mata pena dan tinta cina.
Hasil karya Zam kemudian diperbanyak dalam bentuk poster dan buku sekolah. Kemudian hasil karyanya disebar di wilayah Sumatra Utara.
“Supaya masyarakat tahu tokoh ini. Itu kan misi pemerintah dulu,” ujar Koko, yang sedang menulis buku biografi Zam Nuldyn.
Kartini dianggap sebagai tokoh perempuan yang berpikiran maju di zamannya. Koko mengatakan, upaya pemerintah memperkenalkannya kepada masyarakat di luar Jawa merupakan sebuah hal yang wajar.
Selain Kartini, menurut Koko, Zam mendapatkan tugas melukis wajah tokoh lain seperti Sukarno, Mohammad Hatta, dan Diponegoro.
Kartini sendiri ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Sukarno pada 2 Mei 1964 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964. Presiden juga menetapkan hari lahir Kartini pada 21 April untuk diperingati sebagai Hari Kartini.
Zam Nuldyn wafat pada 11 Maret 1988. Sejumlah karya terkenalnya berupa komik antara lain Dewi Krakatau, Ratu Karimata, dan Panglima Denai. Sedangkan cergamnya yang terkenal berjudul Detektif Bahtiar.
Baca juga:
Gundala, Ikon Superhero Indonesia
RA Kosasih Bapak Komik Indonesia
Melihat Surga dan Neraka Melalui Komik
Tambahkan komentar
Belum ada komentar