Masuk Daftar
My Getplus

Operasi Intelijen Caesarea Memburu September Hitam

Pembunuhan atlet Olimpiade Israel oleh sekelompok orang Palestina, yang menamakan diri "September Hitam", dibalas dengan operasi intelijen yang berdarah.

Oleh: Fynn-Niklas Franke | 25 Jul 2013
Agen rahasia Israel (Mossad) membunuh Ali Hassan Salameh pada 22 Januari 1979 di Beirut sebagai pembalasan atas pembunuhan atlet Israel pada Olimpiade Munich, Jerman, September 1972. (einestages.spiegel.de).

21 Juli 1973, sekira pukul 10:30. Seusai menonton bioskop, seorang pria berkulit gelap, menggandeng tangan istrinya yang sedang hamil, menyusuri Jalan Porobakakan di Lillehammer, Norwegia. Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti di samping mereka. Dua pria keluar dan dengan pistol Beretta menembak sang calon ayah. Dia meninggal diiringi jeritan istrinya.

Para pembunuh itu bekerja untuk dinas rahasia Israel, Mossad. Mereka yakin telah membunuh seorang Palestina Ali Hassan Salameh yang dijuluki “Pangeran Merah.” Menurut hasil penyelidikan Mossad, Ali Hassan Salameh adalah satu dari delapan orang Palestina yang menamakan diri Black September atau September Hitam dan menyandera atlet Israel dalam Olimpiade Munich, Jerman, tahun 1972. Dalam penyanderaan tersebut, sebelas atlet Israel, lima pelaku penyanderaan, dan seorang polisi Jerman tewas.

Sejak “pembunuhan Munich” agen-agen Israel mengejar orang-orang di balik penyanderaan itu. Ini adalah operasi terorganisir pemerintah Israel dalam skala besar. Wartawan Time, Aaron Klein, dalam bukunya The Avengers, menyebutnya sebagai “Operasi Murka Tuhan”.

Advertising
Advertising

Baca juga: Israel Nyaris Tenggelamkan Kapal Angkatan Laut AS

Sebelas atlet Israel korban penyanderaan September Hitam di Munich, Jerman pada 1972. (jewishcanada.org).

Hanya tiga hari setelah tragedi tersebut, pesawat tempur Israel menyerang kamp Palestina di Lebanon dan Suriah. “200 orang meninggal dunia, menurut data Israel, semata-mata teroris,” tulis Peter Maxwill dalam Spiegel Online (19/7). Selain itu, pemerintah Israel di Yerusalem mengirim 1.350 tentara ke Lebanon Selatan, dan menembak mati 45 orang, ratusan rumah hancur. Itu operasi militer balasan yang berdarah. Tapi pembalasan yang sebenarnya diumumkan Perdana Menteri Israel Golda Meir: “Di mana pun serangan sedang dipersiapkan, di mana pun orang membunuh orang Yahudi dan rencana Israel –tepat di mana kita harus menyerang.”

Baca juga: Aksi-Aksi Zionis Israel Menodai Masjid Al-Aqsa

Untuk memburu para penyandera “September Hitam”, pemerintah Israel membentuk operasi intelijen Caesarea yang dipimpin perwira Mossad, Michael Harari. Agen-agen Caesarea menghabisi orang-orang yang dituduh terlibat dalam tragedi Munich, seperti penulis Wael Zweiter, yang bekerja sebagai penerjemah di Kedutaan Libya di Roma; sejarawan Mahmoud Hamshari; pengacara Irak Basil al-Kubaissi; wakil-wakil pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Muhammed Jussuf Nadschar, Kamal Adwan, dan Kamal Nassir.

Salah satu anggota September Hitam dalam penyanderaan atlet Israel di Munich, Jerman pada 1972. (Wikipedia).

Namun, lelaki yang dibunuh di Lillehammer ternyata bukan Ali Hassan Salameh, tapi Ahmed Bouchiki, seorang pelayan asal Maroko. “Tim Caesarea telah membunuh orang yang tidak bersalah,” tulis Peter Maxwill. Polisi Norwegia menangkap setengah lusin agen Israel, lima di antaranya dijatuhi hukuman beberapa tahun penjara.

Akibat salah sasaran, pada Januari 1996, Perdana Menteri Israel Shimon Peres memberikan kompensasi kepada keluarga Bouchiki sebesar 400.000 dolar, tapi dengan satu syarat: “Israel tak akan bertanggung jawab,” kata Peres dalam konferensi pers, “karena Israel bukan organisasi pembunuhan.”

Baca juga: Mossad dan Intelijen Indonesia

Mossad baru berhasil membunuh Ali Hassan Salameh pada 22 Januari 1979 dengan meledakkan mobil yang dikendarainya. Akibat ledakan itu, duabelas orang pejalan kaki ikut tewas. Pada Juni 1992, duapuluh tahun setelah tragedi Munich, kepala intelijen PLO Reny Bseiso ditembak dua orang asing yang mendekatinya, dalam perjalanan kembali ke Paris dari pertemuan di Berlin.

Reny Bseiso mungkin korban terakhir dari Caesarea. Tapi, menurut Peter Maxwill mereka belum mencapai tujuan mereka karena terduga lainnya seperti pendukung Abu Ijad dan Abu Daoud belum tertangkap. 

Menurut laporan bbc.comMohammed Oudeh atau Abu Daoud adalah perencana utama serangan terhadap atlet Israel di Olimpiade Munchen 1972. Pemimpin September Hitam ini meninggal dunia pada 3 Juli 2010 di Suriah dalam usia 73 tahun. Tidak ada penjelasan mengenai penyebab kematiannya.

TAG

israel palestina

ARTIKEL TERKAIT

Tepung Seharga Nyawa Maqluba Tak Sekadar Hidangan Khas Palestina Seputar Deklarasi Balfour Kanvas Kehidupan Fathi Ghaben Pangeran William, Putri Diana, dan Palestina Piala Asia Tanpa Israel Mandela dan Palestina Pendukung Zionis yang Mengutuki Kebrutalan Israel Pendiri Pink Floyd Peduli Palestina Vanessa Redgrave, Aktris Peraih Oscar yang Membela Palestina