(R)evolusi ATM
Untuk mengakses layanan perbankan, ATM masih jadi primadona. Sekarang bisa diakses tanpa kartu.
Automated Teller Machine atau ATM akan punah. Apa yang membuat kita yakin mesin ATM tak mengalami nasib yang sama seperti dinosaurus? Jawabannya: inovasi. Sejak kali pertama diperkenalkan hingga sekarang, fungsi ATM mengalami evolusi, mengikuti kebutuhan konsumen dan perkembangan teknologi informasi.
Penemu ATM
Siapa penemu ATM masih jadi perdebatan. Umumnya orang menyebut ATM pertama dibuat Luther George Simjian, ilmuwan kelahiran Turki dan besar di Amerika Serikat. Mesin itu, bernama Bankograph, dapat menerima uang tunai atau memeriksa setoran kapan saja. Mulanya banyak orang meragukan temuannya. Tapi, pada 1960, dia berhasil membujuk City Bank of New York –kini Citibank– untuk mencoba mesin pintarnya selama enam bulan.
“Orang yang berminat menggunakan mesin ini adalah segelintir pelacur dan penjudi yang tidak mau berurusan langsung dengan teller bank,” ujar Simjian, dikutip History.com.
Gagasan membuat mesin ATM lalu datang dari John Shepherd-Barron, direktur percetakan dokumen-dokumen keuangan De La Rue di Inggris. Gagasan ini muncul karena pengalaman buruknya dengan bank tahun 1965. Seperti dikutip telegraph.co.uk, Shepherd-Barron mendapatkan ide brilian: jika mesin penjual otomatis dapat mengeluarkan cokelat, mengapa ia tak bisa mengeluarkan uang tunai?
Barclays Bank suka dengan gagasan Shepherd-Barron. Mesin ATM pertama bikinan Shepherd-Barron kemudian dipasang di Enfield, sebuah kawasan di utara London, Inggris.
Setelah itu, tahun 1968, seorang ahli dari Docutel Corp Texas, Don Wetzel, mengembangkan ATM berjaringan pertama, yang dikenal sebagai Docuteller. Karyanya dipakai Chemical Bank of New York pada 1969.
Bentuk dan cara kerja ATM yang masih sederhana itu kemudian terus dikembangkan. Yang diakui sebagai ATM modern pertama adalah IBM 2984.
ATM meraih popularitas ketika pada 1977 Citibank meluncurkan ATM pertama di Queens, New York. Slogan “Citi Never Sleep” mengiringi peluncuran itu. Menyusul kemudian cabang-cabang Citibank di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, bank-bank terkemuka masih berpikir seribu kali untuk memasang ATM. Investasi untuk ATM dianggap sebagai pemborosan. Menariknya, yang memperkenalkan ATM bukan bank-bank besar di ibukota tapi justru bank kecil di Denpasar, yakni Bank Dagang Bali (BDB), pada 1984/1985. BDB menjalin kerjasama dengan Chase Manhattan Bank. Untuk bisa mendapatkan layanan ATM ini, nasabah BDB harus memiliki kartu khusus yang disebut cash point card.
I Gusti Made Oka, pendiri sekaligus direktur utama BDB, mengatakan tak sekadar ingin pamer melainkan demi meningkatkan pelayanan. Selain karyawannya belum mampu memberikan pelayanan cepat, dtulis majalah Tempo, 1986, Made merasa kasihan dengan nasabahnya yang harus antre lama di depan kasir.
Setelah BDB, Citibank Indonesia mulai memasang ATM dan disusul Bank Niaga pada 1986.
Bank Central Asia (BCA) baru memberikan layanan ATM pada 1988. Meski bukan bank pertama di Indonesia yang menggunakan ATM, sejarah kemudian mencatat BCA sebagai bank paling inovatif dalam mengembangkan layanan produk perbankan melalui mesin ATM.
Pertama Kali BCA Menyediakan Layanan ATM
BCA didirikan pada 21 Februari 1957. Dari bank perdagangan, yang lebih banyak melayani nasabah pedagang, BCA menyasar consumer banking. Setelah sukses dengan Tahapan BCA, tahun 1988 BCA meluncurkan layanan mesin ATM.
Bagi BCA perlu waktu sangat lama untuk mengubah pikiran konsumen untuk beralih dari cara tradisional (mengantri di loket) ke cara modern (menggunakan ATM). Untuk itulah BCA melakukan edukasi terus-menerus.
Menurut pakar marketing Hermawan Kartajaya dalam Kompas 100 Corporate Marketing Cases, meski bukan yang pertama menawarkan layanan ATM di Indonesia, BCA adalah bank pertama yang melakukan proses edukasi sistematis. Proses edukasi tersebut diimbangi dengan penambahan keberadaan ATM dan fasilitas layanan ATM.
Pada mulanya jumlah ATM BCA setidaknya baru 50 unit ATM terpasang di penjuru Jakarta pada 1991. Dengan pertumbuhan nasabah yang pesat, ATM pun terus ditambah dari waktu ke waktu.
Dari sisi kenyamanan bertransaksi juga menjadi perhatian. Pada 1995, BCA melakukan pembenahan ATM, baik dari sisi sistem dan aplikasi, infrastruktur, serta menerapkan perangkat penunjang lainnya untuk menjaga kenyamanan dan keamanan bertransaksi di mesin ATM. Software aplikasi di Server untuk memproses transaksi dari semua mesin ATM diganti. Lalu di setiap lokasi ATM dipasang antena very small aperture terminal (VSAT) fasilitas telekomunikasi menggunakan teknologi satelit, lengkap dengan kamera pengawas (CCTV).
Investasi besar ini dirasakan dampaknya di kemudian hari. Terbentuk persepsi publik bahwa ATM BCA ada di mana-mana dengan layanan transaksi yang on line 24 jam, 7 hari seminggu. Citra ini mendongkrak jumlah nasabah. BCA juga mengedukasi masyarakat untuk kebutuhan uang tunai tidak harus lagi antri di cabang dan tidak perlu banyak memegang uang tunai karena tersedianya kemudahan tarik tunai di mesin ATM.
BCA Memperkenalkan Layanan “Pembayaran” di ATM
Pada masanya BCA menjadi bank yang memiliki mesin ATM terbanyak. Ketika bank lain mulai mengikuti untuk menerapkan strategi memperbanyak memasang mesin ATM, BCA sudah melangkah lebih maju lagi. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif.
Pada 1996, ketika nasabah telah terbiasa melakukan transaksi penarikan tunai dan cek saldo melalui ATM, mulailah BCA mengembangkan layanan-layanan yang lebih inovatif.
“BCA adalah bank pertama yang memperkenalkan layanan pembayaran tagihan lewat ATM,” tulis majalah Swa, 2005.
Setelah sukses menjalin kerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), menyusul kemudian Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan perusahaan-perusahaan lainnya.
Gebrakan lainnya, BCA menawarkan kerja sama dengan Citibank berupa pembayaran tagihan kartu kredit Citibank melalui ATM BCA.
Seiring waktu makin banyak layanan perbankan yang dapat dilakukan lewat ATM BCA. Mulai dari pembayaran tagihan telepon, listrik, PAM, ponsel, isi ulang pulsa, kartu kredit, cicilan kredit, pajak PBB, uang sekolah, beli tiket pesawat sampai beli saham.
Payment system yang dikembangkan BCA menjadi obyek studi karena di luar negeri ATM adalah cash withdrawl dan balancing inquiry. Bahkan menurut Kristin Samah dalam Game Changing: Transformasi BCA 1990-2007, “BCA menjadi bank pertama di dunia yang menyediakan jasa pelayanan pembayaran melalui mesin ATM.”
Perkembangan ATM di Era “Paspor BCA”
Pada akhir 1998, dalam situasi ekonomi krisis moneter dan ketersediaan uang tunai yang terbatas, BCA mengeluarkan fitur inovasi yaitu kartu ATM yang ditambahkan dengan fitur Debet, dikenal dengan kartu Paspor BCA. Paspor BCA merupakan cara baru dalam bertransaksi atau belanja di merchant-merchant tanpa harus terlebih dahulu menyiapkan uang tunai. Fitur Debet pertama kali dapat digunakan di Hero Supermarket. Setiap kasir dilengkapi dengan mesin electronic data capture (EDC).
Tak berhenti di situ. Fitur Debet pada kartu Paspor BCA kemudian dilengkapi lagi dengan fitur penarikan uang tunai melalui merchant-merchant, serta pada 2002 untuk memudahkan transaksi tarik tunai BCA di merchant BCA menambahkan Electronic Cash Register (ECR) yang menghubungkan EDC ke cash register di toko-toko.
Pada 2004, menurut hasil riset AC Nielsen, mayoritas pemegang kartu ATM memiliki kartu ATM BCA/Paspor BCA di dalam dompetnya. Praktis ATM BCA merupakan ATM yang memiliki banyak fasilitas.
“Mau tidak mau ATM BCA sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat yang sudah banking minded,” tulis Swa.
Tidak berhenti disitu saja, periode 2003 dan 2004 BCA mengeluarkan mesin ATM khusus digunakan untuk transaksi-transaksi non cash yang disebut ATM Non Tunai dan mesin ATM yang khusus digunakan untuk penyetoran uang tunai yang disebut ATM Setoran Tunai. Dengan demikian untuk kebutuhan penarikan uang tunai, penyetoran uang tunai atau menabung tidak perlu lagi harus datang ke cabang, semua sudah dapat dilayani oleh mesin ATM.
ATM Setor Tarik
Untuk semakin melengkapi ketersedian fasilitas transaksi perbankan kepada nasabah , pada 2014, BCA memperkenalkan ATM berbasis cash recycling machine yang dapat melayani beberapa transaksi dalam satu mesin ATM, yaitu ATM Setor Tarik . Dengan ATM Setor Tarik nasabah tidak perlu lagi repot-repot pindah mesin ATM untuk melakukan beberapa transaksi yang berbeda, penarikan tunai, penyetoran tunai, transaksi pembayaran dan transaksi pembelian dapat dilakukan di mesin ATM Setor Tarik.
ATM memang hanya satu dari sekian banyak saluran transaksi yang dimiliki BCA. Masih ada saluran lainnya; dari BCA Mobile hingga uang elektronik (e-money). Namun, ATM masih menjadi saluran transaksi favorit masyarakat untuk bertransaksi. Bahkan kehadiran saluran-saluran lain memperkaya layanan yang diberikan ATM BCA. Misalnya, registrasi dan aktivasi BCA Mobile, baik KlikBCA (versi smarphone) maupun m-BCA bisa dilakukan melalui ATM.
Masing-masing saluran transaksi yang tersedia saling melengkapi, saling bersinergi sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dalam memberikan layanan dan manfaat kepada nasabah. Contoh sinergi yang saat ini sudah dirasakan manfaatnya oleh nasabah adalah dengan saluran BCA Mobile dapat melakukan penarikan tunai dan penyetoran tunai di ATM. Nasabah tidak perlu lagi kawatir ketika ketinggalan kartu Paspor BCA dirumah karena dengan fitur transaksi cardless (tanpa kartu) di BCA Mobile sekarang dapat melakukan transaksi penarikan tunai atau penyetoran tunai di ATM BCA.
Era Cardless Transaction, di ATM BCA Bisa “Setor/Tarik Tunai Tanpa Kartu”
Hanya dalam 15 hari setelah diluncurkan pada 12 Oktober 2011, aplikasi BCA mobile telah diunduh sekitar 17 ribu pengguna. Melalui layanan BCA mobile, nasabah bisa melakukan transaksi perbankan, baik finansial maupun nonfinansial, lewat smartphone. Dan saat ini BCA mobile sudah digunakan oleh 9,4 juta pengguna.
Sejak diluncurkan sekira 8 tahun silam, aplikasi BCA mobile terus memperkaya fitur-fiturnya. Fitur paling gres dari aplikasi BCA mobile adalah fitur Buka Rekening di BCA mobile, fitur Setor / Tarik Tunai Tanpa Kartu, fitur BCA Keyboard, dan fitur QRku.
Sejalan dengan perkembangan BCA mobile tersebut, ATM BCA pun mengikuti perkembangan zaman. Memasuki era cardless transaction, dimana BCA mobile memperkenalkan fitur layanan setor/tarik tunai tanpa kartu di ATM, maka ATM BCA pun menyediakan mesin dengan pilihan menu “Transaksi tanpa Kartu”.
Per bulan April 2019, BCA telah memiliki 5.925 buah “ATM Setor Tarik”, yaitu ATM yang bisa melakukan setoran atau tarikan tunai. Fitur Setor/Tarik Tunai Tanpa Kartu ini merupakan inovasi dari BCA, dalam memanjakan nasabah yang kesehariannya sangat sering berinteraksi menggunakan smartphone. Langkah-langkah setor/tarik tunai tanpa kartu dapat dilihat di sini: bca.co.id.
Fitur tersebut berguna sekali untuk nasabah yang jarang membawa dompet saat bepergian, terlebih lagi untuk nasabah yang baru saja melakukan buka rekening secara online via BCA mobile. Nasabah dapat dengan mudah membuka rekening baru tanpa harus datang ke cabang. Namun perlu diingat, ketika membuka rekening baru, nomor handphone-nya harus nomor yang belum terdaftar mobile-BCA.
Fitur buka tabungan di BCA mobile memiliki tiga keuntungan yaitu:
- Nasabah tak perlu datang ke kantor cabang BCA;
- Nasabah mendapat fasilitas BCA mobile (m-BCA) dan Internet Banking (KlikBCA);
- Nasabah bisa lebih mudah melakukan setoran awal melalui menu Transaksi Tanpa Kartu di ATM.
Bagi para nasabah, buka tabungan di BCA mobile caranya mudah sekali, cek di sini: bca.co.id.
Dunia bergerak cepat. Teknologi dan inovasi berkembang seturut dengan kompleksnya kebutuhan. Pada titik ini, BCA sudah menjawabnya.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar