Masuk Daftar
My Getplus

Bung Hatta Sebagai Idola

Bung Hatta seorang pekerja, lebih banyak bertindak daripada bicara. Menjaga integritas dalam berpolitik.

Oleh: Aryono | 28 Jul 2022
Mohammad Hatta, proklamator dan wakil presiden pertama. (Geheugendelpher)

Pandji Pragiwaksono dikenal sebagai rapper, penyiar radio, pegiat stand up comedy, dan penulis buku. Tiga buku sudah lahir dari tangannya: Nasional Is Me, Merdeka dalam Bercanda, dan Berani Mengubah. Meski lebih dikenal sebagai komedian, dia justru mengidolakan Mohammad Hatta.

Mohammad Hatta lahir dari keluarga terpandang di Bukittinggi, Sumatra Barat, pada 12 Agustus 1902. Mengenyam pendidikan tinggi di Belanda, Bung Hatta kemudian jadi aktivis pergerakan, politisi, ekonom, dan negarawan. Bung Hatta dikenal sebagai proklamator dan wakil presiden pertama.

Ditemui di bilangan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Pandji meluangkan waktu untuk bicara tentang idolanya.

Advertising
Advertising

Kenapa Bung Hatta?

Kebanyakan orang mengidolakan Bung Karno. Namun, dari sudut pandang saya, makin mengenal Bung Karno makin tahu kekurangannya. Sementara Bung Hatta, makin mengenalnya makin menarik.

Dari mana Anda mengenal sosok Bung Hatta?

Dari buku. Salah satunya biografi tiga jilid itu (Untuk Negeriku: Sebuah Otobiografi). Di buku itu ada hal-hal tentang dirinya yang menarik, seperti nempelin sepatu bally di tembok, waktu sidang di Belanda, kemudian pidato pembelaan Indonesia Vrij (Indonesia Merdeka).

Selain ahli dalam bidang ekonomi, dia memperdalam ilmu tata negara juga kan. Nah, atas bekal pengetahuan itulah, dia membentuk jeroannya pemerintahan Indonesia. Di mata saya, dia selalu menarik.

Baca juga: Bung Hatta dan Refleksi Sebelas Bulan Usia Indonesia

Upaya mengenal lebih dalam sosok Bung Hatta?

Sebenarnya sejak sudah mengenal sosoknya. Namun bener-bener kena banget saat saya ke Bukittinggi pada 2009 dalam satu rangkaian syuting acara travelling dan berkunjung ke Museum Bung Hatta.

Di sana saya lihat rumahnya, tempat lahirnya, ruang kerja, tempat baca buku tiap sore, lemari dan jendela di kamarnya. Di sana saya juga dapat cerita bahwa ayahnya dekat dengan Belanda, misalnya suka ngasih ikan, dan atas sikap baik ini pula Bung Hatta dapat sekolah lebih tinggi. Nah, dari situ saya ngebayangin dan dia semakin menarik di mata saya.

Baca juga: Bung Hatta: Pejabat Pemarah ke Ahli Jiwa Saja

Adakah ucapan Bung Hatta yang menarik buat Anda?

Ada satu kutipan menarik dalam salah satu pidatonya. Saat sidang di Belanda, dia membikin pledoi berjudul Indonesia Vrij. Dia mengutip ucapan Rene de Clerq (aktivis-cum penulis Belanda). Keren banget kutipannya.

Dia mengatakan, “Hanya satu tanah yang menjadi tanah airku, ia tumbuh dengan perbuatan, dan perbuatan itu adalah perbuatanku.” Ini kan menarik. Dalam bahasa saat ini, kurang lebih berarti tanah air gue yang ngebangun ya gue. Jadi jangan ngaku orang Indonesia dulu kalo belum ngelakuin apa-apa buat Indonesia. Kata-kata ini nempel banget buat saya.

Baca juga: Bung Hatta Membayar Beasiswa di Belanda

Apa kelebihan dan kekurangan Bung Hatta?

Plusnya, dia seorang pekerja. Bung Hatta lebih banyak bertindak daripada bicara. Dalam hal politik, dia menjaga integritasnya. Misalnya, waktu beliau mundur dari wakil presiden, karena capek dengan Bung Karno, sudah tidak sejalan. Demokrasi Terpimpin, bagi saya, kan agak aneh, keliatannya demokrasi namun agak otoriter.

Sementara kekurangannya, ya saya pikir, beliau gak sekharismatik Bung Karno saat berpidato. Tapi bakat orang kan beda-beda. Kemudian di masa tuanya, dia juga agak menurun, tak segarang masa mudanya.

Baca juga: Repotnya Membawa Buku Bung Hatta

Sejauh mana sosok Bung Hatta menginspirasi karya Anda?

Kalo dalam buku Nasional Is Me, saya baru nulis kekaguman tentang Bung Hatta, karena saya menulis pengalaman saya ke rumah beliau. Di buku Berani Mengubah banyak pemikiran Bung Hatta masuk.

Nah, soal kecintaan pada buku, Bung Hatta dan saya sama. Bung Hatta sebel kalo meminjamkan buku, lalu buku itu kelipet atau lecek saat kembali. Saya pun demikian. Saya sebel kalo ada orang punya buku saya, kemudian orang itu menyodorkan buku kepada saya untuk ditandatangani, sementara buku itu sudah lecek. Kemudian, Bung Hatta pernah bilang, jika saya dipenjara bersama buku-buku, saya merasa bebas.

TAG

mohammad hatta tokoh idola

ARTIKEL TERKAIT

Serangkaian Harapan dari Mahkamah Rakyat Mahkamah Rakyat sebagai Gerakan Moral Mencari Keadilan Permina di Tangan Ibnu Sutowo Selintas Hubungan Iran dan Israel Eks Pemilih PKI Pilih Golkar Rencana Menghabisi Sukarno di Berastagi Kematian-kematian Sekitar Pemilu 1971 Melawan Sumber Bermasalah Pangeran Bernhard, dari Partai Nazi hingga Panglima Belanda Kibuli Raden Paku