Antara Lenin dan Stalin (Bagian I)
Lenin elang gunung partai kami, sosok yang agung dan representasi pria sejati, kata Stalin jelang ‘kopdar’ pertama dengan Lenin menjelang Hari Natal.
FIGUR Vladimir Lenin lebih dari sekadar mentor soal Marxisme bagi Iosif Dzugashvili alias Joseph Stalin dalam gerakan politik kiri bersama RSDLP (Partai Buruh Sosial-Demokratik Rusia). Maka di dalam diri politikus muda berusia 27 tahun itu timbul ledakan antusiasme ketika akhirnya bisa kopi darat (kopdar) dengan Lenin yang dianggapnya sosok “agung” Faksi Bolshevik di pekan Natal 1905.
“Saya antusias mengharapkan pertemuan dengan elang gunung partai kami, sosok yang agung, tidak hanya dalam konteks politik tapi juga (penampilan) fisik karena saya membentuk imajinasi saya sendiri dari sebuah foto dari Lenin sebagai sesosok raksasa yang perkasa dan representasi pria sejati,” ungkap Stalin dikutip Stephen Kotkin dalam Stalin: Paradoxes of Power, 1878-1928.
Sejak rapat partai wilayah Georgia di akhir November 1905, Stalin bersama dua rekannya terpilih mewakili agenda konferensi pertama partai di St. Petersburg. Stalin dan kedua rekannya sudah tiba pada 3 Desember 1905 dan berencana untuk kopdar dengan Lenin dan para petinggi partai lain di konferensi.
“Stalin berangkat dengan nama samaran ‘Ivanovich’ ke ibukota kekaisaran. Tetapi seiring perjalanan mereka dengan keretaapi menuju utara, Kaisar (Tsar Nikolai II) melancarkan reaksinya: (Leon) Trotsky dan anggota-anggota Dewan Buruh Soviet ditangkapi,” tulis Simon Sebag Montefiore dalam Young Stalin.
Konferensi partai akhirnya terpaksa diundur. Tapi atas usul Yrjö Sirola, sekretaris SDP (Partai Sosial Demokratik Finlandia) yang terafiliasi dengan RSDPL, konferensi dijadwalkan ulang dan dipindah ke Tammefors (kini Tampere), Finlandia. Kota tersebut “bersahabat” dengan kalangan kiri Rusia, bahkan walikotanya pun berhaluan anti-Tsarime Rusia.
Konferensi itu tetap digelar dengan tujuan mempersatukan pandangan terkait partisipasi partai di Duma Negara, semacam legislatif Kekaisaran Rusia. Partai perlu menyatukan pandangan, mengingat perpecahan di internal partai antara Faksi Bolshevik pimpinan Lenin dan Faksi Menshevik di bawah Julius Martov-Pavel Axelrod sejak 1903 masih berlangsung.
Konferensi Tampere –begitu kemudian momen itu kondang disebut– dihelat di Tammefors folkets hus atau Balai Rakyat Tampere dan dihadiri segenap perwakilan wilayah RSDLP, termasuk Stalin. Selain Serikat Pekerja Tammefors yang menyediakan konsumsi dan akomodasi di Hotel Bauer bagi para undangan, Punakaarti alias Garda Merah Tammefors sebagai si empunya balai ikut mengawal guna mencegah konferensi direcoki aparat-aparat polisi rahasia kekaisaran.
Hanya saja sejumlah sumber, akademisi, dan sejarawan berbeda pandangan mengenai waktu konferensinya. Beberapa sumber di Finlandia mencatat Konferensi Tampere berlangsung pada 25-30 Desember 1905. Sedangkan beberapa sumber Rusia, salah satunya G.J. Kramolnikov dalam buku Konferentsiya Bolshenikov v Tammerforse v 1905g, menyebut konferensinya sudah dimulai sebelum Hari Natal, 23 Desember 1905.
“Maka dengan menyamar sebagai guru, Stalin dan 40 delegasi Bolshevik tiba di Tammerfors pada pukul 9.08 pagi sebelum Natal. Mereka mendapat akomodasi di Hotel Bauer dekat stasiun. Tak sedikit dari mereka yang harus berbagi kamar,” lanjut Montefiore.
Esok paginya, Konferensi Tampere dibuka secara resmi oleh Lenin. Namun yang disaksikan Stalin seolah jadi antitesis dari imajinasinya terhadap Lenin selama ini. Postur dan perawakan asli Lenin di mata Stalin sama sekali tak merepresentasikan “raksasa”. Lenin yang hanya 8 tahun lebih tua, tingginya pun sama dengan Stalin, sekira 165 cm.
“Sungguh jadi kekecewaan saat saya melihat individu yang paling biasa, tinggi posturnya di bawah rata-rata, secara harfiah tidak ada bedanya dengan manusia biasa,” sambung Stalin dikutip Kotkin.
Baca juga: Ketika Paman Ho dan Tan Malaka Bertemu
Mentor di Kiri Jalan
Lenin menjadi guru tidak langsung Stalin dalam menjejaki gerakan politik kiri. Banyak buku berisi pemikiran Lenin tentang Marxisme ditambah korespondensinya via surat begitu memesonanya. Meski dari segi fisik 180 derajat berbanding terbalik dari imajinasi Stalin, sosok Lenin tetap jadi mentor yang ia teladani.
“Saya pertama kali mengenal Lenin pada 1903. Memang benar tidak secara personal tapi melalui korespondensi. Saat itu saya sedang dalam pengasingan di Siberia dan mengetahui aktivitas revolusionernya, Lenin adalah sosok dengan kaliber yang luar biasa,” sambung Stalin.
Konferensi Tampere pada akhir Desember 1905 bukan hanya jadi momen kopdar pertama Stalin dengan mentor yang dijadikannya pahlawan, tapi juga jadi momen pertama Stalin memantau dan menjalin relasi. Itu jadi momen pertama Stalin keluar dari “kandangnya”, Georgia, di wilayah Kaukasus.
Secara penampilan Lenin memang gagal memukau Stalin. Tapi tidak soal watak, pembawaan, dan pemikiran.
Selain auranya friendly dan hangat saat menyapa, tawanya begitu menular ketika bergurau dengan anggota-anggota delegasi lain saat ramah tamah. Adapun pemikiran yang dikagumi Stalin adalah dedikasi fanatik Lenin terhadap revolusi Marxis, serta sikap pragmatis sekaligus agresif dalam meraih cita-cita politiknya.
“Percampuran intelektual dan perbuatan secara total membuatnya begitu luar biasa di antara mereka yang hanya bermulut besar,” tambah Stalin.
Konferensi Tampere digelar dengan sangat rahasia kendati berlokasi di kota yang “ramah” orang-orang Marxis. Sebanyak 41 tamu utusan yang datang pun memakai nama alias seperti Ivanovich (Stalin), Kiril (Mikhail Borodin), atau Gorev (Boris Goldman). Pasalnya sejumlah aksi mogok kaum Bolshevik yang kerap berujung kerusuhan di kota-kota di Rusia membuat Okhrana, polisi rahasia Kekaisaran Rusia, selalu berusaha memburu kaum Bolshevik.
Maka selain adanya perbedaan tanggal di antara sejumlah sumber, hanya terdapat sedikit rekaman tertulis maupun catatan asli konferensi itu. Termasuk catatan lengkap setiap sesi konferensi maupun perbincangan detail antara Stalin dan mentornya. Dalam beberapa memoar Stalin hanya disebutkan bahwa dalam konferensi itu Lenin dua kali naik podium dan memberikan pidato yang dikagumi Stalin.
Catatan lain, diungkit Kramolnikov dalam bukunya, adalah perkara Faksi Bolshevik yang ingin memperbaiki hubungan dengan Faksi Menshevik. Lantas juga perkara partisipasi partai dalam Duma Negara via pemilu. Pada topik inilah Stalin pertamakali berseberangan dengan mentornya.
“Ia keberatan dengan rencana yang diusulkan Lenin agar partai mengajukan calon-calonnya dalam pemilu mendatang di Duma Negara. Seperti kebanyakan opini anggota delegasi, Stalin berpendapat akan buang-buang waktu saja jika Faksi Bolshevik ikut dalam kampanye pemilu,” tukas Robert Service dalam Stalin: A Biography.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar