Masuk Daftar
My Getplus

Kolam dan Tradisi Mandi

Bentang sejarah kolam renang menghiasi berbagai peradaban kuno di Timur sejak berabad-abad silam.

Oleh: M.F. Mukthi | 12 Jun 2024
Great Bath, kolam renang tertua di kota Mahenjo-daro, Pakistan. (Saqib Qayyum/Wikimedia Commons).

GREAT BATH, bekas kolam mandi di Kota Mahenjo-daro yang kini berada di Sindh, Pakistan, diyakini merupakan yang tertua. Kolam berukuran 12 x 7 x 2,5 meter itu berasal dari tahun 5000 SM.  

“Para sarjana setuju bahwa kolam ini digunakan untuk fungsi keagamaan khusus di mana air digunakan untuk memurnikan dan memperbarui kesejahteraan penggunanya,” tulis laman swimmingpool.com

Konsep ritual pemurnian itu terus bertahan dan menyebar. Bangsa-bangsa Asia lain, termasuk kerajaan-kerajaan di Nusantara, mulai membangun kolam-kolam mandi dengan tujuan untuk kesucian hingga kesehatan. 

Advertising
Advertising

Baca juga: Sejarah Kolam Renang Pertama di Indonesia

Terinspirasi tradisi mandi bangsa-bangsa Timur, Yunani membangun kolam mandi dan rumah mandi (bath house). Kolam bukan hanya jadi tempat ritual atau mandi, tetapi juga tempat bersosialisasi dan melatih kebugaran (olahraga). Fungsi ini kemudian melahirkan olahraga renang. Sampai-sampai filsuf Plato menganjurkan para orangtua mengajari anak-anak mereka berenang, salah satu kegiatan yang menurutnya sama bermanfaatnya dengan belajar matematika atau filsafat. 

Apa yang dilakukan bangsa Yunani menginspirasi bangsa Romawi. Mereka membangun kolam renang pertama pada abad ke-1 SM. Mereka juga memperkenalkan pembuatan jacuzzi pada tahun 8 SM dengan desain apik yang dilengkapi taman, air terjun buatan, dan perpustakaan. Pada abad ke-4, Romawi membangun kolam renang luks seluas lebih dari delapan hektar yang dilengkapi air hangat. 

Militer Romawi menjadi pengguna tetap kolam. Mereka menggunakannya untuk melatih kekuatan fisik. Olahraga renang berkembang pesat pada masa itu, yang melahirkan beberapa gaya dalam olahraga renang. 

Baca juga: Berenang Hingga ke Cikini

Kejatuhan Romawi membawa kolam dan olahraga renang memasuki masa suram. Bangsa Eropa masih menganggap negatif kolam dan segala bentuk aktivitas air, terutama mandi. Pandangan gereja, yang menganggap mandi merupakan kesenangan duniawi yang harus dijauhi, melatarbelakangi anggapan itu. 

“Sentimen anti-Islam memainkan peran penting,” tulis Kees van Dijk dalam “Soap is the onset of civilization”, dimuat Cleanliness and Culture: Indonesian Histories suntingan C. van Dijk dan J. Gelman Taylor. 

Perlahan pandangan itu luntur. Catatan para penjelajah Eropa membuka cakrawala pemikiran orang-orang Barat. Lambat laun mereka mengadopsi tradisi mandi ala Timur.*

TAG

kolam

ARTIKEL TERKAIT

Prabowo Berenang di Manggarai Sejarah Kolam Renang Pertama di Indonesia Mengungkap Lokasi Pertempuran al-Qadisiyyah Seputar Prasasti Pucangan Liangan Bukan Permukiman Gersang Satu Rumpun Bahasa Susunan Pemerintahan VOC Cerita di Balik Repatriasi Arca Brahma Pulangnya Arca Ganesha dari Lereng Semeru Jalan Panjang Arca Bhairawa dan Arca Nandi Pulang ke Indonesia