Masuk Daftar
My Getplus

Adidas dan Kemenangan Jerman Barat di Piala Dunia 1954

Selain keahlian pemain, sepatu juga turut berperan dalam pertandingan sepakbola. Adi Dassler membuktikannya dalam final Piala Dunia 1954.

Oleh: Amanda Rachmadita | 22 Nov 2022
Max Morlock mencetak gol pertama untuk Jerman Barat di final Piala Dunia 1954 di Swiss. (Jason Coles, Golden Kicks The Shoes that Changed Sport).

Hujan deras mengguyur Stadion Wankdorf, Bern, Swiss, saat final Piala Dunia 1954 yang mempertemukan tim sepakbola Jerman Barat dengan Hungaria berlangsung di awal bulan Juli. Pertandingan itu tak hanya memberi kenangan manis untuk Jerman Barat karena berhasil meraih gelar juara Piala Dunia untuk pertama kalinya, tetapi juga bagi Adolf “Adi” Dassler, pembuat sepatu asal Jerman yang merupakan orang di balik Adidas.

Menurut Jason Coles dalam Golden Kicks The Shoes that Changed Sport, di atas kertas, Hungaria yang menjadi salah satu tim favorit dan digadang-gadang akan menjadi juara Piala Dunia 1954, dapat dengan mudah mengalahkan tim sepakbola Jerman Barat yang baru saja diizinkan kembali berkompetisi dalam kancah internasional setelah Perang Dunia II. Namun, ada dua hal yang tampaknya tak begitu diperhitungkan Hungaria di pertandingan final tersebut, yakni cuaca dan Adi Dassler.

Tim sepakbola Hungaria tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencetak gol sejak babak pertama dimulai. Namun, tim sepakbola Jerman Barat tak ingin menyerah dengan mudah. Sempat tertinggal 0-2 dari Hungaria, tim asuhan Sepp Herberger itu mampu menyeimbangkan kedudukan menjadi 2-2 sebelum akhir babak pertama. Momen tak terlupakan terjadi saat hujan deras mengguyur Bern, Swiss, hingga menyebabkan Stadion Wankdorf berubah menjadi kubangan lumpur.

Advertising
Advertising

Baca juga: 12 Sepatu Sepakbola yang Hilang

Sepp Herberger lantas memerintahkan para pemainnya untuk mengganti sepul sepatu mereka dengan desain yang dikembangkan oleh Adi Dassler. Pembuat sepatu asal Jerman itu mengembangkan desain dengan sol yang memungkinkan sepul sepatu diganti dengan yang lebih panjang apabila dibutuhkan.

Amber J. Keyser dalam Sneaker Century: A History of Athletic Shoes mencatat, desain inovatif yang dikembangkan Dassler itu dirancang untuk memberikan traksi dalam kondisi licin. Teknologi tersebut memberi para pemain keunggulan yang mereka butuhkan untuk bertahan selama pertandingan hingga kesempatan membalikkan keadaan muncul di menit-menit akhir pertandingan saat pemain Jerman, Helmut Rahn, berhasil membawa Jerman Barat unggul dan menjadi juara Piala Dunia 1954 dengan skor 3-2. Kemenangan itu kian meningkatkan pamor serta dominasi Adidas sebagai produsen perlengkapan olahraga terkemuka di dunia.

Baca juga: Sepatu Gagalkan Keikutsertaan India di Piala Dunia

Adi Dassler bukan orang pertama yang menemukan sepatu sepakbola. Menurut Luciano Wernicke dalam Mengapa Sebelas Lawan Sebelas? Dan Serba-serbi Sejarah Sepak Bola Lainnya, sepatu sepakbola dengan sepul telah ada sejak abad ke-19 saat pembuat sepatu Inggris, Ellis Patent Boot Studs menemukannya pada 1886.

Wernicke menyebut bentuk sepatu bola kala itu lebih menyerupai sepatu bot dari kulit tebal yang membungkus pergelangan kaki. Perusahaan ini mengklaim dalam iklan yang dikirimkan ke sejumlah klub bahwa sepatu buatan mereka cocok untuk berbagai cuaca, namun tingkat kekasaran materialnya tak begitu disukai.

“Banyak pemain membeli sepatu mereka dengan ukuran lebih kecil dan mandi air panas sambil mengenakannya selama setengah jam untuk membuat sepatu lebih longgar dan mengikuti bentuk kaki mereka,” tulis Wernicke.

Adi Dassler. (Amber J. Keyser, Sneaker Century: A History of Athletic Shoes).

Meski Adi Dassler bukan yang pertama menemukan sepatu sepakbola, namun inovasi dalam desain sepatunya membawa terobosan baru dalam industri pembuatan sepatu olahraga, khususnya sepatu sepakbola.

Mengembangkan desain sepatu yang inovatif memang bukan hal baru bagi Adi Dassler. Ia bersama saudara laki-lakinya, Rudolf Dassler, mengenal seni dan teknik membuat sepatu dari ayahnya yang bekerja di sebuah pabrik sepatu. Keahlian ayahnya dalam membuat sepatu menurun kepada anak-anaknya.

Setelah Perang Dunia I, pada 1920 Adi Dassler membuat desain sepatu olahraga yang bergerigi di bagian telapak sepatunya. Desain sepatu ini tampak berbeda dari desain sepatu kebanyakan yang bertelapak halus.

“Adi Dassler yakin, dengan adanya gerigi yang berujung agak lancip di telapak sepatu, kaki si pemakai akan lebih kuat menapak di permukaan tanah sehingga memudahkan ketika dipakai berlari, menggiring dan menendang bola, serta tidak gampang terpeleset jika lapangan licin karena hujan,” tulis Iswara N. Raditya dalam 200 Tokoh Super Jenius Penemu dan Perintis Dunia.

Baca juga: Siong Vo, Legenda Sepatu Sepakbola

Sepatu olahraga yang diproduksi Adi Dassler menarik perhatian publik Jerman. Pada 1920-an, ia bersama saudara laki-lakinya, Rudi Dassler, mendirikan Gebruder Dassler Schuhfabrik atau Pabrik Sepatu Dassler Bersaudara. Di perusahaan ini, Adi mendesain sepatu sementara Rudi mengatur pemasaran dan penjualan. Pesta olahraga terbesar dunia, Olimpiade, menjadi ajang bagi Dassler untuk mengenalkan sepatu buatannya kepada publik.

Iswara menulis, sepatu berciri alur khusus di telapaknya yang didesain Adi Dassler pada 1925 diperkenalkan secara resmi pada Olimpiade 1928 di Amsterdam, Belanda. Popularitas sepatu buatan Dassler kian meningkat saat banyak atlet memakainya di Olimpiade Berlin 1936. Salah satu atlet yang mengenakannya adalah Jesse Owens, atlet peraih medali emas dari Amerika Serikat.

Baca juga: Kisah Dramatis Jesse Owens di Pentas Olahraga Era Nazi

Perang Dunia II berdampak pada produksi sepatu Dassler bersaudara. John Nauright dan Charles Parrish dalam Sports Around the World: History, Culture, and Practice menyebut pabrik sepatu Dassler bersaudara kemudian memproduksi sepatu bot untuk Angkatan Darat Jerman. Pada 1948, perselisihan antara Adi dan Rudi berujung pada perpisahan. Setelah Pabrik Sepatu Dassler Bersaudara dibubarkan, Adi mendirikan perusahaan baru dengan nama Adidas, singkatan dari nama Adi Dassler. Sementara Rudi membangun usaha sendiri dengan nama Ruda, yang kemudian berganti nama menjadi Puma.

Keahlian Adi Dassler dalam mengembangkan sepatu olahraga yang inovatif membuat perusahaannya dipercaya oleh sejumlah pihak untuk menyediakan perlengkapan olahraga bagi para atlet yang akan bertanding dalam Olimpiade maupun Piala Dunia, seperti tim sepakbola Jerman Barat yang memakai sepatu Adidas saat bertanding dan menjadi juara Piala Dunia 1954 di Swiss.*

TAG

sepakbola sepatu piala dunia

ARTIKEL TERKAIT

Rossoblù Jawara dari Masa Lalu Lima Jersey Sepakbola Kontroversial Philippe Troussier si Dukun Putih Momentum Bayer Leverkusen Dua Kaki Andreas Brehme Petualangan Tim Kanguru Piala Asia Tanpa Israel Sisi Lain Der Kaiser Franz Beckenbauer Ingar-Bingar Boxing Day Sinterklas Terjun hingga Tumbang di Stadion