JEJAK-JEJAK permukiman Yunani kuno kembali ditemukan. Kali ini, sebuah lantai mosaik yang diduga berasal dari sekitar pertengahan abad ke-4 SM atau Periode Yunani Klasik Akhir terkuak di situs arkeologi Eretria, kota pesisir Yunani yang terletak di Pulau Evia.
Menurut pernyataan dari Kementerian Kebudayaan Yunani pada Sabtu, 3 Agustus 2024, lantai mosaik ini ditemukan secara tak sengaja selama pemasangan pipa air proyek pemerintah. Mosaik bulat berdiameter 1.13 meter menampilkan dua sosok pria yang merepresentasikan makhluk mitologi Yunani bernama satir. Satir berwujud setengah manusia dan setengah hewan, ditandai dengan adanya ekor, tanduk, dan telinga runcing.
Lantai mosaik ini berada di reruntuhan bangunan yang dulunya adalah sebuah rumah mewah di Eretria kuno. Ia terbuat dari batu kerikil alami. Susunan batu berwarna putih membentuk badan dari kedua satir. Batu berwarna-warni digunakan untuk menampilkan fitur wajah, terutama rambut mereka yang kuning terang.
Satir yang berdiri di sebelah kiri tampak lebih muda dan sedang meniup seruling ganda. Satir satunya lagi, tampak lebih tua karena bertubuh lebih besar dan memiliki jenggot, terlihat sedang menari mengikuti alunan seruling.
Baca juga: Penemuan Kota yang Hilang
Khusus Pria
Menurut mitologi Yunani, satir yang berpenampilan laki-laki ini menghuni hutan, pegunungan, dan perbukitan terpencil. Satir senang berpesta dan mabuk-mabukan. Mereka diketahui merupakan sahabat Dionisos, dewa arak dan kesuburan, yang juga dikenal karena kecintaannya pada musik dan pesta pora.
Lantai mosaik satir ditemukan di sebuah ruangan berukuran hampir persegi seluas 3.50 m x 3.55 m. Jika diamati, mosaik itu menggambarkan dua satir yang sedang bergembira dan bersenang-senang, sehingga muncul dugaan ruangan tersebut digunakan sebagai tempat pertemuan dan perayaan.
Baca juga: Penemuan Kota Emas yang Hilang
Dugaan itu diperkuat dengan adanya struktur lantai yang lebih tinggi, tempat sofa atau kursi untuk berbaring yang disebut kline diletakkan. Kursi untuk bersantai ini memang kerap ditemukan di bekas rumah-rumah yang berasal dari periode abad ke-4 SM di Eretria. Diduga, tempat ditemukan mosaik itu merupakan andron, ruangan untuk jamuan makan.
Sesuai namanya, yang secara literal berarti “dari pria”, andron diperuntukkan hanya untuk laki-laki yang tinggal di rumah tersebut dan dibangun sejauh mungkin dari kamar perempuan.
Andron lazim ditemukan di rumah kalangan menengah ke atas. Andron merupakan simbol status sosial. Sejalan dengan fungsinya, yakni untuk menghibur para tamu, andron mendapat perhatian khusus dari pemilik rumah. Sengaja didekor semewah mungkin dan dihiasi perabotan-perabotan terbaik. Bahkan, sebagian besar peninggalan paling bernilai yang ditemukan di rumah-rumah kuno tersebut merupakan barang-barang untuk mempercantik andron.
Baca juga: Penemuan Emoji Tersenyum Tertua
Kota Kuno yang Terkemuka
Lantai mosaik satir merupakan penemuan kesekian kalinya di Eretria, kota yang dijuluki kota para pendayung. Ada banyak reruntuhan sisa-sisa kota kuno yang tersebar di penjuru Eretria. Di antaranya teater kuno dari abad ke-5 SM, kuil Apollo Daphnephoros, tempat pemandian, tembok, gimnasium atau sekolah gulat yang disebut palaestra; dan yang paling terkenal, Rumah Mosaik yang memiliki lantai mosaik berdesain rumit namun elegan yang dibangun sekitar tahun 370 SM.
Eretria merupakan kota maritim penting di masa Yunani Kuno. Sejarahnya dimulai sejak Zaman Perunggu dan berlanjut hingga berabad-abad lamanya. Nama Eretria disebut dalam Iliad, salah satu karya epik penyair Homer. Diceritakan bahwa Eretria adalah salah satu kota Yunani yang mengirimkan kapal perang untuk Perang Troya. Memiliki basis perdagangan yang kuat, Eretria menguasai pulau-pulau Aegea seperti Andros, Tenos, dan Ceos. Kota ini juga berkontribusi dalam menyebarkan huruf Semit dan agama-agama Timur di wilayah Barat.
Baca juga: Kota Kuno Ini Tak Lagi Legenda
Sayangnya, sejak dijarah oleh bangsa Romawi pada 198 SM, pengaruh Eretria perlahan meredup. Pada tahun 87 SM, kota ini hancur akibat Perang Mithridates dan akhirnya ditinggalkan oleh penghuninya.
Pada abad ke-5 hingga ke-6 M, daerah yang dulunya rumah-rumah mewah kuno itu digunakan sebagai pemakaman Kristen. Hal ini dibuktikan dengan penemuan lima makam di dalam ruangan dan lima lainnya di sebelah selatan bagian luar ruangan. Akhirnya, kota ini dipugar pada abad ke-19 M untuk menampung para pengungsi Yunani yang diusir dari Pulau Psara oleh Ottoman.
Menanggapi penemuan lantai mosaik terbaru ini, Dewan Monumen Yunani Tengah memutuskan untuk menutup lokasi untuk sementara waktu dan mengalihkan jalur pipa air. Harapannya, keberadaan lantai mosaik itu bisa terjaga untuk kepentingan penelitian lebih lanjut.
"Kondisi mosaik yang terjaga dengan baik dan keunikan gambarnya yang menampilkan para satir membuat mosaik ini menjadi tambahan yang signifikan bagi pemahaman kita tentang seni dan kehidupan rumah tangga Yunani kuno," ujar Dr. Ioannis Pappas, peneliti dari Euboea Ephorate of Antiquities yang memantau langsung proses penggalian, dilansir dari Greek Reporter.