SIAPA yang tak mengenal Thomas & Friends? Serial menghibur dan edukatif dengan karakter-karakter lokomotif keretaapi antropomorfik itu sudah digemari kalangan anak-anak sejak serialnya ditayangkan di layar kaca hari ini, 9 Oktober, empat dekade silam. Serial tersebut ternyata juga dibintangi dan dipopulerkan drummer band sohor The Beatles, Ringo Starr.
Serial yang mulanya bertajuk Thomas the Tank Engine & Friends itu diadaptasi dari kumpulan buku anak-anak, The Railway Series karya pendeta Wilbert Awdry (1945-1972). Kumpulan bukunya kemudian diteruskan putranya, Christopher Awdry (1983-2011).
Menurut Brian Sibley dalam The Thomas the Tank Engine Man: The Life of Reverend W Awdry, sang pendeta mendapat ilham untuk menuangkan cerita-cerita khayalannya ke dalam buku mulai medio 1942. Tepatnya ketika pada suatu hari Christopher kecil demam karena sakit campak, sang pendeta acap mendongengkan cerita-cerita khayalannya secara spontan dengan gaya sajak untuk menghibur putranya.
“Pada suatu pagi di sebuah stasiun, semua lokomotif kecil berdiri berjajar. Lalu datanglah sang masinis, menarik tuas kecil. Puff! Puff! Chuff! Chuff! Kita berangkat!” tulis Sibley mengutip potongan sajaknya.
Baca juga: Bersahabat dan Bertualang dengan Sonic si Landak Super
Khayalan sang pendeta kelahiran Ampfield, Inggris pada 15 Juni 1911 itu dituangkan dalam buku pertamanya yang diterbitkan pada 1945, The Three Railway Engines. Bukunya menceritakan karakter tank engine alias lokomotif tanpa tender yang berkisar di sebuah alam fiksi bernama Pulau Sodor.
Pendeta Awdry memberi nama Thomas the Tank Engine yang bentuk karakternya “meminjam” bentuk lokomotif uap Edward Thomas buatan Kerr Stuart & Co. Ltd. Ia juga merakit sendiri karakter Thomas untuk putranya.
Seiring perkembangan banyak karakter dan cerita lainnya hingga 26 buku, Pendeta Awdry menghimpunnya lagi dengan tajuk The Railway Series pada 1972. Mengingat digemarinya buku-buku itu di kalangan anak-anak, sineas Hilary Mary ‘Britt’ Allcroft tertarik mengadaptasikannya ke layar kaca.
“Kebetulan pada 1979 Allcroft bertemu dengan Awdry ketika sang produser sedang membuat dokumenter tentang keretaapi-keretaapi uap Inggris. Saat itu ia membuat dokumenter untuk rumah produksi Britt Allcroft Railway Productions yang ia dirikan bersama suaminya, Angus Wright,” tulis Michael Seth Starr dalam biografi, Ringo: With a Little Help.
Sebagai sineas yang punya antusiasme dengan keretaapi, Allcroft tentu mengaku menggemari buku-buku Awdry. Sang pendeta bersedia tapi Allcroft harus lebih dulu mengatur kesepakatan lebih mendalam dengan pihak penerbit, Kaye & Ward.
“Britt Allcroft mulai menegosiasikan gagasannya dengan penerbit bukunya Wilbert (Awdry), Kaye & Ward dan kesepakatannya tercapai dengan angka yang mencengangkan, 50 ribu poundsterling untuk mendapatkan hak penayangan televisi,” sambung Sibley.
Allcroft menggandeng sineas lain, David Mitton, untuk memulai produksinya. Sibley menambahkan, Allcroft dan Mitton memutuskan untuk tidak mengadaptasikan karakter-karakternya dalam versi stop-frame animation meski lebih populer, sebab produksinya memakan waktu lebih lama. Mereka memilih mengadaptasikannya dengan versi live action animation karena dianggap lebih “ramah” terhadap iklan televisi. Hasilnya, produksi Thomas the Tank Engine & Friends itu ditawarkan untuk ditayangkan ke stasiun televisi ITV mulai 9 Oktober 1984.
“Ibaratnya Anda sedang memainkan mainan keretaapinya dan memfilmkannya,” cetus Wright, dikutip Sibley.
Baca juga: Tat-Tit-Tut, Ding-Dong…
Ringo Starr sang Narator dan Mr. Conductor
Sebuah tank engine biru dengan nomor loko 1 itu menyunggingkan senyum cerah. Sepasang bola matanya berputar-putar jelang mesin uapnya menggerakkan roda-roda loko di atas rel. Dengan gagah loko itu kemudian menarik gerbong-gerbongnya dengan aman sampai ke Stasiun Knapford.
“Thomas adalah sebuah tank engine yang tinggal di stasiun besar di Pulau Sodor. Ia loko kecil yang nakal dengan enam roda kecil, sebuah ketel uap kecil, dan sebuah cerobong kecil. Ia juga loko kecil yang gaduh yang selalu mengantar gerbong-gerbong untuk kemudian dibawa lagi oleh loko yang lebih besar untuk perjalanan panjang. Ketika ada rangkaian keretaapi lain datang, dialah yang menarik gerbong-gerbong kosongnya agar loko yang lebih besar bisa beristirahat,” tutur seorang narator di episode pertama serial Thomas the Tank Engine & Friends.
Siapa sangka, naratornya adalah Ringo Starr. Ringo si penggebuk drum The Beatles yang kondang itu tidak hanya jadi narator untuk series 1 (9 Oktober-8 Januari 1985) dan series 2 (24 September-17 Deember 1986) tapi juga ikut membintanginya dengan memerankan karakter Mr. Conductor.
Baca juga: Saat Michael Jackson Mendamaikan Gangster Bebuyutan
Selain Paul McCartney, Ringo jadi personel The Beatles yang memang paling sering nyambi di layar lebar dan layar kaca. Jika George Harrison dan John Lennon lebih betah nyambi jadi aktivis politik dan HAM di luar rutinitas nge-band, Ringo sudah sejak 1970-an aktif di seni peran.
Sebelum ikut mempopulerkan Thomas the Tank Engine & Friends, Ringo sudah jadi aktor pendukung di sejumlah film lintas genre pada 1960-an, di antaranya Candy (1968), The Magic Christian (1969), Son of Dracula (1974), dan Caveman (1981), serta serial televisi Princess Daisy (1983).
Pada medio 1983 atau setahun sebelum serial Thomas the Tank Engine & Friends ditayangkan, Allcroft butuh narator untuk membuka cerita serialnya. Nama Ringo Starr tak sengaja muncul di benaknya ketika mendengar sang penggebuk drum itu tampil di sebuah gelar wicara The Michael Parkinson Show.
“Pada suatu Sabtu malam, keluarga saya berkumpul menonton The Michael Parkinson Show di TV. Saya sendiri tidak. Saya hanya rebahan di kamar sambil memikirkan siapa yang harus saya cari untuk jadi storyteller. Saat keluar kamar, saya mendengar sebuah suara (Ringo) dan saat itulah saya merasa, dialah yang akan jadi narator Thomas the Tank Engine,” kenang Allcroft dikutip Starr.
Maka pada musim gugur 1983, Allcroft menemui Ringo di Tittenhurst. Kepadanya, Allcroft mengaku kepincut dengan suara Ringo yang orisinil dan hangat hingga merasa akan menarik perhatian anak-anak.
Baca juga: Seputar JK Rowling dan Semesta Harry Potter
Mulanya Ringo tak pernah tahu buku-buku Awdry. Sang drummer juga sempat ragu karena merasa anak-anak biasanya lebih tertarik karakter-karakter dinosaurus ketimbang karakter keretaapi.
“Akan tetapi hati dan pikiran Ringo berubah setelah sedikit membaca buku-buku Awdry dan berkenan menandatangani kontrak untuk menarasikan 26 episode pertama (5 menit per episode) Thomas & Friends,” imbuh Starr.
Tidak hanya menarasikan, Ringo juga memerankan karakter Mr. Conductor alias Pak Kondektur yang karakternya berseragam biru khas kondektur keretaapi. Karakter ini muncul di sitkom Shining Time Station yang merupakan spin-off dari serial Thomas & Friends yang hanya khusus tayang di stasiun TV Amerika Serikat, PBS, pada season 1, 3 Januari-11 Juni 1989.
“Karakter Mr. Conductor menggunakan trik kamera untuk membuat tinggi badannya hanya 18 inci (42,75 cm). Pada 20 episode pertama Shining Time Station ditayangkan jaringan TV PBS mulai 3 Januari 1989. Saat mempromosikan serialnya, Ringo berkomenter, ‘Saya senang muncul dan hilang sesuka saya dan menjadi karakter miniatur. Itulah magis dari acaranya. Senang rasanya berpostur 18 inci lagi’,” tandas Bill Harry dalam The Ringo Starr Encyclopedia.
Baca juga: Iklan Michael Jackson Menembus Tirai Besi Uni Soviet