Bersahabat dan Bertualang dengan Landak Super
Sonic hadir sebagai maskot game yang ramah anak. Disuguhkan ke layar lebar dengan konsep universal berupa persahabatan.
PADA suatu hari di sebuah planet nun jauh dari bumi, Sonic (di-voice over Ben Schwartz) si landak antropomorfik begitu lincah berlarian dengan kecepatan supersonik yang jadi kekuatannya. Dia bermain-main sendiri. Padahal, Longclaw (di-voice over Donna Jay Fulks) si burung hantu antropomorfik, mentornya, sudah memperingatkan agar tak menarik perhatian banyak pihak yang jahat.
Benar saja. Kelakuan Sonic yang tak bisa diam membuat kawanan echidna (landak semut) mengejarnya.
Demi bisa menyelamatkan Sonic, Longclaw memberinya sekantong cincin emas ajaib yang bisa jadi portal menuju planet lain: bumi. Sonic pun bisa hidup tenang di sarangnya di bumi, tepatnya di Green Hills, Montana, Amerika Serikat.
Saban hari dan malam Sonic acap keluyuran tanpa terlihat manusia berbekal kekuatan berlari secepat kilat. Namun lama-kelamaan Sonic merasa kesepian. Ia sangat mendambakan teman. Saking pilu dan tak bisa menahan emosinya, secara tak sadar Sonic mengempaskan gelombang elektromagnetnya hingga memadamkan listrik seantero Green Hills.
Baca juga: Lika-liku Harley Quinn dalam Birds of Prey
Kementerian Pertahanan Amerika mengira negeri mereka diserang dengan senjata EMP. Pemerintah kemudian mempercayakan ilmuwan eksentrik Dr. Ivo ‘Eggman’ Robotnik (Jim Carrey) untuk menginvestigasinya.
Kedatangan Dr. Robotnik yang menghebohkan itu menutup bagian pembuka film petualangan Sonic the Hedgehog yang dibesut sutradara debutan Jeff Fowler.
Adegan berganti, Sonic diburu Dr. Robotnik. Tak sengaja ia bertemu Sheriff Green Hills, Thomas ‘Tom’ Wachowski (James Marsden). Dalam pertemuan yang tak disangka itu Tom tak sengaja menembak kaki Sonic dengan panah bius hingga lumpuh sementara. Tindakan yang terdorong kepanikan itu menyebabkan sekantong cincin emas Sonic terlempar secara ajaib ke sebuah gedung di San Francisco.
Merasa bersalah, Tom lalu mengantar Sonic ke San Francisco. Dalam dua hari road trip itu perlahan terjalin persahabatan di antara keduanya, hal yang sejak lama didambakan Sonic.
Baca juga: Spider-Man Terjerat Tipu Daya
Sayangnya perjalanan mereka bukanlah liburan. Dr. Robotnik dengan segala teknologi canggih yang dimilikinya acap menghalangi. Belum lagi, pemerintah gencar mengkampanyekan Tom dan Sonic sebagai teroris. Dengan topeng tugas dari pemerintah, Robotnik berupaya mewujudkan ambisinya untuk mencari tahu sumber kekuatan Sonic. Petualangan seru memburu Sonic dan upaya Sonic menyelamatkan diri pun dimulai.
Bagaimana keseruan petualangan Tom dan Sonic dalam menghindari pengejaran Dr. Robotnik yang sarat akan aksi-aksi kocak dan mengocok perut? Baiknya Anda tonton sendiri Sonic the Hedgehog yang bisa jadi tontonan keluarga pada masa libur Lebaran 2021 di aplikasi daring Mola TV.
Ikon Game Ramah Anak
Efek visual CGI (computer-generated imagery) yang halus diiringi beberapa tembang lawas nan nge-beat seperti “Don’t Stop Me Now” karya band legendaris Queen, misalnya, menambah kental suasana era 1990-an di mana Sonic jadi bagian keseharian para pecinta video game Sega. Suasana makin berwarna karena sutradara Fowler yang dibantu penulis skenario Jim Carrey menyuguhkan aksi-aksi petualangan dengan kombinasi action dengan komedi ringan yang menyegarkan.
Maka kendati alur ceritanya sangat klasik, berupa misi penyelamatan protagonis dari sosok antagonis dengan happy ending, publik menyambutnya dengan antusiasme besar sejak film dirilis terbatas pada 25 Januari dan rilis umum pada 14 Februari 2020. Sonic the Hedgehog yang berongkos produksi 90 juta dolar nangkring di urutan keenam film terlaris 2020 dengan meraup laba 319,7 juta dolar.
“Plotnya sangat simpel. Landak tercepat di dunia yang nakal dan jenaka berlari menyelamatkan diri dari penjahat yang menginginkan kekuatan. Tetapi storyline sederhana itu bisa menemukan cara untuk mengadaptasikan karakter game dengan menambah konsep universal seperti persahabatan ke dalam tensi game aslinya antara alam dan mesin-mesin canggih,” ulas kritikus Aparita Bhandari yang dimuat The Globe and Mail, 13 Februari 2020.
Baca juga: Muasal Sub-Zero yang Diperankan Joe Taslim
Fowler punya alasan tersendiri mengapa ia bersama Jim Carrey dan tim penulis meracik Sonic the Hedgehog dengan konsep universal. Selain demi bisa lebih diterima sebagai film keluarga, Fowler ingin lebih dulu memperkenalkan pangkal permusuhan Dr. Robotnik dengan Sonic.
“Kami melihat game (Sonic) 1991 dan ingin melihat dari mana segalanya bermula dan membuatnya tetap sederhana. Hanya berusaha menonjolkan bagaimana awalnya perseteruan Sonic dan Robotnik. Memang banyak karakter di semesta Sonic, tapi yang terpenting adalah bagaimana kisah awalnya dan membuat film yang bisa dicintai semua orang,” ujar Fowler, dilansir Comic Book Resources, 27 Februari 2020.
Maka ia merasa belum waktunya menyisipkan detail lain tentang Sonic yang ada di video game. Jadi jangan harap karakter-karakter lain Sonic dalam game dan transformasinya menjadi Super Sonic ada di film ini.
“Seperti yang saya bilang tentang kesederhanaan dan demi menyuguhkan versi yang paling simpel. Kami berkeputusan untuk menggarap awal mula Sonic dan Robotnik sebelum kami punya potensi membuka lebih luas elemen-elemen dari game-nya (di sekuel) yang dikenal dan dicintai fans,” imbuhnya.
Ramah anak dan ramah keluarga. Nilai itu yang diambil Fowler dalam menciptakan semesta Sonic. Nilai itu terinspirasi dari tujuan awal penciptaan Sonic. Pada awal 1990-an, karakter Sonic beserta karakter-karakter pendukungnya diciptakan desainer-desainer game asal Jepang dengan visi ramah anak. Selain anak-anak bisa dengan mudah menggambar karakternya, diharapkan dengan begitu karakter-karakternya akan mudah terekam di ingatan semua usia.
Baca juga: Asal-Usul si Kocak Deadpool
Sonic dilahirkan pengembang game Sega dengan tujuan khusus: mengimbangi kepopuleran pengembang game saingannya, Nintendo, yang pada akhir 1980-an kondang dengan Mario Bros sebagai ujung tombaknya. Maka pada awal 1990 Presiden Sega Hayao Nakayama menggelar sayembara internal untuk tujuan tersebut, dan diikuti 200 desain hasil karya sejumlah desainer game.
“Dari 200 desain mengerucut jadi empat opsi final berupa serigala, anjing bulldog, humanoid berbentuk telur, dan kelinci. Saat itu belum ada desain landak tapi seniman Naoto Oshima dengan desain berupa kelinci mendapat kesempatan kedua mengembangkan karakter yang diharapkan bisa laku keras,” tulis Jessica A. Robinson dalam “Sonic the Hedgehog” yang termuat di 100 Greatest Video Games Characters.
Kesempatan itu dimanfaatkan Oshima untuk terbang dari Jepang ke New York, Amerika Serikat. Berlembar-lembar kertas jadi media buatnya mengembangkan desain awal berupa kelinci ke dalam empat gambar berbeda. Empat desain pengembangannya itu –seekor armadillo, landak, anjing, dan seorang pria tua yang kelak jadi desain awal Dr. Ivo ‘Eggman’ Robotnik– lalu dijadikan bahan polling informal dengan disebar acak ke pengunjung Central Park.
“Hasilnya adalah, si landak yang paling populer; kebanyakan orang menunjuk desain ini dan sangat menyukainya karena landak adalah hewan lucu dan melampaui sekat-sekat ras dan gender. Terpopuler kedua adalah Eggman dan yang ketiga adalah desain anjing,” kenang Oshima, disitat Gamasutra, 21 Maret 2018.
Baca juga: Wonder Woman 1984 dan Nilai Kejujuran
Sepulangnya ke Jepang, Oshima mengembangkan lagi desain landak itu dibantu rekan desainer Hirokazu Yasuhara dan programmer Yuji Naka. Oshima menyempurnakannya dengan bulu dan duri berwarna biru khas warna kebesaran Sega, bersepatu snickers merah, dan bermata besar. Karakter ciptaannya itu lalu dinamakannya Mr. Needlemouse, lalu diganti jadi Mr. Hedgehog. Nama Sonic akhirnya jadi pilihan terakhirnya karena punya kecepatan super sonik.
“Bulunya yang berwarna biru juga merepresentasikan perdamaian, kepercayaan dan sosok yang keren. Biru juga sesuai dengan warna logo Sega,” ungkap Naka dikutip Kenny Abdo dalam Sonic: Sonic the Hedgehog Hero.
Oshima juga membuat tokoh antagonisnya, Dr. Robotnik, dengan bentuk yang mudah digambar anak-anak. Desainnya dibuat berkepala plontos, berbadan bulat, berkumis tebal mirip Presiden Amerika Theodore Roosevelt, mengenakan kacamata prince-nez, serta mantel merah berkerah kuning, dan celana hitam dengan dua kancing putih.
Baca juga: Stan Lee dalam Semesta Marvel
Pada medio 1991, serial game Sonic the Hedgehog diluncurkan ke pasaran. Game yang struktur dan temanya terbilang mirip Mario itu dimainkan lewat game console generasi keempat, Sega Genesis. Sambutan yang diterimanya dari para gamer, terutama di Amerika Serikat dan Kanada, terbilang tinggi.
“Strukturnya adalah Mario menyelamatkan seorang putri dan Sonic menyelamatkan hewan; Mario mengoleksi koin-koin dan Sonic mengumpulkan cincin-cincin. Tetapi gameplay dan latar belakang Sonic lebih intens, berfokus pada kecepatannya mengitari loop-the-loops saat mengumpulkan cincin demi menyelamatkan hewan-hewan yang terpenjara di dalam robot-robot ciptaan Dr. Robotnik. Hasilnya, Sonic the Hedgehog memapankan franchise game bergenre petualangan dan memperkokoh dampak kulturnya dalam industri game,” tandas Robinson.
Deskripsi Film:
Judul: Sonic the Hedgehog | Sutradara: Jeff Fowler | Produser: Neal H. Moritz, Toby Ascher, Toru Nakahara, Takeshi Ito | Pemain: Ben Schwartz (voice over), Jim Carrey, James Marsden, Tika Sumpter, Neal McDonough, Adam Pally, Lee Madjoub, Melody Nosipho Niemann | Produksi: Sega Sammy Group, Original Film, Marza Animation Planet, Blur Studio | Distributor: Paramount Pictures | Genre: Petualangan | Durasi: 98 menit | Rilis: 14 Februari 2020, Mola TV
Tambahkan komentar
Belum ada komentar