Penemuan fosil di Bumiayu dan Sangiran pada 2019 menggoyahkan teori manusia pertama di Jawa berasal dari Afrika.
Di Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan fosil tulang Homo erectus berusia 1,8 juta tahun.
Di Sangiran, Kecamatan Sragen, Jawa Tengah, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) menemukan fragmen tulang manusia berusia 1,7 juta tahun.
Padahal, teori Out of Africa menyebut Homo erectus pertama kali keluar dari Afrika pada 1,8 juta tahun lalu.
Harry Widianto, arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta yang memimpin kedua penelitian itu, menjelaskan bahwa Homo erectus adalah spesies pertama manusia dari genus Homo yang mampu keluar dari benua Afrika. Populasi manusia ini bermigrasi ke iklim dingin (Eropa dan China), iklim sedang (Asia depan), dan tiba di Pulau Jawa yang beriklim panas pada 1,5 juta tahun lalu.
"Jangan dibayangkan ini berjalan selama 300 ribu tahun. Tapi ini adalah migrasi populasi sehingga saling sambung menyambung sampai ke Pulau Jawa pada 1,5 juta tahun lalu," kata Harry dalam diskusi daring via zoom yang diadakan Balai Arkeologi Yogyakarta, Rabu, 18 Juni 2020.
Baca juga: Awal Kedatangan Manusia ke Nusantara
Penelitian terdahulu menemukan fosil tertua di Jawa di Situs Sangiran. Usianya lebih muda 300 ribu tahun dari penemuan terbaru di Bumiayu.
"Kalau Erectus keluar dari Afrika 1,8 juta tahun lalu sampai di Jawa 1,5 juta tahun, okelah. Tapi ini sudah ada di Jawa, di Bumiayu 1,8 juta tahun dan di Sangiran 1,7 juta tahun," kata Harry.
Menurut Harry tak mungkin Homo erectus di Jawa bermigrasi dari Afrika, sedangkan pada saat yang sama hadir di kedua tempat itu.
"Ada jarak terbentang sangat jauh dan itu membutuhkan waktu sangat lama untuk bermigrasi (dari Afrika ke Jawa, red.)," kata Harry. "Jadi, apakah teori Out of Africa masih bisa dipertahankan?"
Bukti Tertua di Jawa Bagian Barat
Bumiayu termasuk wilayah di Jawa yang pertama kali terangkat. Pada 2,4 juta tahun lalu, Pulau Jawa yang tampak hanya Jawa bagian barat. Sedangkan Jawa bagian tengah dan timur masih terendam di bawah permukaan laut.
"Semakin ke timur semakin miring, pengangkatan Pulau Jawa tidak serentak tapi dimulai dari barat ke timur," kata Harry.
Bumiayu yang telah terangkat sebagai daratan merupakan pantai timur Jawa Barat. Karenanya fauna di kawasan itu hingga sekarang yang paling tua.
"Baru pada 1,65 juta tahun lalu Pulau Jawa terangkat total," kata Harry.
Baca juga: Bukti Terbaru Asal-Usul Manusia Modern
Bagaimana manusia sampai ke Jawa sementara wilayahnya dikelilingi lautan? Rupanya mereka sampai ke Jawa dengan memanfaatkan jembatan darat yang tercipta selama zaman es.
"Pada sekira 2 juta tahun terakhir terjadi beberapa kali zaman es. Paling tidak ada empat kali zaman es," kata Harry.
Ketika zaman es terjadi permukaan laut turun rata-rata 100 meter. Sedangkan kedalaman laut di antara Jawa dan Kalimantan hanya 40 meter dan di antara Sumatra dan Kalimantan hanya 60 meter. Begitu pula di Laut China Selatan. Ketika laut turun sampai 100 meter, maka lautan dangkal itu menjadi sirna dan terbentuklah paparan sunda.
"Ketika zaman es itulah terjadi migrasi, dari Afrika sampai ke Jawa cukup jalan kaki," kata Harry.
Menurut teori Out of Africa kedatangan manusia ke Pulau Jawa melewati lembah antara Sumatra dan Kalimantan yang kini sudah tenggelam. Dari lembah itu kemudian masuk ke wilayah Sangiran di Jawa Tengah dan berikutnya ke arah timur.
"Makanya mewarnai penemuan di Trinil, Perning, Kedungbrubus di Jawa Timur. Jadi usia di sana lebih muda daripada yang ditemukan di Sangiran," kata Harry.
Baca juga: Tak Ada Ras, Semua Manusia dari Afrika
Selama ini diketahui manusia tertua ada di Sangiran dari 1,5 juta tahun lalu. "Ini adalah manusia tertua Homo erectus. Jadi, sangat logis dari Afrika 1,8 juta tahun dan di Sangiran 1,5 juta tahu," kata Harry.
Tapi kemudian ditemukan situs purba di Jawa bagian barat, seperti di Semedo, Kabupaten Tegal, dan Rancah, Ciamis, Jawa Barat. Di Semedo ditemukan bukti atap tengkorak Homo erectus berusia 0,7 juta tahun. Sedangkan penggalian Puslit Arkenas di Rancah menemukan gigi seri manusia bagian bawah berusia 660 ribu–516 ribu tahun.
"Ini membuktikan adanya sebaran Homo erectus di Jawa Barat tak hanya dari Sangiran ke timur," kata Harry.
Menurut Harry, mengingat Jawa Barat adalah wilayah yang pertama kali terangkat, mungkin saja fauna atau manusia pertama berasal dari Jawa Barat. "Siapa tahu. Pandangan peneliti perlu ke bagian barat jangan ke timur terus," ujar Harry.
Pemikiran itu menurut Harry semakin logis ketika di daerah Bumiayu (Cisaat dan Kali Glagah) pada 17 Juni–4 Juli 2019 ditemukan beberapa fosil fauna tertua. Kawasan yang pernah diteliti pada 1920–1930 ini menyimpan beberapa fosil spesies fauna yang usianya sekira 1,67 juta–2 juta tahun. Lebih tua dibandingkan fauna-fauna di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hewan-hewan yang hidup pada masa itu misalnya Sinomastodon (gajah purba), Hexaprotodon (kuda air), Geochelon (kura-kura raksasa), Bubalus paleo karabau (kerbau), dan Bos bubalus (banteng).
Baca juga: Manusia Indonesia adalah Campuran Beragam Genetika
Lalu ada lagi temuan dua bonggol tulang paha manusia. "Ini lakonnya. Proses memfosil yang sangat lanjut, warnanya menghitam dan sangat keras. Sejenis tingkat fosilisasinya dengan temuan sisa-sisa fauna di Kali Glagah yang berumur sampai 2 juta tahun," kata Harry.
Untuk sementara, perkiraan usia fosil Homo erectus di Bumiayu memang masih menggunakan sistem pertanggalan relatif. Namun, setelah dianalisis kandungan yang menempel pada fosil lalu dikorelasikan dengan stratigrafi (susunan lapisan tanah di dalam kulit bumi), para peneliti menyimpulkan fosil itu pernah terendapkan pada lapisan tanah berusia 1,8 juta tahun.
"Ini sangat jelas karena satu-satunya lapisan napal carbonatan hanya ada pada formasi Kali Glagah ini dan ini sudah terdeteksi secara absolut yaitu 1,8 juta tahun," kata Harry.
Hal baru lainnya yang ditemukan adalah artefak paleolitik. Pengerjaan alat batu itu telah menunjukkan teknologi yang sangat maju. "Ini penemuan artefak paleolitik pertama di Bumiayu," kata Harry.
Baca juga: Bukti Leluhur Austronesia Tertua di Taiwan dan Cina Selatan
Sementara itu, lewat penelitian terbaru di daerah Ngampon dan Mlandingan, Desa Sangiran, Kecamatan Sragen pada 12–27 Agustus 2019, ditemukan kalau fosil manusia tertua di sana rupanya lebih tua dari dugaan sebelumnya, 1,5 juta tahun. Temuan barunya adalah sebuah fragmen tulang pinggul manusia yang berada pada lapisan endapan lempung hitam formasi Pucangan yang menunjukkan usia 1,7 juta tahun.
"Jadi, di Jawa ada Semedo 0,7 juta tahun, ada Bumiayu 1,8 juta tahun, ada Rancah 0,6 juta tahun, Sangiran bukan lagi 1,5 juta tahun tapi sudah ditempatkan ke 1,7 juta tahun,” kata Harry.
Jika melihat persebaran yang lebih luas, penemuan terbaru fosil Homo erectus di Dminasi (Georgia) menunjukkan usia 1,8 juta tahun, di Mohui Cave (China) juga 1,8 juta tahun, dan di Longgupo (China) pun 1,8 juta tahun.
"Apakah teori Out of Africa masih dipertahankan atau kita ganti ke teori multiregional bahwa di berbagai belahan bumi ini sanggup memunculkan manusia di masing-masing lokasi dan berevolusi secara lokal? Kita masih perlu data-data untuk mengidentifikasi manusia yang berusia 1,8 juta tahun,” kata Harry.