Kisah Tukang Pos di Balik Kemunculan Alpukat Hass yang Mendunia
Seorang tukang pos di California menanam beberapa pohon alpukat di halaman rumahnya. Salah satu pohon menghasilkan buah berbentuk aneh yang dikenal sebagai alpukat Hass.
RUDOLPH Hass, seorang tukang pos, bersama istrinya, Elizabeth, tinggal di kawasan Wisconsin. Setelah dua tahun tinggal di sana, pasangan ini membeli rumah yang dikembangkan oleh Edwin G. Hart, seorang pengembang real estate yang memiliki ketertarikan besar terhadap buah alpukat. Ketika tiba di kediaman barunya di 426 West Street, La Habra Heights, California, pasangan Hass menemukan taman rumahnya telah ditumbuhi pohon alpukat.
Beragam pohon alpukat yang tumbuh di halaman rumah Hass bukan satu-satunya penyebab pria kelahiran Milwaukee, Wisconsin, Amerika pada 5 Juni 1892 itu tertarik menjadi petani buah eksotis tersebut. Menurut Honor May Eldridge dalam The Avocado Debate, dalam sebuah kisah yang dipercaya oleh keluarga Hass, dorongan menjadi petani alpukat muncul ketika sang tukang pos melihat artikel majalah yang menampilkan ilustrasi pohon alpukat dengan uang kertas dolar menggantung di dahan-dahannya, sebagai pengganti daun. Tergoda akan peluang mendapatkan keuntungan besar, Hass memutuskan untuk memulai bisnis buah-buahan.
Namun, bisnis buah-buahan tidak hanya berkisar pada pemasaran dan distribusi buah. Hass juga harus memiliki pengetahuan tentang jenis buah dan cara membudidayakannya. Ia lalu menemui A.R. Rideout, seorang pengusaha yang memiliki dan mengelola pembibitan komersial “Rideout Heights”.
“Kendati dikenal sebagai pengusaha, Rideout justru lebih melihat dirinya sebagai ahli botani. Ia memiliki hasrat besar terhadap alpukat dan ingin mendorong lebih banyak petani amatir ke dalam industri ini –Rideout melakukan perjalanan keliling negara bagian, menghadiri pameran pertanian untuk mempromosikan buah tersebut. Bertekad untuk membiakkan alpukat terbaik, ia mulai menanam benih apa pun yang bisa didapatkannya. Ia terus mencari, termasuk sampah dari restoran, menanam benih di lahan pinggiran untuk melihat varietas apa yang bisa dihasilkan,” tulis Eldridge.
Rideout memberi Hass bibit alpukat yang dikumpulkan dari berbagai tempat di Los Angeles. Ia menyarankan tukang pos itu untuk menanam bibit dalam satu kelompok, kemudian mencabut dua bibit yang paling lemah dan mencangkok bibit yang paling kuat. Hass segera menanam benih alpukat itu di halaman rumahnya. Setelah anakan tumbuh, tibalah waktunya untuk pencangkokan. Mengingat pengetahuannya terbatas tentang budidaya pohon dan holtikultura, Hass meminta bantuan seorang tukang cangkok profesional, Mr. Caulkins. Prosesnya, bagian dari pohon alpukat Lyon yang sudah ada dicangkokkan ke pohon yang terkuat dari tiga pohon yang ditanam Hass.
Upaya ini berhasil pada dua pohon, tetapi tidak pada pohon ketiga. Hasil ini tak terlalu membuat Hass kecewa. Ia merawat kedua pohon yang berhasil dicangkok, sementara pohon yang dianggapnya gagal diabaikan. Namun, pohon ketiga itu terus tumbuh. Bahkan, Hass memotongnya lebih dari sekali, tetapi pohon tersebut kembali tumbuh. Penasaran dengan apa yang terjadi, Hass menghubungi Caulkins untuk mengamati pohon-pohon alpukatnya dan mengambil batang bawah yang tidak berfungsi.
Caulkins mendorong Hass agar membiarkan pohon ketiga tetap tumbuh karena sangat kuat. Tak lama kemudian, pohon itu menghasilkan buah dengan kulit luar bergelombang dan berubah menjadi hitam keunguan saat matang. Jeff Miller menulis dalam Avocado: A Global History, mengingat alpukat Fuerte, varietas paling sukses secara komersial pada saat itu, memiliki kulit luar yang mulus dan tetap berwarna hijau meski telah matang, pemandangan buah dari pohon ketiga ini dianggap aneh oleh Hass. Karena penampilan buah yang tidak sesuai dengan ekspektasi komersial pada saat itu, buah alpukat ini dibiarkan begitu saja.
Berbeda dengan Hass yang mengabaikan pohon alpukat itu, anak-anaknya justru tergila-gila dengan buah yang dihasilkannya. Atas desakan mereka, Hass mencoba buah alpukat aneh itu dan menemukan buah itu memiliki tekstur yang sangat lembut dan rasa seperti kacang yang nikmat. Seiring dengan pertumbuhan pohon itu, buah yang dihasilkannya jauh lebih banyak daripada yang bisa dimakan oleh keluarga Hass. Ia pun menjual kelebihan buah alpukat tersebut kepada rekan-rekan kerjanya di kantor pos. Buah itu juga dibawa ke Model Grocery Store di Pasadena, dan akhirnya turut dijual dari kios di kebun miliknya. “Reputasi buah ini berkembang perlahan, namun pada akhirnya berhasil memenangkan blue ribbon di California State Fair,” tulis Miller.
Baca juga:
Buah alpukat yang mulanya dipandang sebelah mata oleh Hass lambat laun memikat banyak konsumen dan menjadi perbincangan. Buah itu kemudian dikenal sebagai alpukat Hass. Sebagai hasil persilangan alpukat dari ras Meksiko dan Guatemala, alpukat Hass memiliki kandungan minyak yang tinggi dan kemampuan untuk bertahan di pohon, sehingga memungkinkan masa panen yang lebih lama. Hal ini, dikombinasikan dengan rasa kacang yang unik, membuat petani lain menjadi tertarik.
“Pohon alpukat Hass menghasilkan buah dengan cepat. Ketika pohon itu baru setinggi 14 inci, sudah ada tiga buah seukuran kenari yang muncul. Selain itu, varietas baru ini memiliki kulit yang lebih tebal dan bergelombang yang membuatnya lebih tahan terhadap penyakit dan serangga karena lebih terlindungi dari lingkungan... Hal lain yang membuatnya menarik secara komersial karena buah ini memiliki masa simpan yang lebih lama karena proses pematangannya yang lebih lambat. Juga membantu dari segi komersial, pohon ini tumbuh tegak dan tidak menyebar sebanyak pohon Fuerte, sehingga meningkatkan jumlah pohon per hektar,” tulis Eldridge
Di sisi lain, menurut Jonathan D. Sauer dalam Historical Geography of Crop Plants: A Select Roster, kendati tampilan luar alpukat Hass tak semenarik Fuerte yang berbentuk buah pir dengan kulit hijau halus, alpukat Hass memiliki kualitas dan hasil panen yang baik, juga berbuah pada musim yang berbeda dengan Fuerte. Nilai plus lain berasal dari ketebalan kulit luarnya yang membuat alpukat ini tidak gampang memar ataupun rusak akibat benturan sehingga mudah untuk dikirim dan disimpan. Tak heran bila Alpukat Hass segera menjadi pesaing terkuat bagi alpukat Fuerte di Negeri Paman Sam.
Meningkatnya minat terhadap alpukat Hass membuat Rudolph mematenkan pohon ini pada 1935 (Paten #139), menjadikannya pohon pertama yang mendapatkan paten tanaman di Amerika. Hak paten ini memberinya kepastian hukum atas alpukat Hass selama 17 tahun. Rudolph lalu bermitra dengan Brokaw Nursery di Ventura, California, untuk menjual batang atas dari pohon baru tersebut. Menurut Eldridge, Harold Brokaw, pemilik pembibitan lokal, menawarkan skema pembagian keuntungan 75:25 –dengan Rudolph mendapatkan bagian yang lebih kecil. Dengan ditandatanganinya kesepakatan kerjasama, pembibitan itu memasarkan anakan Hass dengan harga $5 per pohon, jauh lebih tinggi dari anakan Fuerte yang berkisar antara $1.25 hingga $3.50 per pohon.
Pohon alpukat Hass populer dan segera menyebar luas. Para petani dari seluruh California menginginkannya. Kebun-kebun alpukat di Florida juga tertarik untuk memesannya. Perlahan-lahan, alpukat Hass menyebar hingga ke Australia dan Selandia Baru.
Baca juga:
Sayangnya, mimpi Rudolph Hass untuk mendapatkan keuntungan besar tak kunjung terwujud meski alpukat yang ditanamnya berhasil menarik minat masyarakat Amerika bahkan dunia. Selama hidupnya, Hass hanya mendapatkan kurang dari $5.000 dalam bentuk royalti. Hal ini disebabkan karena para petani hanya membeli satu pohon kemudian mencangkokkan cabang-cabang ke batang bawahnya sendiri, untuk menghindari biaya paten. Akibatnya, Hass tidak pernah mendapatkan penghasilan yang cukup untuk keluar dari kantor pos, pekerjaan yang ditekuninya seumur hidup.
Hass meninggal di usia 60 tahun pada 1952, tahun berakhirnya hak paten alpukat Hass. Setelah kematiannya, kebun alpukat Hass di La Habra Heights dibagi-bagi untuk pengembangan perumahan, dan pohon induknya berdiri di taman depan kawasan tersebut.
Bertahun-tahun tumbuh dan menghasilkan buah, pohon alpukat itu akhirnya mati pada 2002 karena pembusukan akar. Pohon bersejarah itu pun ditebang dan kayunya disimpan di Brokaw Nursery, di mana potongan-potongannya kadang-kadang digunakan untuk membuat plakat peringatan sebagai penghormatan kepada orang-orang yang berjasa dalam industri alpukat.*
Tambahkan komentar
Belum ada komentar