Masuk Daftar
My Getplus

Kala Menteri Merangkap Ketua Umum PSSI

Azwar Anas menjabat Ketua Umum PSSI kala menjabat menteri. Ia mundur pada periode kedua karena kasus sepakbola gajah.

Oleh: Amanda Rachmadita | 17 Jan 2023
Azwar Anas, menteri yang merangkap menjadi ketua umum PSSI. (Repro Teladan dari Ranah Minang).

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Ia tak asing dalam dunia olahraga. Di dalam negeri, Erick pernah menjabat Ketua Umum PP Perbasi (2006–2010) dan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (2015–2019).

Dalam dunia olahraga internasional, Erick sempat mencuri perhatian publik saat membeli saham klub sepakbola papan atas Italia, Inter Milan pada 2013. Selain itu, bersama pengusaha Anindya Bakrie, Erick juga memiliki sebagian besar saham klub divisi tiga Liga Inggris, Oxford United.

Erick bukan menteri pertama yang menjadi Ketua Umum PSSI. Sebelumnya, pada 1991 Menteri Perhubungan Azwar Anas terpilih menjadi orang nomor satu federasi sepakbola tanah air itu.

Advertising
Advertising

Abrar Yusra dalam biografi Azwar Anas, Teladan dari Ranah Minang, menyebutkan, karena Kardono sudah menjalani dua kali masa jabatan sebagai Ketua Umum PSSI (1983–1991), dilangsungkanlah Kongres PSSI dengan agenda pokok pemilihan Ketua Umum PSSI untuk periode 1991–1995. Azwar Anas dicalonkan untuk menggantikan Kardono.

Baca juga: Gusti Randa, dari Aktor menjadi Plt Ketua Umum PSSI

Ismet D. Tahir, tokoh olahraga, mengaku yang mengusulkan Azwar Anas menjadi Ketua Umum PSSI. “Saya sudah kenal Pak Azwar ketika masih memimpin Komda PSSI Sumatra Barat. Beliau sukses membina PSP sehingga menjadi 10 besar kesebelasan Perserikatan. Beberapa pemain PSP bahkan menjadi pemain dan pelatih nasional. Misalnya Suhatman, Codot, dan Irawadi Uska. Beliau mulai dikenal ketika membina kesebelasan Porsep (Semen Padang) sebelum masuk Galatama,” ungkap Ismet.

Setelah Azwar Anas menduduki posisi Ketua Umum PSSI, Ismet diangkat sebagai Ketua Bidang Profesional merangkap Administrator Kesebelasan Galatama. Azwar Anas pun menjabat Ketua Umum PSSI dengan merangkap jabatan Menteri Perhubungan (1988–1993) kemudian Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (1993–1998).

Mengutip Profil 200 Tokoh Aktivis & Pemuka Masyarakat Minang terbitan Permo Promotion, Azwar Anas diangkat sebagai Menteri Perhubungan dalam Kabinet Pembangunan V. Pengangkatannya hanya berselang enam bulan setelah ia melepas jabatan Gubernur Sumatra Barat. Ada sejumlah hal yang dilakukan Azwar Anas saat menjabat Menteri Perhubungan periode 1988–1993, seperti menghapus sistem regionalisme Ditjen, memprakarsai berbagai penyusunan UU Perhubungan, hingga membangun jaringan angkutan KA Jabotabek, salah satunya pembangunan jalan rel kereta api layang dari Manggarai ke Jakarta Kota.

Selain mengurus masalah perhubungan, Azwar Anas juga meningkatkan kegiatan olahraga, baik di lingkungan ditjen maupun BUMN. Kegiatan olahraga yang paling menonjol adalah voli dan sepakbola. “Malahan di lingkungan Departemen Perhubungan diselenggarakan kompetisi sepak bola antarklub,” tulis Abrar Yusra.

Baca juga: Ketua Umum PSSI Mundur Setelah Timnas Gagal

Pada masa kepemimpinannya sebagai Ketua Umum PSSI, Azwar Anas pernah mengundang legenda sepakbola Jerman, Frans Beckenbauer. Setelah mengamati kondisi sepakbola di Indonesia, Beckenbauer menyebut bahwa penyebab sepakbola tanah air sulit maju adalah kualitas pelatih yang tidak beres, wasit-wasit perlu ditingkatkan kualitasnya, sistem pelatihan kelompok umur secara bertingkat tidak berkesinambungan, serta sistem kompetisi bermasalah.

Azwar Anas sendiri memang menyadari bahwa kelemahan sepakbola Indonesia ada di segala lini mulai dari pemain, pelatih, hingga sistem pembinaan. “Maka, ia pun memasang ancang-ancang, misalnya dengan mengirimkan sejumlah pelatih ke pelbagai negeri biang bola, mengirim pemain nasional di bawah usia 19 tahun seperti dilakukan ke Italia,” tulis majalah Tempo, 14 Mei 1994.

Guna meningkatkan kualitas pemain, PSSI menghidupkan tujuh pusat latihan sepakbola di Jakarta, Surabaya, Medan, hingga Jayapura. Para murid di pusat latihan tersebut akan diadu di turnamen terbatas, yang tak hanya bertujuan untuk mengasah kemampuan para pemain, tetapi juga sebagai ajang untuk melihat kemampuan para pemain dalam mengolah bola di lapangan.

PSSI juga menyelenggarakan pelatihan untuk wasit-wasit di Indonesia. Selain itu, penyelenggaraan kompetisi Perserikatan juga dibagi atas kompetisi wilayah barat dan wilayah timur. “Sedangkan kompetisi kesebelasan profesional disebut Kompetisi Liga Sepak Bola,” tulis Abrar Yusra.

Baca juga: Ketua Umum PSSI Mundur karena Malu

Azwar Anas menjabat Ketua Umum PSSI dua periode (1991–1995 dan 1995–1999). Namun, pada periode kedua, ia tidak menuntaskan masa jabatannya karena terjadi sepakbola gajah antara timnas Indonesia dan timnas Thailand dalam pertandingan memperebutkan Piala Tiger di Stadion Thong Nhat, Vietnam, pada 31 Agustus 1998.

Mursyid Effendi, bek timnas Indonesia, menendang bola ke gawang sendiri. Gol bunuh diri itu membuat Thailand memenangkan pertandingan dengan skor akhir 3-2. Pertandingan ini kemudian ramai menjadi perbincangan publik karena terindikasi pengaturan skor.

Azwar Anas terpukul oleh sepakbola gajah itu. Sebagai bentuk pertanggungjawabannya, ia memutuskan mundur sebagai Ketua Umum PSSI. Posisinya digantikan oleh Agum Gumelar.*

TAG

sepakbola pssi azwar anas

ARTIKEL TERKAIT

Philippe Troussier si Dukun Putih Momentum Bayer Leverkusen Dua Kaki Andreas Brehme Petualangan Tim Kanguru Piala Asia Tanpa Israel Sisi Lain Der Kaiser Franz Beckenbauer Ingar-Bingar Boxing Day Sinterklas Terjun hingga Tumbang di Stadion Garrincha dari Pabrik Tekstil ke Pentas Dunia Getirnya Tragedi di Stadion Luzhniki