AGENDA uji coba cabang renang marathon Olimpiade Paris 2024 di Sungai Seine tetap dihelat pada Rabu (7/8/2024). Padahal, dua hari sebelumnya sejumlah atlet cabang triathlon jatuh sakit usai berlaga di sungai legendaris itu.
Selain jadi salah satu venue dalam rangkaian defile atlet pada upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, Sungai Seine juga jadi venue untuk dua cabang: triathlon (relay renang 1,5 km; sepeda 40 km; dan lari 10 km) pada 31 Juli-5 Agustus 2024 dan renang marathon pada 8-9 Agustus 2024. Namun polusi bakteri E. coli (Escherichia coli) akibat kontaminasi tinja manusia dan hewan memicu kekhawatiran banyak pihak sejak sebelum digelarnya Olimpiade Paris 2024.
Pemerintah Kota Paris sebagai host mengaku sudah berupaya melakukan pembersihan dengan menggelontorkan dana mencapai 1,4 miliar euro pada 2018, jauh sebelum olimpiade digelar. Bahkan, Walikota Paris Anne Hidalgo dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sesumbar dengan janji berenang di Sungai Seine untuk membuktikan kualitas airnya sudah baik. Pada 17 Juli 2024, sembilan hari pra-upacara pembukaan, Walikota Hidalgo menunaikan janjinya mencemplungkan diri ke Sungai Seine. Sementara, Presiden Macron masih sekadar jadi janji manis.
“(Sungai) Seine sangat indah. Airnya sangat bagus. Suhunya tidak terlalu dingin,” aku Walikota Hidalgo usai berenang di Seine, dilansir France24, 17 Juli 2024.
Baca juga: Polusi Membunuhmu
Namun, yang dikhawatirkan publik jadi kenyataan saat Sungai Seine menggelar triathlon kategori individu putra dan putri pada 31 Juli 2024 dan kategori beregu campuran, Senin (5/8/2024). Atlet Kanada Tyler Mislawchuk yang turun di nomor individu putra sampai muntah 10 kali. Sementara dua atlet Swiss, Simon Westermann dan Adrien Briffod, jatuh sakit akibat infeksi perut meski tim Swiss tetap bertanding karena masih punya atlet cadangan, Sylvain Fridelance.
Tim Belgia yang tak seberuntung Swiss. Salah satu atletnya, Claire Michel, juga jatuh sakit dan dilarikan ke rumah sakit setelah turun di nomor individu putri. Alhasil Michel batal tampil lagi di nomor beregu campuran dan tim Belgia terpaksa mundur karena tiada atlet penggantinya.
“BOIC (Komite Olimpiade dan Antarfederasi Olahraga Belgia) dan tim triathlon Belgia dengan menyesal mengumumkan tim ‘Belgian Hammers’ takkan tampil di nomor relay beregu campuran. Clair Michel, anggota atlet tim jatuh sakit dan harus menarik diri dari kompetisi. BOIC dan tim triathlon Belgia berharap hal ini jadi pelajaran bagi kompetisi triathlon berikutnya di Olimpiade,” bunyi pernyataan resmi BOIC di laman resminya, Minggu (4/8/2024).
Pada Senin (6/8/2024) atau sehari pasca-event triathlon beregu campuran, World Aquatics sebagai otoritas olahraga akuatik dunia sempat membatalkan agenda uji coba jelang digelarnya cabang renang marathon. Namun sehari berselang World Aquatics mengubah keputusannya bahwa sesi uji coba di Sungai Seine pada Rabu (7/8/2024) tetap digelar dengan alasan, perwakilan panitia dan wakil World Aquatics sudah kembali melakukan tes kualitas air.
“Hasilnya yang ditinjau pada rapat pukul 4 pagi sudah dinilai World Aquatics mengizinkan sesi adaptasi (uji coba) untuk renang marathon akan dilaksanakan,” bunyi pernyataan World Aquatics, disitat Reuters, Rabu (7/8/2024).
Memang, tidak semua atlet dilaporkan mengalami sakit. Namun setidaknya pihak penyelenggara mesti mengevaluasi keadaan Sungai Seine. Terlebih, sejak 1923 otoritas Prancis sudah memberlakukan larangan berenang bagi siapapun karena kondisi sungainya yang tercemar.
Baca juga: Satu Abad Olimpiade Paris
Satu Abad Larangan Berenang
Sungai Seine mengular sepanjang 777 km di bagian utara Prancis dari hulunya di Perbukitan Côte d’Or sampai hilirnya di Le Havre pesisir Selat Inggris. Nama Sungai Seine berasal dari nama dewi sungai, Sequana, salah satu dewa-dewi yang dipuja bangsa Galia-Romawi yang hidup sejak abad ke-1 hingga abad ke-5 Masehi di tanah Prancis.
Dari waktu ke waktu, Sungai Seine jadi saksi bisu sejarah perjalanan Paris. Seperti Pengepungan Paris oleh bangsa Viking pada 845 dan 855, hukuman pembakaran Jeanne d’Arc, yang abunya dilarung ke Sungai Seine pada 1431, hingga Pembantaian Paris pada 17 Oktober 1961 yang memartirkan para pemuda pro-kemerdekaan Aljazair.
Memasuki abad ke-20, Sungai Seine yang sebelumnya jadi sumber kehidupan masyarakat Prancis bagian utara mulai tercemar. Maraknya kendaraan bermotor di ibukota Paris jadi penyebagnya. Padahal, pada 1808 otoritas Prancis sudah membangun kanal baru serta jaringan air minum dan air limbah untuk memitigasi polusi.
“Sampai abad ke-20, publik Paris mempertahankan relasi yang sangat intim dengan (sungai) Seine tapi semuanya berubah seiring pembangunan tepi sungai berbahan batu dan kedatangan kendaraan mobil melalui dermaga-dermaganya. Sedikit demi sedikit urbanisasi dan modernisasi melebarkan jarak relasi antara warga Paris dari sungainya,” kata kurator Musée Carnavalet, Valérie Kozlowski, kepada Álex Vicente di kolom El País, 18 Juli 2024, “Swimming in the Seine again: A brief history of a French Obsession”.
Baca juga: Saat Sungai Seine Berwarna Merah
Kendati demikian, Sungai Seine tetap dijadikan salah satu venue untuk Olimpiade Paris 1900. Walau keadaan sungainya sudah berlumpur, tiga cabang dihelat di Sungai Seine: polo air (11-12 Agustus), renang (11-19 Agustus), dan dayung (25-26 Agustus).
“Polusi sudah jadi masalah di kala itu tapi setidaknya para perenang masih diperbolehkan berenang mengikuti arus, bukan melawan arus,” ungkap Allen Guttman dalam The Olympics: A History of the Modern Games.
Tetapi ada beberapa nomor menarik dalam cabang renang di Olimpiade Paris 1900. Selain nomor halang rintang, ada pula nomor renang bawah air.
“Para peserta (renang halang rintang) harus memanjat sebuah tiang, lalu berenang di bawah barisan perahu. Para atletnya juga berenang mengikuti arus sehingga catatan waktu mereka terbilang sangat cepat,” tulis David Arscott dalam The Olympics: A Very Peculiar History.
Di cabang renang nomor halang rintang 200 meter, medali emasnya dimenangkan perenang Australia, Frederick Lane, dengan catatan waktu 3 menit dan 0,4 detik. Sedangkan nomor renang bawah air dimenangkan atlet tuan rumah Charles Devendeville dengan catatan kedalaman 60 meter dengan waktu 68,4 detik.
Pasca-olimpiade, Sungai Seine kembali jadi lokasi favorit warga kota-kota sekitarnya. Sejak abad ke-19 renang rekreasi sudah populer di antara mereka.
“Sampai pada 1923 (otoritas Prancis) menetapkan larangan berenang di Sungai Seine pasca-kasus kematian penyair dan novelis muda Raymond Radiguet (pada 12 Desember 1923) akibat menderita demam dan typhus usai berenang,” ungkap John Baxter dalam Untold Paris: The Secret History of the City of Light.
Baca juga: Aneka Cerita Menembak Sasaran di Olimpiade
Meski begitu, ada saja warga yang membandel dan diam-diam berenang di Sungai Seine. Baru pada dekade 1950-an, utamanya warga Paris, mulai sadar bahwa pencemaran Sungai Seine sudah sedemikian parah dan membahayakan kesehatan.
Pada Olimpiade Paris 1924 Sungai Seine ,emang masih dijadikan venue. Tapi hanya cabang dayung karena olahraganya tidak membuat para atlet berkontak langsung dengan air sungai.
“Cabang dayung tetap digelar di Seine (Lembah D’Argenteuil) dengan alasan bahwa kemenangannya masih ditentukan kelokan dan arus sungai yang dilewati para pedayung,” tulis Tim Harris dalam Sport: Almost Everything You Ever Wanted to Know.
Pasca-1950-an, larangan berenang di Sungai Seine sudah ditegakkan dengan ketat. Tetapi usai proyek pembersihan Sungai Seine pada 2018, pemerintah setempat mencabut larangan berenang yang sudah ditetapkan sejak 102 tahun silam dengan menjadikan Sungai Seine venue renang marathon dan triathlon pada Olimpiade Paris 2024.
Pemerintah juga merencanakan Sungai Seine akan kembali dibuka sebagai area berenang umum pada 2025, khusus di tiga lokasi di kota Paris: Bras Marie, Bras de Grenelle, dan Bercy. Padahal meski populasi spesies-spesies ikan sudah meningkat tapi level bakteri E. coli masih tinggi sehingga belum bisa dikatakan aman untuk berenang.
“Area-area berenangnya akan ditandai dengan pelampung dan ponton untuk mencapainya dengan area-area salin pakaian, area bilas, dan loker-loker di dermaganya,” terang pernyataan pemerintah kota Paris, disitat CNN, 26 Juli 2023.
Baca juga: Ode untuk Legenda Renang Lukman Niode