Masuk Daftar
My Getplus

Kisah Penipu Ulung yang Mencoba Menjual Menara Eiffel

Victor Lustig seorang penipu ulung. Menipu para pengusaha dengan uang palsu bahkan mencoba menjual Menara Eiffel.

Oleh: Amanda Rachmadita | 05 Sep 2024
Pemandangan udara dari Menara Eiffel dan Eksposisi Universelle, Paris, 1889. (Alphonse Liebert/Wikipedia).

MENARA Eiffel merupakan bangunan bersejarah terkenal yang menjadi ikon Paris. Menara Eiffel didirikan sebagai bagian dari Exposition Universelle 1889, sebuah pameran dunia yang bertepatan dengan peringatan seratus tahun Revolusi Prancis.

Monumen besar yang dirancang oleh Gustave Eiffel ini memiliki sebuah ruangan di puncak menara yang berfungsi sebagai ruang kantor. Di tempat itulah Eiffel menjamu dan menghibur para tamu, salah satu tokoh terkenal yang pernah berkunjung ke sana adalah Thomas Edison.

Sejak awal berdirinya Menara Eiffel, bangunan yang pernah didapuk sebagai bangunan tertinggi di dunia pada akhir abad ke-19 hingga awal abad 20 itu sukses menarik perhatian banyak orang. Tak hanya memuji, ada pula yang mengkritik bangunan ini. Surat kabar menerbitkan surat-surat yang ditandatangani oleh sejumlah seniman terkemuka di kota Paris yang menganggap desain Gustave Eiffel ini sebagai “lampu jalan yang menyedihkan” atau “alat olahraga dari besi yang tidak sempurna, membingungkan, dan cacat” –pernyataan ini didasarkan atas banyaknya orang yang mencoba untuk memanjat ke puncak tertinggi Menara Eiffel.

Advertising
Advertising

Baca juga: 

Cara William Thompson Menipu Orang Kaya

“Ketika dibangun, menara ini merupakan bangunan buatan manusia tertinggi di dunia, dan banyak yang menganggapnya tidak aman, dengan beberapa orang khawatir menara ini akan menarik badai petir ke daerah tersebut atau terguling oleh angin dan menimpa gedung-gedung sekitarnya,” tulis Greg Pizzoli dalam Tricky Vic: The Impossibly True Story of the Man Who Sold the Eiffel Tower.

Menara Eiffel semakin tidak populer di kalangan masyarakat Paris pada periode awal abad ke-20, karena bangunan itu mulai usang dan cepat rusak sehingga menghabiskan banyak biaya untuk perawatannya. Piers Letcher menulis dalam Eccentric France: The Bradt Guide to Mad, Magical and Marvellous France, sebuah petisi pernah dibuat dan ditandatangani oleh 300 tokoh Paris yang menuntut agar menara ini dirobohkan karena dianggap merusak pemandangan. Pada tahun 1909, di akhir masa sewa 20 tahun, Menara Eiffel hampir saja diruntuhkan namun batal karena kegunaannya yang sangat penting sebagai stasiun relai telegraf.

Potret pembangunan Menara Eiffel pada tahun 1880-an. Bangunan ini didirikan sebagai bagian dari Exposition Universelle 1889, sebuah pameran dunia yang bertepatan dengan peringatan seratus tahun Revolusi Prancis. (Wikipedia).

Kritik dan masalah yang muncul berkaitan dengan Menara Eiffel memberi ide bagi Victor Lustig untuk mengumpulkan pundi-pudi uang. Ketika itu, pria kelahiran Hostinné, (sekarang Republik Ceko), tahun 1890 tersebut membaca berita mengenai kondisi Menara Eiffel yang berkarat dan membutuhkan perbaikan di sebuah surat kabar pada 1925. Ia kemudian menghubungi lima orang pengusaha dengan menggunakan identitas palsu dan mengaku sebagai Wakil Direktur Jenderal Kementerian Pos dan Telegraf. Dalam suratnya, Lustig mengundang lima pengusaha yang menjadi sasarannya untuk bertemu di Hotel de Crillon –hotel bergengsi di pusat kota Paris dan bangunan bersejarah yang didirikan pada 1758 atas arahan Raja Louis XV– di mana mereka akan mendiskusikan kontrak bisnis terkait jual-beli Menara Eiffel.

Lustig merangkai kata demi kata yang begitu menjanjikan hingga menarik minat para pengusaha. Sebab, sebelum melakukan penipuan ini, pria yang lahir dengan nama Robbert Miller itu telah berpengalaman menipu banyak orang, khususnya orang-orang kaya dan bangsawan yang kerap berlayar dengan kapal laut trans-Atlantik di masa sebelum maupun sesudah Perang Dunia I. Ketika melakukan aktivitas inilah Lustig yang memiliki banyak nama palsu mulai menggunakan nama “Count Victor Lustig” agar bisa bergaul dengan para bangsawan dan jutawan yang naik kapal uap dari Paris ke New York. Salah satu penipuan yang menguntungkan melibatkan “penemuan” pencetakan uang, yang ia klaim dapat mencetak uang kertas 100 dolar dengan sempurna.

Baca juga: 

Mahaguru Investasi Tipu-tipu

Mulanya ia akan menentukan target –umumnya seorang pria kaya– dan dengan santai memulai percakapan, mempelajari sebanyak mungkin informasi mengenai targetnya, khususnya kondisi finansial pria tersebut, dan setelah mendapatkan kepercayaan dari lawan bicaranya, Lustig akan mulai meratapi kemalangannya sendiri, mengklaim bahwa ia adalah seorang bangsawan yang jatuh miskin karena kekayaan keluarganya telah dicuri selama Perang Dunia I. Setelah itu, ketika lawan bicaranya bertanya mengenai barang-barang mewah yang dimilikinya –pakaian modis, limusin, dan hotel mahal tempat Lustig tinggal– penipu ulung itu akan “dengan enggan” mengungkapkan rahasia kotak pencetak uangnya.

“Ia akan mengundang targetnya ke kamar dan mengeluarkan kotak yang mengesankan itu. Dengan hati-hati, ia akan memasukan selembar uang seratus dolar ke dalam slot di salah satu ujung mesin. Kemudian, sambil memutar beberapa tombol, dia akan mengeluh bahwa satu-satunya kekurangan dari kotak itu adalah butuh waktu enam jam untuk menghasilkan setiap uang kertas,” tulis Pizzoli.

Kenyataannya, sejumlah uang kertas yang dihasilkan mesin itu adalah uang seratus dolar asli yang Lustig masukkan ke dalam mesin tanpa sepengetahuan korbannya. Terkesan dengan mesin tersebut, target Lustig pun tertarik untuk membeli mesin itu dengan harga mencapai puluhan ribu dolar, hingga beberapa jam kemudian sang korban pun tersadar bahwa ia telah ditipu oleh Lustig yang telah melarikan diri.

Potret Victor Lustig, pria yang mencoba menjual Menara Eiffel pada tahun 1920-an. (The Crime Book/DK Publishing).

Seperti halnya korban yang tertipu “mesin pencetak uang” Lustig, penipu ulung ini melengkapi dirinya dengan barang-barang mewah untuk meyakinkan para pengusaha yang tertarik membeli Menara Eiffel. Lustig menyewa sebuah limusin dan mengajak para pengusaha melakukan “tur inspeksi” agar mereka dapat menilai bangunan bersejarah itu dan menentukan berapa banyak yang akan mereka bayarkan kepada pemerintah untuk “hak untuk merobohkan Menara Eiffel”. Ia mendesak agar para pengusaha bergerak cepat, dan mengatakan bahwa dirinya membutuhkan penawaran tersebut keesokan paginya, dan mengingatkan mereka bahwa rencana ini harus dirahasiakan. Sebab, bila transaksi ini diketahui publik maka dapat memicu protes besar dan pemerintah melakukan segala cara untuk menghindari skandal.

Di antara lima pengusaha yang ditargetkannya, Lustig membidik Andre Poisson, seorang pebisnis yang juga pendatang baru di Paris yang tengah mencari nama untuk dirinya sendiri di kalangan elit Paris. Poisson sangat antusias dengan tawaran Lustig dan dengan antusias mengajukan penawaran yang langsung disetujui oleh sang penipu. Pada pertemuan selanjutnya Poisson tidak hanya membayar 7.000 ton besi, tetapi juga memberikan suap yang cukup besar kepada Lustig, di mana sang penipu selanjutnya memberikan semua dokumen “resmi” kepada Poisson.

Setelah beberapa kali gagal mengklaim kepemilikan Menara Eiffel, Poisson menyadari telah ditipu. Sang pengusaha tak melakukan apa-apa karena terlalu malu untuk mengakui bahwa ia telah ditipu dengan mudahnya oleh Lustig. “Ia telah kehilangan seluruh tabungannya, dan tampaknya Poisson juga kehilangan kekayaan untuk menyelamatkan reputasinya,” tulis Pizzoli.

Baca juga: 

Kasus Penipuan Buku Harian Adolf Hiltler

Sikap Poisson tentu menguntungkan Lustig yang telah kabur ke Wina. Enam bulan kemudian, Lustig mencoba mengulangi penipuan tersebut namun gagal dan memutuskan melarikan diri ke Amerika Serikat. Di sana, untuk sementara waktu ia kembali ke skema penipuan kotak uang lamanya. Dibantu oleh beberapa kaki tangannya, Lustig membanjiri Amerika Serikat dengan lebih dari satu juta dolar uang palsu.

Setelah beberapa waktu berlalu, aksi Lustig tercium oleh pihak kepolisian AS yang segera memburunya. Setelah tertangkap dan menemukan bukti bahwa ia terlibat dalam penipuan uang palsu, Lustig didakwa dan dikirim ke Rumah Tahanan Federal di New York City. Namun, sehari sebelum jadwal persidangannya dimulai, ia melarikan diri dari penjara dengan menyamar sebagai tukang cuci jendela. Pelarian itu tak berlangsung lama karena sebulan kemudian Lustig kembali ditangkap. Ia akhirnya mengaku bersalah di persidangan dan dijatuhi hukuman 20 tahun di penjara Alcatraz.

Setelah menjalani hukuman 12 tahun di pejara legendaris tersebut, Lustig sakit parah dan dibawa ke Pusat Medis untuk Tahanan Federal di Springfield, Missouri. Penipu ulung itu meninggal karena pneumonia pada 1947. “Yang menarik, sertifikat kematiannya hanya mencantumkan satu nama, Robert Miller, dan pekerjaannya terdaftar sebagai ‘salesman magang’,” tulis Pizzoli.*

TAG

menara eiffel penipuan

ARTIKEL TERKAIT

Kisah Tukang Daging yang Menipu Bangsawan Inggris Jurus Devaluasi dan Deregulasi Radius Prawiro Jusuf Muda Dalam Terpuruk di Ujung Orde Radius Prawiro Arsitek Ekonomi Orde Baru Jalan Radius Prawiro Menjadi Ekonom Orde Baru Tuan Tanah Cakung Indo-Priangan Kiprah Radius Prawiro di Masa Perang Para "Ekonom" Perintis Selain Margono Masa Kecil Radius Prawiro Susu Indonesia Kembali ke Zaman Penjajahan