Masuk Daftar
My Getplus

Di Balik Garangnya Tank M1 Abrams

Gedung Putih menjanjikan 31 unit M1 Abrams pada Ukraina. Tank penggempur yang menyandang nama jago tank legendaris Amerika.

Oleh: Randy Wirayudha | 31 Jan 2023
MBT atau tank tempur utama M1A2 versi SEPv3 (US National Guard/Defense Visual Information Distribution Service)

DEMI membendung operasi militer Rusia di Ukraina, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjanjikan pengiriman bantuan paket alutsista. Di dalamnya termasuk tank tempur berat M1 Abrams. Tank andal nan canggih ini diharapkan bisa jadi tulang punggung bantuan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dalam rangka membentuk dua batalyon tank. Batalyon berisi 88 unit tank itu akan diisi gabungan tank Leopard 2A6 dari Jerman dan PT-91 Twardy dari Polandia selain M1 Abrams sendiri.

Ke-31 tank M1 Abrams yang akan dikirim itu diharapkan bisa berperan besar. Pasalnya, Rusia ditengarai akan melancarkan ofensif berskala besar pada musim semi 2023.

Setelah berdiskusi dengan para pemimpin NATO medio Desember 2022 lalu dan dilanjutkan konsultasi intensif dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Presiden Biden memberi lampu hijau pengiriman paket bantuan Ukraine Security Assistance Initiative (USAI). Selain 31 tank M1 Abrams, AS juga akan memberi pelatihan pada ratusan serdadu Ukraina, terutama yang akan mengawaki tank-tanknya.

Advertising
Advertising

“Amerika Serikat akan mengirimkan 31 (tank) Abrams ke Ukraina. Berkat (kanselir Olaf) Scholz, Jerman juga menyuplai (tank-tank) Leopard dari depot militernya dan akan memimpin sebuah upaya untuk mengorganisir kontribusi Eropa. Kami sepenuhnya bersatu,” kata Presiden Biden, dikutip Washington Post, Sabtu (28/1/2023).

Baca juga: Kisah Tank Leopard Sebelum Tank Leopard 2

Secara terpisah, Sabrina Singh (deputi sekretaris pers Pentagon atau Kemenhan AS) belum bisa memastikan apakah 31 tank M1 Abrams yang akan dikirimkan merupakan alutsista cadangan AS atau produksi baru yang tentu memakan waktu lebih lama untuk mempersiapkannya. Singh hanya menyebutkan varian tank yang akan dikirim adalah M1A2 Abrams buatan General Dynamics Land Systems (GDLS). Pengirimannya sejalan dengan kesiapan USAI lantaran mesti memberi pelatihan pengoperasian dan maintenance kepada militer Ukraina.

“Akan butuh berbulan-bulan untuk mengirim M1A2 Abrams ke Ukraina karena kami tidak memiliki surplus unitnya di Amerika. Terkait pengiriman finalnya akan kami update di kemudian hari. Tetapi bagian dari paket USAI ini kami mencoba untuk melakukan pengadaan tank-tank baru untuk Ukraina. Paket ini jangka panjang karena kami takkan lagi membiarkan invasi ilegal Rusia terhadap Ukraina,” terang Singh, dilansir laman resmi Pentagon, 26 Januari 2023.

Presiden Joseph "Joe" Robinette Biden Jr. (tengah) ditemani Menhan Jenderal (Purn) Lloyd James Austin III (kanan) & Menlu Antony John Blinken (Twitter @POTUS)

Penggempur yang Mewarisi Nama Legenda Jago Tank

Jika militer Jerman langganan menjuluki tank-tank tempur mereka dengan nama-nama predator darat, Amerika sejak Perang Dunia II lebih suka menyematkan nama-nama panglima militer legendarisnya dari masa Perang Saudara ke alutsista-alutsista penggempurnya. Tank medium M4 Sherman, misalnya, diambil dari nama jenderal era Perang Saudara William Sherman, lalu tank berat M26 Pershing (Jenderal John J. Pershing), tank medium M3 Lee/Grant (Jenderal Robert E. Lee/Jenderal Ulysses S. Grant), tank ringan M3 Stuart (Jenderal JEB Stuart), tank ringan M24 Chaffee (Jenderal Adna R. Chaffee), tank tempur M46 Patton (Jenderal George S. Patton Jr.), dan tank M551 Sheridan (Jenderal Philip Sheridan).

Tank M1 Abrams pun sama. MBT (main battle tank) generasi ketiga itu menyandang nama jago tank Amerika dari Perang Dunia II, Perang Korea, hingga Perang Vietnam, yakni Creighton “Abe” Abrams. Kejeniusan Abrams saat memimpin pasukan tanknya bahkan diakui oleh jago tank lain yang namanya lebih populer, Jenderal George Patton.

“Mestinya saya menjadi komandan tank terbaik di Angkatan Darat (Amerika) tapi saya punya seorang kolega, Abe Abrams. Dialah juaranya,” puji Patton, dikutip Michael Green dalam M1 Abrams at War.

Baca juga: Tank Stuart yang Bertahan Hidup

Tank M1 Abrams sendiri hadir dari kebutuhan akan MBT generasi baru untuk menggantikan tank berat M60. Mulanya Amerika melakoni kerjasama dengan Jerman Barat (Jerbar) untuk membangun proyek MBT baru pada 1968, MBT-70 dan XM803, sebagai ancang-ancang pengganti M60 bagi Amerika dan Leopard 1 bagi Jerbar. Namun, pada Desember 1971 Kongres Amerika membatalkan dua proyek itu.

Syahdan pada 1973, Pentagon membentuk sebuah gugus tugas untuk merancang proyek baru. Mayjen William Robertson Desobry dan Brigjen Robert J. Baer dipercaya memegang kendali proyek dan produksinya. Keduanya diberikan deadline untuk merealisasikan proyek beranggaran 3 miliar dolar itu tahun 1980.

“Kami harus mengerahkan segala daya dan upaya. Mungkin kami akan ditembak jika tidak berhasil,” celetuk Mayjen Desobry kepada suratkabar The New York Times, 24 April 1973.

Creighton Williams Abrams Jr. saat bertugas di Perang Dunia II berpangkat letkol (kiri) & menjabat Wakasad Amerika berpangkat jenderal penuh di era Perang Vietnam (White House Photo Office Collection/US Signal Corps Archive)

Pada Juni 1973, AD Amerika menggelar sayembara untuk menggarapnya. Kontrak tiga tahun senilai 68 juta dolar akhirnya dimenangkan Chrysler Corporation dan 87 juta dolar lainnya dimenangkan General Motors Corporation. Keduanya diharuskan mendesain dan membangun purwarupa Program XM-1 untuk diujicobakan di fasilitas AD Aberdeen Proving Ground di Maryland pada Februari 1976.

Pentagon dan AD AS memberi kebebasan dalam hal desain, namun tidak dalam soal persyaratan tank generasi ketiga: lapisan pelindung dari bahan komposit dan dilengkapi digital fire control systems. Perbedaan paling mencolok di antara kedua purwarupa XM-1 yang dihasilkan kemudian terletak di pasokan tenaganya.

“Purwarupa Chrysler memiliki 1.500 tenaga kuda dengan mesin turbin buatan Avco Lycoming yang bahan bakarnya bisa memakai bensin, solar, atau bahan bakar jet. Sementara purwarupa The General Motors juga punya 1.500 tenaga kuda dari mesin diesel Teledyne Continental dengan 12 silinder dan berpendingin udara,” tulis The New York Times, 18 Maret 1976.

Baca juga: Cerita Tank Renta PT-76

Perbedaan pendapat untuk menentukan desain mana yang akan dipilih pun terjadi pada Juli 1976. AD memilih desain buatan General Motors, sedangkan Pentagon memilih Chrysler. Pada November 1976, AD akhirnya berubah pikiran dan bersama Pentagon memilih desain Chrysler.

AD dan Pentagon, sebagaimana dibertakan The New York Times edisi 13 November 1976, menjatuhkan pilihan pada desain Chrysler lantaran desain Chrysler bisa dipersenjatai meriam Rheinmetall M256 kaliber 120 milimeter (mm) tanpa menambah anggaran dan mempengaruhi timeline produksi. Ditambah lagi, desain Chrysler punya kompartemen mesin lebih fleksibel untuk memuat berbagai jenis mesin dengan bahan bakar berbeda-beda.

Sebelum diproduksi massal, rancangan tank XM-1 buatan Chrysler itu diberikan sejumlah modifikasi terakhir. Hasilnya, tank itu punya bobot 54 ton tapi mampu melaju sampai kecepatan maksimal 45 km/jam. Dengan diawaki empat kru, tank itu mampu menggempur musuh dengan senjata utamanya berupa meriam Royal Ordnance L7 kaliber 105 mm yang didukung dua pucuk senapan mesin M240 kaliber 7,62 mm.

Searah jarum jam: XM-1 buatan Chrysler, XM-1 buatan GM, purwarupa final XM-1 Abrams & ujicoba pertama M1 Abrams (NARA/US Army Tank Automotive Command)

Tank itu mulai diproduksi massal pada 1979 di Lima Army Tank Plant. Nama jago tank legendaris Abrams disematkan pada tank-tank buatan Chrysler itu. Saat tank-tank pesanan pertama AD rampung pada Februari 1980, keluarga mendiang Jenderal Creighton pun dihadirkan dalam upacara peluncurannya.

“Kecepatan, power, mobilitas, dan daya tembak tank M1 Abrams adalah personifikasi yang paling sempurna dari seorang jenderal yang namanya takkan bisa dipisahkan dari salah satu alutsista tempur yang ditakuti dunia. Dengan mengabadikan nama Creighton W. Abrams yang memimpin pasukan tank dalam sejumlah pertempuran di Perang Dunia II, tank M1 memberi komandannya sejumlah opsi bervariatif yang tentu diketahui mendiang Abrams sebagai hal yang vital dalam pertempuran. Dan tank Abrams menjadi bentuk penghormatan yang tepat untuk mengenangnya,” sambung Green.

Baca juga: AMX-13 Tank Prancis Rasa Amerika

Usai Perang Teluk (1990-1991), M1 Abrams standar di-upgrade, melahirkan varian M1A2. Pada 1992, varian M1A2 dibuat GDLS, yang membeli Chrysler Defense pada 1982.

Sejumlah pembaruan dilekatkan pada M1A2. Selain dilengkapi pusat digital data komandan tank, ada pendeteksi thermal dan penambahan digital maps pada System Enchancement Package-nya (SEP). M1A2 Abrams juga sudah dipersenjatai meriam utama smoothbore Rheinmetall M256 kaliber 120 mm.

Hingga kini, tank M1A2 Abrams sudah menjajal berbagai palagan. Sebab, selain digunakan AD Amerika, M1A2 Abrams juga jadi tulang punggung AD Australia, Mesir, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Maroko. Taiwan dan Polandia saat ini masih menanti pengiriman pesanan mereka. Ukraina tentu menanti kedatangan 31 unit yang dijanjikan Presiden Biden untuk menghalau potensi invasi Rusia.

Tank M1A1 Abrams (kiri) & M1A2 Abrams (US Army/defense.gov)

TAG

alutsista tank amerika-serikat amerika serikat

ARTIKEL TERKAIT

Tamatnya Armada Jepang di Filipina (Bagian II – Habis) Kisah Penemu Terkenal yang Menjadi Korban Rasisme Ketika Israel Menghantam Kapal Amerika Dari Pemberontakan ke Pemberontakan (Bagian II – Habis) Pukulan KO Berujung Kerusuhan di Hari Kemerdekaan Heroisme di Tengah Kehancuran dalam Godzilla Minus One Kisah Penghadang Tank di Tiananmen dari Balik Lensa Kemelut Bismarck di Atlantik Lobi Israel Menyandera Amerika? Problematika Hak Veto PBB dan Kritik Bung Karno