Masuk Daftar
My Getplus

Mula Restoran All You Can Eat

Konsep makan buffet diyakini berasal dari smörgåsbord, tradisi kuliner orang Swedia. Restoran di sebuah kasino kemudian mempopulerkan buffet all you can eat.

Oleh: Amanda Rachmadita | 30 Mei 2023
Hidangan smörgåsbord. (Magnus Fröderberg/Wikimedia Commons).

TEMPAT makan yang menyajikan konsep buffet all you can eat menjamur di kota-kota besar di Indonesia. Tak hanya menyasar masyarakat menengah ke atas, restoran dengan konsep makan sepuasnya ini juga menawarkan paket harga ekonomis agar terjangkau konsumen dari berbagai lapisan.

Restoran dengan konsep buffet all you can eat mulai populer di Amerika Serikat pada 1950-an. Jauh sebelum itu, dalam The SAGE Encyclopedia of Food Issues disebutkan bahwa konsep tersebut diperkirakan berasal dari smörgåsbord yang dikenal sebagai warisan kuliner orang Swedia sejak abad ke-16. Konsep makan buffet ini mulai mencuri perhatian di wilayah Eropa pada abad ke-19 seiring perkembangan sistem kereta api.

Tak berhenti di Eropa, konsep buffet all you can eat kemudian merambah wilayah Amerika Serikat. Menurut Andrew F. Smith, penulis dan pengajar sejarah kuliner, dalam Food and Drink in American History [3 Volumes]: A “Full Course” Encyclopedia, orang-orang Skandinavia yang tiba dan menetap di Negeri Paman Sam sejak abad ke-17 berperan besar dalam mengenalkan smörgåsbord ke Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

“Salah satu warisan kuliner yang dibawa oleh orang-orang Skandinavia ini adalah smörgåsbord yakni sebuah tradisi mengisi meja dengan berbagai hidangan pembuka atau appetizer di mana orang-orang dapat sepuasnya mengambil makanan yang mereka sukai,” tulis Smith.

Baca juga: Hidangan Favorit Napoléon

Senada dengan Smith, Justine J. Reel, profesor di College of Health and Human Services University of North Carolina di Wilmington, dalam Filling Up: The Psychology of Eating menyebut smörgåsbord diyakini diperkenalkan ke Amerika Serikat pada 1930-an oleh orang Swedia di New York. Smörgåsbord ditampilkan di Pameran Dunia New York 1939 untuk memamerkan berbagai makanan Swedia. Seiring berjalannya waktu konsep buffet all you can eat kemudian berkembang dan tak hanya menjadi tradisi orang-orang Swedia di Amerika Serikat.

“Gaya penyajian makanan prasmanan ini dapat ditemukan di kafetaria sekolah dan asrama serta restoran. Format ini juga dapat ditemukan di institusi militer dan penjara,” sebut Reel.

Sementara itu, konsep buffet all you can eat dalam bentuknya saat ini kemungkinan berasal dari restoran di sebuah kasino di Las Vegas pada 1950-an. Restoran itu menyediakan beragam makanan dengan jumlah staf yang sedikit, sehingga pengunjung bebas memilih dan mengambil makanan yang ingin dinikmati.

“Gaya prasmanan ‘makan sepuasnya’ ini diperkenalkan pada 1956 oleh pengusaha Las Vegas, Herbert McDonald, sebagai lambang kemewahan dengan hiasan patung es, aneka pilihan daging, serta beragam hidangan makanan laut yang mahal,” tambah Reel.

Baca juga: Kuliner Kesukaan Der Führer Hitler

Kehadiran restoran dengan konsep buffet all you can eat dinilai menjadi daya tarik dan memiliki manfaat tambahan untuk menjaga pengunjung tetap “menghabiskan uangnya” di dalam gedung kasino. Oleh karena itu, tak heran bila kasino Las Vegas masih menjadi pilihan untuk menikmati pengalaman makan buffet all you can eat.

Popularitas konsep buffet all you can eat mendorong para pengusaha restoran menawarkan berbagai pilihan agar dapat menarik minat konsumen, seperti menawarkan prasmanan dengan tema masakan tertentu, seperti makanan laut, Asia maupun Italia. Selain itu, ada pula restoran all you can eat yang menyediakan paket prasmanan untuk sarapan makan siang hingga makan malam. Biasanya prasmanan sarapan menyajikan berbagai masakan telur dengan hidangan tambahan seperti daging asap serta kentang. Sementara prasmanan makan siang mencakup berbagai sandwich dan salad bersama beberapa pilihan makanan penutup. Sedangkan prasmanan makan malam cenderung lebih mewah dengan lebih banyak pilihan daging dan hidangan utama.

Baca juga: Ragam Kuliner Favorit Stalin

Konsep buffet all you can eat tak hanya populer di Amerika Serikat tetapi juga di berbagai negara seperti Indonesia. Menurut praktisi dan penulis kuliner, Kevindra Soemantri dalam Jakarta A Dining History, konsep makanan buffet atau prasmanan kerap disajikan di sejumlah restoran yang ada di hotel-hotel ibu kota pada 1960-an, salah satunya Restoran Ramayana di Hotel Indonesia. Menu buffet di Restoran Ramayana hanya tersedia untuk dinner service setiap pukul 19.00 hingga 23.00 WIB.

Memasuki tahun 1970-an, konsep prasmanan tak hanya tersedia di restoran hotel berbintang. Kevindra menyebut sebuah restoran yang menyempil di antara Hotel Indonesia dan Hotel Kartika Plaza menjadi restoran pertama di ibu kota yang menyajikan buffet all you can eat di luar hotel berbintang. Nama restoran itu adalah Vic’s Viking. “Restoran Vic’s Viking tidak tanggung-tanggung menyiapkan lebih dari 50 makanan, mulai masakan Asia hingga Kontinental (Eropa),” tulis Kevindra.

Baca juga: Aneka Kuliner Favorit Diktator Korea Utara

Menyusul Vic’s Viking, pada 1980-an restoran dengan konsep all you can eat lainnya mulai meramaikan bisnis restoran di Jakarta. Salah satunya adalah Hanamasa yang dikenal sebagai restoran prasmanan Jepang pertama di Indonesia. Restoran all you can eat yang berlokasi di Jalan Mahakam ini mulai beroperasi pada 1987 dengan menggandeng William Wongso, pakar kuliner terkemuka, sebagai penanggung jawab operasional restoran tersebut.

Kini restoran berkonsep all you can eat semakin populer di Indonesia. Tak hanya menawarkan pengalaman makan sepuasnya, di sejumlah restoran all you can eat pun pengunjung dapat memasak sendiri makanan yang dipilih di kompor kecil yang telah disediakan di masing-masing meja makan. Dengan demikian, menyantap makanan tak lagi sekadar mengisi perut hingga kenyang, tetapi juga menjadi tempat bersosialisasi dan berkumpul bersama keluarga atau teman dalam berbagai kesempatan.*

TAG

kuliner

ARTIKEL TERKAIT

Cerita di Balik Keriuk Keripik Kentang Dari Manggulai hingga Marandang Ranah Rantau Rumah Makan Padang Peristiwa PRRI Membuat Rumah Makan Padang Ada di Mana-mana Diaspora Resep Naga Wisata Kuliner di Tengah Perang Pilih Cabai atau Lada? Aroma Pemberontakan di Balik Hidangan Pasta Maqluba Tak Sekadar Hidangan Khas Palestina Terites, dari Kotoran Hewan yang Pahit jadi Penganan Nikmat