top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

...

_

_

Oleh :
Historia
...

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

...

Layang-layang untuk Perang


Ditemukan di Tiongkok, layang-layang diterbangkan kali pertama dua ribu tahun silam untuk kepentingan militer.


Kala itu, Jenderal Han Hsin dari Dinasti Han (abad ke-2 SM) menerbangkannya di atas tembok kota untuk mengukur seberapa jauh pasukannya harus berjalan menuju daerah lawan. Strategi ini berhasil. Pasukan Han Hsin mencapai jantung pertahanan lawan tanpa bisa diduga.



Selepas itu, layang-layang tersebar ke Korea dan Jepang, dengan fungsi berbeda. Di Korea, Jenderal Gim Yu-Sin menggunakannya untuk menaikan moral pasukannya pada abad ke-7. Kala itu, pasukannya melihat bintang jatuh dan mempercayainya sebagai pertanda buruk.


Gim Yu-Sin lantas menerbangkan layang-layang yang dipasangi bola-bola api sehingga tampak seperti bintang. Pasukannya yang melihat itu percaya bintang telah kembali ke langit: pertanda baik. Di Jepang, layang-layang diterbangkan untuk mengusir roh jahat dan menjamin panen sawah.


Layang-layang pada masa kuno di Tiongkok. (ancientchinalife.com)
Layang-layang pada masa kuno di Tiongkok. (ancientchinalife.com)

Kentang Tanda Perang


Tanda apa yang digunakan raja-raja Batak untuk menyatakan perang? Dengan menggantungkan kentang. Kentang yang agak panjang diukir hingga menyerupai manusia dan ditusuk dengan beberapa lembing kecil. Orang-orang Batak menyebutnya Pulas.


Pulas disertai tiga surat bambu dengan kata-kata cercaan dan hasutan serta sebuah sumbu yang disulut. Kemudian Pulas itu digantungkan pada pintu kampung (huta) sebagai tanda maklumat perang.


Pada akhir tahun 1877, ritual angkat Pulas dipraktikan Sisingamangaraja XII ketika menyatakan perang terhadap Belanda. Perang itu kemudian dikenal sebagai Toba Oorlog atau Perang Toba yang pertama.



Lukisan Sisingamangaraja XII karya Augustin Sibarani.
Lukisan Sisingamangaraja XII karya Augustin Sibarani.

Makanan Kaleng untuk Perang


Penggunaan makanan kaleng memang dimulai dari palagan. Pada 1795, militer Prancis membuka sayembara penyimpanan makanan. Hadiahnya sangat besar uang 12.000 franc. Militer perlu metode penyimpanan makanan karena Prancis tengah merencanakan serangan ke beberapa wilayah Eropa.


Seorang ilmuwan, Nicolas Appert (1749–1841), tertarik dengan sayembara itu. Dia lantas melakukan serangkaian percobaan untuk menyimpan makanan agar tahan lama.



Beragam jenis makanan, dari sup, buah, hingga sayuran dimasukkan ke dalam stoples kaca. Stoples itu lalu ditutup dengan gabus atau kawat dan direndam ke air panas. Untuk beberapa jenis makanan, metode ini berhasil. Karena itu, Appert terus berusaha menyempurnakan temuannya.


Sembilan tahun bergulat dengan percobaan, Appert akhirnya berhasil menemukan sebuah cara baru. Appert tak lagi menggunakan stoples, melainkan logam. Temuan ini lalu digunakan tentara Prancis dalam penyerbuan ke Belanda pada 1810. Setelah itu, makanan kaleng menjadi bawaan wajib tentara di palagan, selain senapan.


Nicolas Appert. (parisology.net).
Nicolas Appert. (parisology.net).

Perang Lawan Burung


Emu (Dromaius novaehollandiae), burung asli Australia yang berukuran besar, tergolong burung pengelana dan masih kerabat burung unta.


Pada akhir 1932, veteran perang yang jadi petani di distrik Campion, Australia Barat, resah oleh 20.000 ekor burung Emu yang menginvasi ladang-ladang gandum mereka. Keluhan petani ini membuat Menteri Pertahanan Australia Sir George Pearce turun tangan.



Pada 8 November 1932, dibantu belasan petani, sepasukan tentara bersenapan mesin jenis Lewis mulai menumpas Emu. Selama dua pekan, koran-koran Australia memberitakan operasi penumpasan Emu bagai perang besar (great emu war).


“300 Terbunuh dalam Duel Pertama,” tulis Canberra Times, 12 November 1932, merujuk jumlah Emu yang menjadi korban.


Operasi militer itu gagal. Sebanyak 9.600 butir amunisi digunakan untuk membunuh 960 ekor Emu. Dianggap pemborosan yang konyol dan kekejaman terhadap hewan, parlemen Australia menginstruksikan penarikan mundur tentara.


Hingga hari ini, setiap tanggal 8 November, warga Australia merayakannya sebagai Hari Emu Nasional.


Seorang pria memegang burung emu yang mati dibunuh tentara Australia. (Wikimedia Commons).
Seorang pria memegang burung emu yang mati dibunuh tentara Australia. (Wikimedia Commons).

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Teqball, dari Mana Asalnya?

Teqball, dari Mana Asalnya?

Permainan anyar yang lahir dari pengalaman eks-pesepakbola Hungaria. Menyebar begitu pesat ke berbagai pelosok dunia, termasuk Indonesia.
Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

He was Sukarno's confidant in the fight for West Irian. He traveled the world to “fight” in the diplomatic arena, but that journey almost ended tragically.
Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja bersekutu melawan Belanda. Keduanya telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Wanita Perkasa Pembela Jelata

Wanita Perkasa Pembela Jelata

S.K. Trimurti pejuang perempuan yang komplet, disegani kawan maupun lawan. Dia seorang pendidik, wartawan, pengarang, politisi, dan menteri perburuhan pertama.
Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha hiburan malam yang mengorbitkan banyak penyanyi beken ini mengalami kejadian aneh saat menunaikan ibadah haji.
bottom of page