GREAT BATH, bekas kolam mandi di Kota Mahenjo-daro yang kini berada di Sindh, Pakistan, diyakini merupakan yang tertua. Kolam berukuran 12 x 7 x 2,5 meter itu berasal dari tahun 5000 SM.
“Para sarjana setuju bahwa kolam ini digunakan untuk fungsi keagamaan khusus di mana air digunakan untuk memurnikan dan memperbarui kesejahteraan penggunanya,” tulis laman swimmingpool.com.
Konsep ritual pemurnian itu terus bertahan dan menyebar. Bangsa-bangsa Asia lain, termasuk kerajaan-kerajaan di Nusantara, mulai membangun kolam-kolam mandi dengan tujuan untuk kesucian hingga kesehatan.
Baca juga: Sejarah Kolam Renang Pertama di Indonesia
Terinspirasi tradisi mandi bangsa-bangsa Timur, Yunani membangun kolam mandi dan rumah mandi (bath house). Kolam bukan hanya jadi tempat ritual atau mandi, tetapi juga tempat bersosialisasi dan melatih kebugaran (olahraga). Fungsi ini kemudian melahirkan olahraga renang. Sampai-sampai filsuf Plato menganjurkan para orangtua mengajari anak-anak mereka berenang, salah satu kegiatan yang menurutnya sama bermanfaatnya dengan belajar matematika atau filsafat.
Apa yang dilakukan bangsa Yunani menginspirasi bangsa Romawi. Mereka membangun kolam renang pertama pada abad ke-1 SM. Mereka juga memperkenalkan pembuatan jacuzzi pada tahun 8 SM dengan desain apik yang dilengkapi taman, air terjun buatan, dan perpustakaan. Pada abad ke-4, Romawi membangun kolam renang luks seluas lebih dari delapan hektar yang dilengkapi air hangat.
Militer Romawi menjadi pengguna tetap kolam. Mereka menggunakannya untuk melatih kekuatan fisik. Olahraga renang berkembang pesat pada masa itu, yang melahirkan beberapa gaya dalam olahraga renang.
Baca juga: Berenang Hingga ke Cikini
Kejatuhan Romawi membawa kolam dan olahraga renang memasuki masa suram. Bangsa Eropa masih menganggap negatif kolam dan segala bentuk aktivitas air, terutama mandi. Pandangan gereja, yang menganggap mandi merupakan kesenangan duniawi yang harus dijauhi, melatarbelakangi anggapan itu.
“Sentimen anti-Islam memainkan peran penting,” tulis Kees van Dijk dalam “Soap is the onset of civilization”, dimuat Cleanliness and Culture: Indonesian Histories suntingan C. van Dijk dan J. Gelman Taylor.
Perlahan pandangan itu luntur. Catatan para penjelajah Eropa membuka cakrawala pemikiran orang-orang Barat. Lambat laun mereka mengadopsi tradisi mandi ala Timur.*