Masuk Daftar
My Getplus

Swastika, Lambang Mulia yang Dicemari Nazi

Setelah AU Finlandia menanggalkannya, tak ada lagi yang menggunakan logo swastika. Simbol nilai-nilai mulia itu berganti makna jadi simbol terkutuk gara-gara Nazi.

Oleh: Randy Wirayudha | 08 Jul 2020
Lambang Swastika di panji unit Komando Angkatan Udara Finladia (Foto: ilmavoimat.fi)

SWASTIKA. Simbol yang sejatinya eksis sejak ribuan tahun lampau itu tak dimungkiri sudah ternoda maknanya gegara Adolf Hitler cs. menggunakannya ketika menguasai Jerman lewat Partai Nazi. Pasca-Perang Dunia II, simbol itupun jadi hal yang haram dipergunakan lagi, kecuali oleh Ilmavoimat alias Angkatan Udara Finlandia.

Unit Komando AU Finlandia menggunakan logo swastika sejak 1918 walau akhirnya ditanggalkan. Logonya berupa simbol swastika dihiasi sayap keemasan diganti menjadi elang berwarna emas di dalam perisai bulat berwarna biru yang dikelilingi enam sayap putih.

Perubahan itu tak menimbulkan kegaduhan apapun lantaran Ilmavoimat mengubahnya tanpa pengumuman publik pada 2017. Publik baru aware ketika sejarawan dan pengamat politik internasional Universitas Helsinki Profesor Teivo Teivainen mengunggah sebuah utas di akun Twitter-nya, @TeivoTeivainen, 30 Juni 2020.

Advertising
Advertising

“RIP ID (logo) Staf Komando Angkatan Udara. Saya kira simbol itu takkan pernah diganti? Jadi biar saya ungkapkan sebuah kabar: logonya sudah diubah diam-diam,” tulisnya.

Baca juga: Riwayat Presidentinlinna, Istana Megah di Finlandia

Kabar itu lantas dikonfirmasi Kepala Staf Komando AU Finlandia Brigjen Jari Mikkonen. “Tak dimungkiri, kami harus selalu menjelaskan dari waktu ke waktu tentang sejarah swastika di AU Finlandia sejak 1918. Logo ini memicu kesalahpahaman dengan para mitra luar negeri kami, jadi untuk terus menggunakannya adalah hal yang tidak perlu dan tidak pantas,” jelasnya, dikutip USA Today, 2 Juli 2020.

Simbol Populer di Militer

Simbol swastika sudah jadi tanda pengenal di pesawat-pesawat Finlandia bersama roundel lingkaran triwarna putih-biru-putih sejak 102 silam. Simbol tersebut jadi bagian sejarah terkait AU Finlandia yang berdiri sejak awal abad ke-20 seiring gejolak Perang Saudara antara kaum merah yang disokong Partai Komunis Rusia dan golongan putih (White Guard) yang didukung Kekaisaran Jerman.

Mengutip Christopher Shores dalam Finnish Air Force, 1918-1968, adalah pesawat intai dua kokpit hibah dari bangsawan Swedia Count Eric von Rosen yang pertamakali menggunakan simbol swastika. Pesawat itu merupakan alutsista udara kedua White Guard. Pesawat pertamanya adalah NAB Albatros, yang juga hibah dari Swedia melalui seorang pengusaha media Waldemar Langlet pada 25 Februari 1918.

“Pada 6 Maret (1918) pesawat itu dipersembahkan Count Eric von Rosen, di mana pesawatnya sudah tertera simbol personal untuk keberuntungan, sebuah swastika biru dan itu diadopsi untuk semua pesawat baru dan tanggal 6 Maret 1918 diresmikan menjadi hari jadi AU Finlandia,” tulis Shores.

Pesawat Thulin Typ D hibah dari Count Carl Gustaf Bloomfield Eric von Rosen. (ilmavoimat.fi).

Kegemaran Von Rosen menggunakan swastika sebagai simbol keberuntungan bangsa Viking berawal dari ketika melihat simbol itu di situs reruntuhan batu kuno di Gotland pada masa sekolah. Mengingat titimangsanya, Von Rosen tak punya afiliasi apapun dengan Partai Nazi yang baru mengadopsi logo swastika pada 1920, kendati dia memiliki hubungan ipar dengan Hermann Goering, veteran pilot Perang Dunia I yang jadi gembong Nazi. Goering menikahi Carin Axelina Hulda Fock, adik dari istri Von Rosen, pada 1923.

Finlandia bukan satu-satunya yang mengagungkan swastika sebagai simbol. Swastika punya sejarah panjang sebagai ikon spiritual Hinduisme, Buddhisme, dan Jainisme di India, bahkan hingga peradaban bangsa Viking di Eropa Utara dan Yunani, dan Jermanik di daratan Eropa.

Baca juga: Hermann Goering, Sang Tiran Angkasa Nazi Jerman

Khusus di Eropa, swastika dianggap sebagai simbol keberuntungan tanpa keterkaitan politis. Maka ia digunakan sejumlah pihak untuk urusan komersil. Kantor pusat perusahaan bir Carlsberg di København, Denmark, misalnya, menggunakannya dengan menaruh swastika di tubuh seekor gajah di gapuranya sejak 1901.

Novelis Inggris Rudyard Kipling acap menjadikan swastika sebagai cap khasnya di setiap sampul buku-buku hasil karyanya sebelum era Nazi. Di Dublin, Irlandia sejak 1912, ada perusahaan binatu bernama Swastika Laundry. Di Miami, Florida, Amerika Serikat (AS) bahkan ada taman Swastika Park sejak 1917, dan merk tongkat golf buatan Morehead.

Salah satu pesawat dari unit La Fayette Escadrille dengan simbol swastika. (Repro The La Fayette Escadrille).

Militer di berbagai negara pun “tergoda” memakai swastika demi keberuntungan di medan perang. Jauh sebelum AU Finlandia menggunakannya, simbol swastika sudah dipakai Resimen Infantri ke-12 AS di yang dibentuk 20 Oktober 1861. Unit yang 12 kali diterjunkan pihak Union di Perang Saudara Amerika itu menyematkan swastika menghadap ke kiri di antara simbol-simbol kuno di panjinya. Unit intai-tempur udara Prancis di Perang Dunia I La Fayette Escadrille yang –berisi para relawan pilot dari Amerika– dibentuk pada 1916 juga menggunakan swastika.

“Dalam berperang di udara, para pilot Amerika menerbangkan pesawat-pesawat yang terdapat gambar swastika besar di kedua sisi badan pesawat. Simbol swastikanya juga terdapat di logo unit bergambar kepala suku Indian, di mana hiasan kepalanya juga terselip simbol swastika kecil. Simbol itu tak lebih untuk keberuntungan semata,” tulis Rex Curry dalam Pledge of Allegiance and Swastika Secrets.

Tentara Merah pun tak mau kalah. Unit Kalmyk dalam Revolusi Bolshevik 1917 mengenakan seragam dengan patch di kerah berbentuk berlian merah dan terselip swastika kuning di tengahnya. Di antara sudut swastikanya disematkan singkatan RSFSR yang terjemahannya: Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia.

Baca juga: Pesawat Berlambang Nazi di Bali

Hampir bersamaan dengan AU Finlandia, unit intai Skadron 273 RAF (AU Inggris) yang berdiri 30 Juli 1918 dan berlaga di Perang Dunia I juga menggunakannya. Skadron yang dibubarkan setahun kemudian itu menggunakan swastika di emblem bergambar laba-laba Black Widow-nya.

Sementara, AU Latvia, disebutkan Dov Gutterman dalam Latvia: Aircraft Marking, sejak 1919 memakai insignia berwarna merah marun di dalam perisai bundar putih yang menyertai roundel pesawat kombinasi merah marun dan putih. Tak jauh dari Latvia, pasukan infantri gunung Polandia di wilayah Podhale menggunakan swastika pada 1920. Divisi Infantri Gunung ke-21, ke-22, dan Brigade Gunung ke-2 Polandia pun ikut menggunakan swastika dengan beragam varian.

Sejak berdiri pada 1923, Divisi Infantri ke-45 AS juga mengagungkan insignia berlian segi empat berwarna merah darah dengan swastika kuning di tengahnya. Lantaran kemudian digunakan Nazi, divisi itu mengganti swastikanya dengan gambar burung mistis “Thunderbird” kuning pada 1939.

Pasukan sukarela Marinebrigade Ehrhardt dengan helm dan truknya menyematkan logo swastika. (Bundesarchiv).

Sebelum digunakan Nazi, di Jerman swastika sudah dipakai oleh Marinebrigade Ehrhardt, pasukan sukarela pimpinan Korvettenkapitän Hermann Ehrhardt, sejak 1918. Marinebrigade Ehrhardt terlibat dalam Revolusi Jerman (29 Oktober 1918-11 Agustus 1919), Pemberontakan Silesia I (Agustus 1919-Juli 1921), hingga Kudeta Kapp-Lüttwitz (13 Maret 1920). Rangkaian konflik di Jerman pasca-Perang Dunia I itu lantas melengserkan Kaisar Wilhelm II dan melahirkan Republik Weimar.

Walau tak diletakkan di patch seragam mereka, swastika atau hakenkreuz (salib berkait) dalam bahasa Jerman senantiasa diterakan di semua helm pasukan dan truk-truk pengangkut pasukan. Meski tiada afiliasi antara korps sukarela itu dengan Hitler, swastika atau hakenkreuz-lah yang diajukan sebagai simbol partai dan disetujui partai ketika Hitler mengambil swastika dengan pemaknaan berbeda.

Baca juga: Hitler Seniman Medioker

Seiring masuknya Hitler menjadi kader partai yang semula bernama Deutsche Arbeitpartei (DAP) atau Partai Buruh Jerman itu, pada Maret 1920 partai mengganti namanya menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeitpartei (NSDAP) atau Partai Buruh Nasionalis-Sosialis Jerman. Pergantian nama itu diikuti pula dengan penggantian lambang partai: dari berupa perisai bundar hitam-putih bertuliskan DAP menjadi lingkaran perisai berwarna hitam-putih-merah dengan hakenkreuz hitam di tengahnya serta tulisan National-Sozialistische D.A.P.

Pasca-Hitler naik jadi kanselir, emblem dan bendera Partai Nazi dijadikan bendera nasional Jerman. (Randy Wirayudha/Historia).

Hitler juga menyederhanakan desain panji partai berupa bendera merah darah dengan lingkaran putih di tengahnya. Di dalam lingkaran putih itu ia sematkan swastika hitam menghadap ke kanan dan miring 45 derajat.

“Dari percobaan (sketsa) yang tak terhitung, saya sampai pada desain final: sebuah bendera dengan latarbelakang merah, lingkaran putih, dan swastika hitam di tengahnya. Warna-warna itu mengekspresikan penghormatan kami akan kejayaan masa lalu yang membanggakan bangsa Jerman. Merah sebagai gagasan sosial dalam pergerakan kami. Putih sebagai gagasan yang nasionalistik. Swastika menggambarkan perjuangan mencapai kemenangan bangsa Arya,” ungkap Hitler dalam Mein Kampf.

Baca juga: Marsekal Blomberg dan Selusin Jenderal yang Disingkirkan Hitler

Seragam kader dan pasukan paramiliter Sturmabteilung (SA) dan Schutzstaffel (SS) yang trendy buatan Hugo Boss juga disempurnakan dengan disematkan swastika mulai dari topi, pita tangan, hingga patch lengan.

Setelah Hitler menjadi kanselir pada 1933 dan utamanya setelah Presiden Paul von Hindenburg wafat pada 1934, Hitler punya kewenangan tanpa batas. Bendera nasional digantinya dengan bendera Partai Nazi. Seragam tiga matra dalam Reichswehr (angkatan bersenjata Jerman) disematkan logo Parteiadler (elang Partai Nazi) yang mencengkeram swastika lewat titah Menteri Pertahanan Generalfeldmarschall Werner von Blomberg. Sejak saat itu, makna swastika yang bertabur nilai-nilai mulia berubah menjadi simbol terkutuk untuk memuja-memuja bangsa Arya.

TAG

hitler nazi nazi jerman jerman finlandia

ARTIKEL TERKAIT

Pangeran Bernhard, dari Partai Nazi hingga Panglima Belanda Kisah Putri Bangsawan India Jadi Mata-mata Inggris (Bagian II) Kisah Putri Bangsawan India Jadi Mata-mata Inggris (Bagian I) Momentum Bayer Leverkusen Akhir Pelarian Teroris Kiri Cerita Tak Biasa Mata-mata Nazi Dua Kaki Andreas Brehme Nasib Tragis Sophie Scholl di Bawah Pisau Guillotine JJ Nortier Kabur dari Nazi ke Front Pasifik Sisi Lain Der Kaiser Franz Beckenbauer