IOSEB Besarionis dze ‘Soso’ Dzugashvili alias kamerad Joseph Vissarionovich Stalin tercatat menikah dua kali. Keduanya terjadi sebelum Stalin merangsek ke puncak pimpinan Uni Soviet.
Pertama, dengan Ekaterine ‘Kato’ Svanidze yang hanya bertahan dua tahun. Kedua, dengan Nadezhda Sergeyevna Alliluyeva yang bahtera rumah tangganya bertahan lebih dari satu dekade. Dari dua pernikahan itu, ia memiliki masing-masing satu anak sah, baik dari Kato maupun Nadezhda.
Namun, dalam soal asmara, sang pemimpin negeri komunis terbesar itu tak hanya jadi pasangan buat kedua istri sahnya. Selain dikenal sebagai tiran saat tiga dekade (1924-1954) memimpin Uni Soviet, ia juga dzalim sepanjang petualangan asmaranya. Beberapa perempuan jadi korbannya. Dua dari total enam keturunannya adalah “anak haram” Stalin dengan lima perempuan lain yang tak ia nikahi. Berikut kisah-kisahnya:
Kato Svanidze
Di masa mudanya, Stalin tak lebih dari sekadar troublemaker. Itu hasil dari problem-problem toxic di keluarganya. Akan tetapi watak dan perangainya perlahan berubah saat ia jatuh hati pada Kato, kakak dari Alexander ‘Alyosha’ Svanidze yang merupakan kolega kepercayaan Stalin di RSDLP atau Partai Buruh Sosial Demokratik (Bolshevik).
“Kato gadis montok berambut cokelat gelap yang cantik menawan. Bersama tiga saudarinya, Kato mengelola studio busana Hervieu di Tiflis (kini Tbilisi), Georgia. Pada (suatu hari) 1905 Alyosha mengajak sosok pemimpin faksi Bolshevik berpakaian jelek, kurus, dan wajahnya sedikit bopeng: Soso Dzughashvili, menginap di rumahnya,” ungkap Simon Sebag Montefiore dalam Young Stalin.
Stalin yang saat itu berusia 27 tahun luluh hatinya pada pandangan pertama. Cinta Stalin tidak bertepuk sebelah tangan karena Kato yang tujuh tahun lebih muda, mengagumi pemikiran-pemikiran politik Stalin muda.
Baca juga: Perempuan-Perempuan dalam Pelukan Hitler
Setahun berselang pada 16 Juli 1906, kisah asmara mereka naik ke pelaminan. Stalin memenuhi keinginan Kato untuk menikah di gereja meski Stalin muda sudah atheis. Dari pernikahan itu mereka punya seorang putra yang lahir pada 18 Maret 1907, Yakov Iosifovich Dzugashvili.
Namun rumah tangga harmonis jauh dari bayangan Kato. Saat masih hamil, ia pernah diciduk dan ditahan Okhrana, polisi rahasia kekaisaran, karena membantu aktivitas politik suaminya. Kato lebih sering hidup mandiri dengan keadaan prihatin karena sulit mendapat pekerjaan lantaran Stalin jadi pelarian. Tidak hanya jadi buronan politik, Stalin juga buron kasus perampokan bank.
Kondisi hidup yang sulit akhirnya membuat Kato sering sakit-sakitan dampak dari konsumsi air minum yang terkontaminasi. Kato didera penyakit typhus dan pendarahan organ dalam sampai akhirnya wafat pada 25 November 1907.
“Perempuan ini (mendiang Kato) melembutkan hati saya yang seperti batu. Ia tiada dan sering dengan itu mati pula perasaan hangat saya terhadap kemanusiaan,” kenang Stalin yang nyaris bunuh diri saking galaunya, dikutip Montefiore.
Maria Kuzakova
Sepeninggal Kato istri pertamanya, Stalin berkali-kali harus diasingkan Okhrana ke Siberia. Walau begitu, hasratnya terhadap perempuan tidak otomatis hilang. Pada Desember 1910 dalam pengasingannya di Desa Solvychegodsk, Vologda di Siberia, Stalin naksir dengan janda beranak tiga, Maria Kuzakova.
Montefiore mengisahkan, Maria adalah induk semang yang salah satu rumahnya disewa Koba, panggilan Stalin. Maria menjadi janda setelah suaminya yang seorang prajurit, tewas dalam Perang Rusia-Jepang (1904-1905).
Berahi sang duda dan sang janda yang sudah lama ditinggal pasangan masing-masing membawa sejoli itu sampai ke atas ranjang, bahkan sampai Stalin menghamili sang induk semang.
Baca juga: Para Perempuan dalam Buaian Napoleon
Stalin mulanya tak mau bertanggungjawab. Namun Maria mengancam sampai akhirnya Okhrana ikut turun tangan.
“Maria hamil dan mengancam akan menuduh Koba telah melakukan rudapaksa. Skandal itu sampai menjadi perhatian penduduk setempat dan para tahanan pengasingan lainnya. Okhrana menengahi dan Koba berjanji untuk menikahi Kuzakova. Akan tetapi janji itu tak ditepati karena Koba sudah pergi seiring masa pengasingannya di Solvychegodsk habis pada Juni 1911,” tulis Roman Brackman dalam The Secret File of Joseph Stalin: A Hidden Life.
Alhasil, tanpa suami Maria melahirkan seorang putra, Konstantin Stepanovich Kuzakov, pada 4 September 1911. Kelak saat Stalin sudah berkuasa pada 1920-an, Maria sempat melabraknya ke Moskow. Stalin setidaknya berkenan membantu perekonomian Maria dan putra tidak sahnya secara rahasia. Stalin tetap menjaga jarak dari mereka dan Konstantin dilarang menceritakan hubungan silsilahnya dengan Stalin.
Lidia Pereprygina
Masalah dari menghamili Maria Kuzakova di Solvychegodsk tak membuat Stalin kapok. Bahkan, kali ini Stalin bikin masalah dengan kembang desa yang masih di bawah umur, Lidia Platonovna Pereprygina.
Kala itu, medio 1914, Stalin kembali menjalani masa pengasingan di Siberia, tepatnya di pedalaman Ostyak. Meski dalam pengasingan, dengan rayuan mautnya Stalin bisa “membungkus” Lidia, gadis yatim piatu berusia 13 tahun.
Keduanya kumpul kebo sepanjang 1914-1916 sampai Lidia dua kali hamil. Penduduk dan aparat setempat baru memergoki keduanya tinggal satu atap saat Lidia hamil anak pertama pada 1916.
“Koba pucat saat dilabrak penduduk dan aparat. (Perwira polisi) Ivan Laletin sampai berkelahi dan hampir mencabut pedangnya. Stalin berjanji akan menikahi Lidia jika ia sudah cukup umur,” ungkap Donald Rayfield dalam Stalin and His Hangmen: The Tyrant and Those Who Killed for Him.
Baca juga: Ragam Kuliner Favorit Stalin
Anak pertama Stalin-Lidia meninggal tak lama setelah lahir. Namun Lidia kembali mengandung anak Stalin masih di tahun yang sama.
Akan tetapi janji Stalin untuk bertanggungjawab juga tak ditepatinya lantaran dia ditarik dari pengasingannya untuk masuk wajib militer. Sementara, Lidia akhirnya melahirkan putranya, Alexander, pada 6 November 1917.
“Lidia di kemudian hari dinikahi nelayan setempat, Yakov Davydov dan ikut mencari nafkah sebagai penata rambut di Igarka. Stalin tak pernah membantunya secara ekonomi. Alexander sendiri merahasiakannya seiring ia dewasa dan menjadi tukang pos dan kemudian instruktur Komsomol (Liga Pemuda Komunis) sampai pada 1935 ia dipanggil (polisi rahasia) NKVD untuk menandatangani surat perjanjian untuk tidak menceritakan asal-usulnya,” tandas Montefiore.
(Bersambung)