top of page

Sejarah Indonesia

Bekas Kampung Jerman Di Sarangan

Bekas Kampung Jerman di Sarangan

Orang-orang Jerman pernah diinternir di Sarangan. Daerah sejuk ini kemudian menjadi tempat pelatihan militer Indonesia.

27 Maret 2023

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Awak kapal selam U-219. Beberapa anggotanya bergabung dengan gerilyawan republik Indonesia. (Koleksi Herwig Zahorka).

WAKTU tentara Jerman menduduki Belanda, banyak orang Jerman di Hindia Belanda ditangkapi dan diisolasi dalam sebuah kamp interniran, di antaranya di Sarangan, Plaosan, Magetan, Jawa Timur. Mereka tidak hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak. Selama dalam tahanan, mereka tetap mengadakan pendidikan untuk anak-anak mereka.


“Orang-orang Jerman itu kemudian ditempatkan di hotel-hotel resort Sarangan yang sejuk itu. Sehingga Sarangan menjadi sebuah deutsche dorf (kampung Jerman) lengkap dengan sekolah SD sampai SMP-nya,” catat Daud Sinjal dkk. dalam Laporan kepada Bangsa: Militer Akademi Yogya.


Orang-orang Jerman di Sarangan sempat jauh dari front pertempuran antara Belanda dan Jepang. Setelah ditahan sejak 1940, hidup mereka berubah pada awal 1942 karena Jepang mengalahkan Belanda.


“Ketika kemudian wilayah Indonesia diduduki oleh pasukan Jepang para interniran tersebut menjadi orang bebas,” catat Julius Pour dalam Laksamana Sudomo Mengatasi Gelombang Kehidupan. Sebab, Jepang adalah sekutu Jerman dalam Perang Dunia II.



Meski sudah bebas, mereka tidak bisa kembali ke Jerman yang dikuasai Nazi pimpinan Adolf Hitler karena Perang Dunia II sedang berkecamuk. Setelah Perang Dunia II berakhir, orang Jerman di Sarangan masih banyak yang belum bisa pulang ke negerinya. Sebab, revolusi kemerdekaan sedang bergolak.


Pada zaman pendudukan Jepang, ada kapal selam Jerman yang berhasil masuk ke Indonesia. Horst H. Geerken dalam Hitler’s Asian Adventure menyebut Jakarta telah menjadi pangkalan atau setidaknya persinggahan kapal selam Jerman, seperti kapal selam U-195, U-219, U-537, dan U-843. Daerah Cikopo bahkan menjadi penyedia logistik kapal selam dan menjadi tempat peristirahatan para awak kapal selam yang sedang singgah.


Menurut Ken Conboy dalam Intel: Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia, banyak awak kapal Jerman yang tidak ingin pulang ke negaranya kemudian menetap dan menjadi pelatih bagi intel Republik.


Setelah Indonesia merdeka, Sarangan yang sejuk dan tenang dianggap baik untuk dijadikan tempat pelatihan. Latihan Opsir Polisi Tentara pernah diadakan di Sarangan. Di antara lulusannya ada yang menjadi jenderal di Polisi Militer.



Di Sarangan terdapat pula Sekolah Olahraga (SORA), tempat tentara menjalani pelatihan olahraga. Moehkardi dalam Akademi Militer Yogya dalam Perjuangan Fisik 1945 sampai dengan 1949 menyebut para siswa Akademi Militer Yogyakarta dilatih pula di SORA. Guru olahraga terkenal di sana adalah Iskak.


“Sebagai asrama, SORA menempati bekas Hotel Arendsnest dan Arendajong, suatu hotel bagus yang terletak di lereng bukit. Dari hotel itu terlihat pemandangan menarik di Sarangan. Setelah ditempati SORA, kedua gedung tersebut berubah nama menjadi Sarang Garuda dan Anak Garuda. Untuk ruang kuliah dan olahraga, SORA menempati gedung-gedung yang terletak di tepi Danau Pasir,” catat Moehkardi.


Komplek Sarang Garuda kemudian dijadikan tempat pelatihan oleh Special Operation dari Bagian V (KP-V), badan intelijen Kementerian Pertahanan. Special Operation melatih sebagian dari bekas siswa Latihan Opsir Kalibakung, yang sedianya untuk operasi-operasi intelijen.


Ketika pelatihan Special Operation berlangsung, Indonesia diserang agresi militer Belanda pertama pada 21 Juli 1947 dan setelahnya Belanda juga mengadakan blokade laut terhadap Indonesia.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page