Masuk Daftar
My Getplus

Masa Kecil Si Lebah Kecil

Cristiano Ronaldo memilih putus sekolah untuk bermain sepakbola. Dijuluki Si Lebah Kecil.

Oleh: Randy Wirayudha | 14 Agt 2022
Cristiano Ronaldo saat Manchester United dikalahkan Brentford 0-4 pada pekan kedua Premier League 2022/2023, Sabtu 13 Agustus 2022. (Twitter @TrollFootball).

Semua bermula dari kepindahan Maria Dolores dos Santos Viveiros dan José Dinis Aveiro dari daratan Portugal ke Funchal di Pulau Madeiro pasca Revolusi Anyelir, kup militer untuk menjatuhkan rezim totalitarian Estado Novo pada 1974. Di Funchal, mereka menempati sebuah rumah kecil di Jalan Quinta do Falcão No. 27A, Desa Santo António.

Ekonomi keluarga hanya ditopang Dinis. Dari berdagang ikan, Dinis kemudian menjadi pemecah batu, tukang kebun, lalu staf peralatan di sebuah klub CF Andorinha de Santo António.

Pada pertengahan 1984, Dolores mengandung anak keempatnya. Dengan ekonomi pas-pasan, kehamilan itu menjadi masalah buatnya sehingga dia memutuskan mengambil tindakan nekat.

Advertising
Advertising

“Usia Dolores saat itu 30 tahun dan kehamilannya sama sekali tak direncanakan. Tidak ada cukup makanan untuk semua orang di rumah itu. Faktanya dia pernah mencoba untuk aborsi. Seorang tetangga menyarankan dia minum bir hitam yang direbus dan berlari sampai dia pingsan,” tulis Guillem Balague, jurnalis sepakbola, dalam Cristiano Ronaldo: The Biography.

Upaya tersebut gagal. Dolores pun mendatangi dokter. Namun, tidak satu pun dokter yang mau membantunya aborsi. Akhirnya, dia menyadari tidak ada alasan untuk menggugurkan kandungannya. “Kehamilan ini akan jadi kebahagiaan di rumah kami,” kenang Dolores, dikutip Balague.

Baca juga: Lima Pesepakbola Tersubur di Pentas Internasional

DNA Afrika

Dolores melahirkan bayi bungsunya pada 5 Februari 1985. Dolores menamainya Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro. Nama “Ronaldo” diambil dari Ronald Reagan. Presiden ke-40 Amerika Serikat ini merupakan figur pujaan Dolores dan Dinis sejak Reagan masih seorang aktor.

Menurut Balague, di dalam tubuh Ronaldo mengalir DNA nenek moyang asal Afrika. Darah itu mengalir dari garis ayahnya.

“Nenek buyut Cristiano dari garis ayah adalah Isabel Rosa Piedade yang lahir di Praia, ibu kota Cape Verde (negara kepulauan di barat Afrika) tahun 1864. Saat 16 tahun dia bermigrasi ke Funchal, di mana dia menikahi José Aveiro. Isabel dan Jose punya putra bernama Humberto (Cirílo Aveiro) yang tak lain ayah dari José Dinis dan kakek Cristiano,” sebut Balague.

Balague menambahkan, silsilah Afrika itu yang mungkin jadi penjelasan tentang bawaan lahir kemampuannya sebagai pesepakbola. Singkatnya, serat-serat otot yang lazim dimiliki para sprinter kulit hitam (serat putih, tipe II, untuk kontraksi cepat yang memproduksi ledakan energi tanpa memerlukan oksigen) juga dimiliki Ronaldo sejak lahir.

Baca juga: Para Bintang yang Disanjung Standing Ovation

Kehadiran Ronaldo menghadirkan kebahagiaan bagi keluarga Dinis-Dolores. Dua kakak Ronaldo yang masih sekolah bekerja sebagai pelayan restoran. Dolores sendiri bekerja di sebuah hotel di kota Funchal.

Ronaldo menggemari sepakbola, terutama setelah usia lima tahun dia bisa menonton tayangan sepakbola di televisi. Ayah dan ibunya masing-masing punya tim idola sama-sama dari Pulau Madeira.

“Tim favorit Dinis adalah Maritimo. Tim Primiera Liga lain di Madeira adalah (CD) Nacional yang jadi favorit ibunya. Sang ibu juga fan Sporting Lisbon, salah satu klub terbaik Portugal. Suasana di rumah jadi penuh tensi setiap kali terjadi Derby Madeira,” tulis Michael Part dalam Cristiano Ronaldo: The Rise of a Winner.

Karena masih terlalu muda dibanding beberapa anak di lingkungannya, Ronaldo jarang diajak main bola bareng. Dia hanya menendang-nendang bola dari kaus kaki yang ia bentuk seperti bola kecil. Melihat itu, sang ayah membawakan bola bekas dari CF Andorinha.

Baca juga: Dulu Menjegal Portugal, Kini Maroko Gagal

Sejak saat itu, Ronaldo diajak main bareng oleh anak-anak di lingkungannya. “Saya biasa bermain di jalanan karena saat saya kecil tidak ada lapangan bola dekat rumah. Ketika saya berusia lima atau enam tahun dengan teman-teman biasa bermain di tengah jalan menggunakan dua pasang batu sebagai gawangnya. Kami pun harus berhati-hati dengan lalulintas jalannya. Kami juga harus mengambil batunya jika ada bus yang mau lewat dan meletakkannya lagi setelah itu. Begitu seterusnya,” kenang Ronaldo dalam Cristiano Ronaldo karya Gail B. Stewart.

Di sekolah, Ronaldo termasuk anak yang mudah menyerap pelajaran. Mata pelajaran kesukaannya kala duduk di bangku kelas lima sekolah dasar adalah Ilmu Alam.

“Pulau saya, Madeira, adalah pulau volkanik yang punya banyak varietas tumbuhan yang bisa berubah menjadi taman mempesona. Kelas-kelas Ilmu Alam begitu membuat saya tertarik dan semua perhatian saya terfokus pada pelajaran-pelajaran itu,” kata Ronaldo dikutip Stewart.

Memilih Sepakbola

Namun, kecintaan Ronaldo pada sepakbola lebih besar. Dia pun sering bolos sekolah. “Saya menyesal tak belajar lebih rajin, namun saya harus membuat pilihan dalam hidup saya,” kata Ronaldo yang memilih putus sekolah.

Ibunya memaklumi. Melihat bakat putra bungsunya, Dolores tak ambil pusing dengan protes guru-gurunya soal seringnya Ronaldo bolos sekolah. Dolores paham bahwa sepakbola yang akan jadi jalan hidup putranya di masa depan.

Di usia tujuh tahun, Ronaldo mulai diasah di CF Andorinha, klub amatir tempat ayahnya bekerja. Di sini, Ronaldo mulai punya julukan: Abelhinha alias Si Lebah Kecil.

“Julukannya karena dia bisa men-dribble bola secara cepat dengan langkah-langkah zig-zag dan karena dia punya tubuh yang kurus dan kecil. Hal ini yang membuatnya sempat gusar karena rekan-rekan setimnya mulai tumbuh besar, sementara badannya tetap kurus dan kecil. Hal ini juga yang menurut para pelatihnya jadi kelemahannya saat menghadapi pemain lawan yang lebih besar dan kuat,” tulis Stewart.

Baca juga: Kontroversi Ballon d’Or

Selain mampu membawa bola dengan cepat, kelebihan lain Ronaldo adalah intuisi dan refleksnya. Kelebihan ini sudah dia latih secara mandiri sejak sering bolos sekolah.

“Ketika teman-temannya menolak bolos sekolah untuk main bola, dia selalu menemukan cara melatih skill-nya sendiri. Dekat rumahnya ada sebuah sumur dengan tembok besar, sekitar 20 meter persegi. Itu sempurna untuk berlatih menendang bola ke tembok. Karena bola dengan cepat kembali mengarah padanya, dengan sendirinya refleksnya terlatih untuk mengontrol bola, seperti yang kemudian dia praktikkan terhadap lawan dalam pertandingan,” tulis Stewart.

Soal fisik, Ronaldo mengakalinya dengan meminta porsi makanan dua kali lipat dari sang ibu. Tapi bukannya tambah besar, tubuhnya malah meninggi.

Buah dari semua kedisiplinan itu membuat karier Ronaldo terus menanjak.  Pada 1995, dia pindah ke CD Nacional, klub profesional idola ibunya, untuk lebih mengembangkan sayapnya. Tiga tahun dia berkostum CD Nacional. Dari sinilah titik balik karier sepakbolanya terjadi. Tiga hari trial yang dilakoni Ronaldo membuat dua pelatih akademinya, Paulo Cardoso dan Osvaldo Silva, terkesan.

“Saya menoleh ke Osvaldo dan bilang, ‘Yang ini berbeda. Dia punya sesuatu yang istimewa’. Dan kami bukan satu-satunya yang berpikiran sama. Di akhir sesi, semua peserta trial mengerubunginya. Mereka sudah tahu dia yang terbaik,” kata Cardoso, dikutip Luca Caioli dalam Ronaldo: The Obsession for Perfection.

Baca juga: Pahit-Manis Kisah Martunis

Direktur Akademi Sporting Clube de Portugal Aurélio Pereira juga menilai Ronaldo bisa bermain dengan kedua kakinya, luar biasa sangat cepat dan saat di lapangan, bola ibarat menyatu dengan tubuhnya.

“Tapi yang membuat saya sangat terkesan adalah determinasinya. Kekuatan karakternya sangat kentara. Dia berani, tak kenal takut oleh pemain yang lebih tua. Bahkan dia sudah punya kualitas kepemimpinan dan hanya para pemain hebat yang memilikinya,” kata Pereira.

Pada usia 12 tahun, Ronaldo direkrut Sporting Clube de Portugal (Sporting Lisbon). Mulai 17 April 1997, dia memulai petualangan sepakbola profesionalnya. Dia terpaksa meninggalkan keluarganya.

Tekad kuat plus kerja keras membuat Ronaldo akhirnya menjadi megabintang. Selain dipinang berbagai klub besar dan jadi andalan timnas Portugal, berbagai gelar individu juga telah diraihnya.

TAG

sepakbola portugal liga inggris

ARTIKEL TERKAIT

Rossoblù Jawara dari Masa Lalu Lima Jersey Sepakbola Kontroversial Philippe Troussier si Dukun Putih Momentum Bayer Leverkusen Dua Kaki Andreas Brehme Petualangan Tim Kanguru Piala Asia Tanpa Israel Sisi Lain Der Kaiser Franz Beckenbauer Ingar-Bingar Boxing Day Sinterklas Terjun hingga Tumbang di Stadion