TERLEPAS dari perbedaan ideologis, Josef Stalin dan Adolf Hitler punya satu kesamaan terkait akhir nasib perempuan yang dikasihinya. Geli Raubal yang jadi cinta sejatinya Hitler ditemukan tewas di apartemennya setelah keduanya terlibat cekcok. Pun istri kedua Stalin yang senasib tanpa bisa diketahui apakah ia dibunuh atau bunuh diri.
Stalin yang sudah kokoh di puncak kekuasaan pada 1930-an, ternyata juga punya hobi mencari hiburan dengan menyambangi teater-teater di Moskow. Tak ayal Stalin juga banyak digosipkan punya hubungan terlarang dengan balerina dan penyanyi opera. Siapa saja mereka?
Baca juga: Nafsu Berahi Merongrong Kamerad Stalin (Bagian I)
Nadezhda Alliluyeva
Meski tercatat sebagai istri sah kedua Stalin, Nadezhda bukan orang baru di mata Stalin. Nadezhda sudah dikenal Stalin sejak kecil lantaran ayahnya, Sergey Alliluyev, juga seorang pengikut Partai Buruh Sosial Demokratik (Bolshevik).
Sergey sudah berkawan dengan Stalin sejak 1904 ketika sering membantu membawa mesin-mesin cetak dari Baku (Azerbaijan) ke Tiflis (kini Tbilisi, Georgia). Maka Nadezhda sejak remaja juga sudah mendukung kaum Bolshevik.
“Keluarganya (Nadezhda) sering mengundang para anggota Bolshevik ke rumahnya, termasuk jadi tempat persembunyian Vladimir Lenin saat terjadi Kerusuhan Juli (1917). Saat Lenin berhasil keluar dari Rusia pada Agustus 1917, giliran Stalin yang mampir,” ungkap Rosamond Richardson dalam The Long Shadow: Inside Stalin’s Family.
Witing tresno jalaran saka kulino, begitu kata orang Jawa. Lantaran kerap bertemu, Stalin yang sudah berusia 38 tahun pun menjalin hubungan dengan Nadezhda yang baru berumur 16 tahun. Hubungan keduanya lantas berujung pada pernikahan kedua Stalin, Maret 1919. Dari pernikahan ini, Stalin mendapatkan sepasang putra dan putri: Vasily yang lahir pada 1921 dan Svetlana yang menyapa dunia pada 1926.
Namun Stalin tetaplah suami yang kasar pada Nadezhda. Terlebih jika Nadezhda mengungkit soal kekejaman Stalin dalam Holodomor atau bencana kelaparan di Ukraina pada 1932-1933. Nadezhda mengetahui horor bencana kelaparan itu dari rekan sesama pelajar di Akademi Teknik Industri Moskow.
Baca juga: Perempuan-Perempuan dalam Pelukan Hitler
Bedanya dengan perempuan lain yang pernah digandeng Stalin, Nadezhda bukan perempuan tak berdaya. Dalam beberapa pertengkaran, Nadezhda justru berani membentak balik suaminya.
“(Nadezhda) bukan perempuan lembut. Dia perempuan bermulut pedas. Pernah suatu ketika ia membentak di depan wajahnya (Stalin), ‘Kau seorang penyiksa, itulah dirimu yang sesungguhnya! Kau menyiksa putramu sendiri, menyiksa istrimu, menyiksa segenap rakyat Rusia!’” kenang ajudan Stalin Karoly Pauker kepada Alexander Orlov, eks-perwakilan NKVD di Spanyol yang menuliskannya di kolom majalah Life edisi 27 April 1953 “Stalin’s Secret, Part IV: The Man Himself”.
Namun, keberadaan Nadezhda sebagai “ibu negara” memang jauh dari awareness publik. Rakyat Uni Soviet kebanyakan mengetahui sosok Nadezhda ketika media massa “Negeri Tirai Besi” itu mengabarkan kematiannya di usia 31 tahun pada 7 November 1932.
Kendati Stalin memberi pernyataan istrinya wafat karena sakit, info dari NKVD yang bocor dan menyebar menyebutkan Nadezhda tewas akibat tembakan pistol. Hanya saja yang masih samar, apakah Nadezhda ditembak seseorang atau ia melakukan bunuh diri.
Olga Lepeshinskaya
Sosok yang disapa “Lesha” sejak kecil ini di masa remajanya sudah menggeluti balet. Ia juga seorang kader Liga Pemuda Komunis, Komsomol. Bakatnya di atas panggung membuatnya di usia 17 tahun sudah acap tampil di berbagai konser di Moskow Bolshoi pada medio 1933. Kombinasi kecantikan paras dan keindahan gerakan Lesha membuat Stalin kesemsem padanya.
“Stalin terbiasa berada di box (tribun VIP, red.) memerhatikan panggung di Boshoi Moskow, sering memberi bunga mawar kepada para pementas dan terkadang juga mengintervensi pementasan. Sejumlah balerina digosipkan menjadi kekasih gelap Stalin,” tulis John E. O’Neill dan Sarah C. Wynne dalam The Dancer and the Devil: Stalin, Pavlova, and the Road to Great Pandemic.
Baca juga: Tanneke Burki dari Balet ke Senam Seks
Lesha termasuk yang digosipkan. Sebagai balerina favoritnya Stalin, lanjut O’Neill dan Wynne, Lesha bahkan acap dijadikan pemeran utama dalam banyak pementasan. Lesha mengakui Stalin sering menjamu para balerina, termasuk dirinya, meski gosip hubungan terlarangnya dengan Stalin masih samar hingga wafatnya Lesha pada 2008.
“Pertemuan terakhir saya dengan Stalin terjadi pada jamuan pasca-sebuah konser. Ia menunjukkan sebuah film yang sangat ia sukai saat itu, Volga-Volga (1938). Saat itu kami semua mencintainya. Ia bisa sangat lembut dan baik tapi itu mungkin hanya ilusi yang ia buat karena sejatinya ia seorang yang kejam dan pemarah. Apa yang ia perbuat terhadap negeri ini menjadi sejarah yang takkan termaafkan,” tutur Lesha kepada Izvestia, 9 April 2004.
Vera Davidova
Kegemaran Stalin mampir ke Teater Bolshoi pada medio 1930-an tak hanya membuatnya digosipkan punya hubungan terlarang dengan beberapa balerina tapi juga penyanyi opera. Salah satu penyanyi opera yang paling santer digosipkan jadi perempuan simpanan Stalin adalah Vera Davidova.
Gosip itu mengudara seiring terbitnya buku yang ditulis seorang mantan pekerja di Teater Orkestra Bolshoi, Leonid Gendlin, yang terbit pada 1983 bertajuk Ispoved’ lyubovnitsy Stalina (terj. Confession of Stalin’s Lover). Terlepas dari bukunya tak diakui keluarga Davidova, di dalamnya terdapat informasi Vera yang mengaku terpaksa jadi kekasih gelap Stalin selama 19 tahun meski dirinya sudah bersuami.
Gendlin menceritakan bahwa pada suatu jamuan di pertengahan 1932, Vera menemukan selembar catatan di sakunya. Catatan itu berisi info bahwa ada seorang sopir yang menunggunya di luar teater. Sang sopir kemudian mengantar Vera ke sebuah pertemuan rahasia di kediaman Stalin.
“Bagaimana saya bisa menolak? Kapanpun hanya dengan sepatah kata, karier saya bisa berakhir atau diri saya secara fisik akan lenyap,” kata Vera dikutip Gendlin.
Baca juga: Para Perempuan dalam Buaian Napoleon
Vera pasrah saat diajak Stalin duduk bersama di sebuah ruangan dengan sofa besar. Seiring obrolan yang makin intim, Stalin mematikan lampu dan memerintahkan Vera melucuti gaunnya. Stalin disebutkan acap mengajaknya bertemu secara intim hingga 1951. Vera dirumorkan pula hendak dijadikan istri ketiga Stalin.
“Vera Davydova pernah bicara di televisi Rusia tentang perhatian Stalin kepadanya dan bahkan pernah menawarkan pernikahan. Lamaran (Stalin) itu membuatnya takut karena ia bahagia dengan pernikahannya,” ungkap Larissa Vasilieva dalam Kremlin Wives: The Secret Lives of the Women Behind the Kremlin Walls, from Lenin to Gorbachev.
Valentina Istomina
Ia kadang dipanggil Valya atau Valechka oleh Stalin. Menurut Simon Sebag Montefiore dalam Stalin: The Court of the Red Tsar, Valentina mulai bekerja jadi pembantu rumah tangga di kediaman pribadi Stalin di Kuntsevo pada 1938. Hingga 19 tahun lamanya dia menekuni profesi tersebut sampai Stalin wafat pada 16 Oktober 1952.
“Saat kematian ayah, ia (Valentina) jatuh berlutut di samping sofa, meletakkan kepalanya di dada jenazah mendiang (Stalin) dan mulai meratap. Sampai menjelang akhir hidupnya, ia meyakini tidak ada lelaki lain yang lebih baik dari ayah saya,” tulis Svetlana Iosifovna Alliluyeva, putri Stalin, dalam bukunya, Twenty Letters to a Friend.
Mulai sejak itu banyak pihak yang menyadari bahwa Valentina bukan sekadar pembantu tapi juga punya hubungan yang intim dengan Stalin. Valentina, sambung Montefiore, memang tidak punya paras secantik balerina Olga Lepeshinskaya atau solois opera Vera Davidova.
“Stalin tertarik pada pembantu muda itu karena beberapa hal spesifik yang menurutnya ideal: montok, bermata biru, rambut lebat, dan bentuk hidung bak gadis desa Rusia, penurut ibarat antitesis dari Nadezhda, seperti seorang baba (gadis desa) yang bisa merapikan rumah tanpa ikut campur pada kehidupan (Stalin) yang lain, di mana saat itu ia masih sering bertandang ke teater menyaksikan opera dan balet,” tulis Montefiore.
Baca juga: Aliansi Politik dengan Poligami
Kedekatan Stalin dengan Valentina jadi “berkah” tersendiri buat para pelayan lain. Tak jarang Stalin mengajak Valentina dan pelayan-pelayan lainnya minum kopi atau telavi (cognac khas Georgia) bersama. Khususnya Valentina, ia tetap dibawa Stalin untuk mengurusi keperluan-keperluan pribadinya saat Stalin menghadiri Konferensi Yalta (4-11 Februari 1945) dan Konferensi Postdam (17 Juli-2 Agustus 1945).
Keintiman Stalin dengan Valentina bikin cemburu kepala pasukan pengawal Stalin, Jenderal Nikolai Vlasik, dan kepala polisi rahasia NKVD, Lavrentiy Beria. Sampai-sampai ketika Stalin jatuh sakit, Valentina dirudapaksa secara bergilir oleh Vlasik dan Beria.
Stalin yang mengetahuinya justru menuding Valentina selingkuh hingga mengirimnya ke Kamp Kolyma di Magadan bersama Vlasik. Sementara, Beria diampuni. Namun Stalin mengirim Valentina balik ke Kuntsevo karena tak sanggup jauh darinya hingga banyak pihak yang menganggap Valentina sudah seperti gundik.
“Benar tidaknya Istomina adalah istri Stalin, bukan urusan siapa-siapa. (Tokoh komunis, Friedrich) Engels tinggal bersama pembantunya. (Panglima militer, Marsekal Semyon) Budyonny dan (revolusioner Bolshevik, Mikhail) Kalinin menikahi pembantu mereka,” tandas Menteri Luar Negeri Vyacheslav Molotov, dikutip Montefiore.