top of page

Sejarah Indonesia

Ianfu Perempuan Dalam Cengkeraman Jepang

Ianfu, Perempuan dalam Cengkeraman Jepang

Sejarah kelam masa pendudukan Jepang di Indonesia. Banyak perempuan yang dipaksa menjadi ianfu atau pemuas nafsu seksual tentara Jepang.

16 Juli 2023

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Lukisan Mardiyem, mantan ianfu, dalam pameran "Kitab Visual ‘Ianfu” di Galeri Cemara 6, Jakarta, 9–23 Agustus 2016. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

SATU dekade lalu, isu ianfu mencuat ke permukaan. Ia menjadi perhatian nasional maupun internasional. Sebuah upaya menekan pemerintah Jepang agar mengakui kesalahan masa lalunya, meminta maaf, dan memberikan kompensasi dilakukan dalam berbagai bentuk: dari testimoni hingga penyingkapan dokumen. Kini, isu ini kembali senyap. Sementara satu per satu para penyintasnya meninggal dunia dengan membawa kepedihan masa lalunya.


Historia.ID menyajikan laporan khusus mengenai ianfu untuk mengingatkan kembali sisi kelam dalam sejarah peradaban manusia. Untuk mengerjakan laporan ini, kami dibantu Eka Hindra, peneliti independen yang sejak 1999 memfokuskan diri pada isu ianfu.



Istilah ianfu dipakai berdasarkan kesepakatan yang dibuat dalam "Internasional Solidarity Conference Demanding Settlement of Japan’s Past" yang dihelat di Korea Selatan tahun 2004.Istilah jugun ianfu, yang arti har­fiahnya “perempuan penghibur yang ikut militer”, dianggap tak tepat. Sebab, dalam banyak kasus di Asia-Pasi­fik, terutama di Indonesia, mereka tak dibawa militer Jepang ke garis depan seperti banyak kasus di China dan Korea.


Mereka ditahan di suatu tempat yang lokasinya jauh dari medan pertempuran. Mereka ditipu dengan iming-iming akan disekolahkan atau dipekerjakan, padahal dipaksa menjadi budak seksual tentara Jepang. Para perempuan malang itu ditempatkan di ianjo (rumah bordil) yang didirikan Jepang di berbagai wilayah.



“Aku percaya kalian tidak akan suka menjadi korban bangsa apapun. Juga tidak suka bila anak-anak gadis kalian mengalami nasib malang seperti itu. Artinya, kalian juga tidak akan suka bila ibu-ibu kalian –para perawan remaja pada 1943–1945– menderita semacam itu,” begitulah Pramoedya Ananta Toer menyampaikan pesan, dalam Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer.


Berikut ini laporan khusus ianfu:













Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Soeharto Menemukan "Tempatnya" di Barak KNIL

Soeharto Menemukan "Tempatnya" di Barak KNIL

Sebagai anak “broken home”, Soeharto pontang-panting cari pekerjaan hingga masuk KNIL. Copot seragam ketika Jepang datang dan pulang kampung dari uang hasil main kartu.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Melatih Andjing NICA

Melatih Andjing NICA

Martin Goede melatih para mantan interniran Belanda di kamp. Pasukannya berkembang jadi andalan Belanda dalam melawan pejuang Indonesia.
Anak Jakarta Jadi Komandan Andjing NICA

Anak Jakarta Jadi Komandan Andjing NICA

Sjoerd Albert Lapré, "anak Jakarte" yang jadi komandan kompi di Batalyon Andjing NICA. Pasukannya terdepan dalam melawan kombatan Indonesia.
bottom of page