top of page

Sejarah Indonesia

Pesawat Jatuh Di Tinombala

Pesawat Jatuh di Tinombala

Pesawat milik maskapai penerbangan Merpati jatuh di Pegunungan Tinombala. Tiga penumpang selamat berjuang mencari pertolongan.

29 Maret 2018

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Twin Otter DHC-6 milik Merpati Nusantara Airlines. (Wikimedia).

PADA 29 Maret 1977, pesawat Twin Otter DHC-6 bernomor registrasi PK-NUP MZ-516 milik Merpati Nusantara Airlines, hilang jejak setelah lima menit lepas landas dari bandara Mutiara, Palu. Menurut jadwal, pesawat dari Manado menuju Luwuk, kemudian Palu dan Toli-Toli. Pesawat berpenumpang 20 orang dengan 3 awak itu jatuh di lereng Gunung Tinombala, Sulawesi Tengah.


Badan SAR Nasional (Basarnas) TNI AU segera memerintahkan Kantor Koordinasi Rescue (KKR) Makassar untuk melakukan pencarian. Untuk menunjang Operasi Tinombala ini, dikerahkan sembilan pesawat, yaitu 1 Twin Otter, 1 Fokker-27, 1 C-130B Hercules, 1 SCSkyvan, 1 Helikopter Alloutte-III, 2 Helikopter B0-105, 1 Helikopter Hughes-500 dan 1 Helikopter Puma SA-330. Selain itu juga dikerahkan 33 anggota Paskhas TNI AU dan Linud TNI AD.


Namun, pencarian tidak membuahkan hasil sampai 5 April 1977, kopilot Masykur dan dua penumpang, Hasan Tawil dan Haji Salim Midu, muncul di daerah transmigrasi Ongka Malino, sekitar 70 km di sebelah utara Gunung Tinombala atau 12 jam lebih perjalanan dengan jip dari kota Palu.


Saat pesawat menghempas lereng di ketinggian 2.135 meter, Masykur terlempar keluar. Dia memberanikan diri dengan dua korban selamat lain menelusuri hutan selama enam hari.


“Dengan tekad dan keberanian luar biasa, mereka mencari pertolongan. Dengan petunjuk mereka, akhirnya Tim Search and Resque (SAR) pada tanggal 6 April 1977 berhasil mencapai lokasi kecelakaan,” tulis 30 Tahun Indonesia Merdeka: 1975-1985.


Tim SAR baru menemukan lokasi jatuhnya pesawat pada hari kedelapan pencarian. Helikopter menemukan pesawat di lereng atas Gunung Tinombala yang tingginya 2.185 meter dari permukaan laut. Pesawat pecah menjadi tiga bagian, berada pada celah gunung yang tertutup pepohonan. Dengan segera dilakukan dropping makanan dan obat-obatan, dilanjutkan menerjunkan pasukan para.


“Lokasi reruntuhan pesawat baru dapat dijangkau oleh dua prajurit Paskhas TNI AU, Kopral Satu Dominicus dan Kopral Dua Sunardi yang diturunkan dari Helikopter Bolkow dengan cara repelling,” tulis Bakti TNI Angkatan Udara, 1946-2003.


Kedua anggota Paskhas TNI AU tersebut kemudian membuat helipad dengan cara menebang hutan di punggung bukit. Sehingga keesokan harinya Helikopter Bolkow dapat melakukan evakuasi korban meninggal dan luka-luka ke rumah sakit terdekat.


Pada saat regu penolong tiba, tiga orang meninggal; tujuh orang selamat berada di tempat; sedangkan sepuluh orang meninggalkan lokasi. Pasukan SAR berhasil menemukan mereka tapi dalam keadaan mati. Total korban meninggal 13 orang, salah satunya Husni Alatas (37 tahun), wartawan majalah Tempo.


Peristiwa jatuhnya pesawat itu dan operasi penyelamatannya kemudian difilmkan berjudul Operasi Tinombala. Film ini disutradarai M. Shariefuddin dan dibintangi Kusno Sudjarwadi, Pong Hardjatmo, drg. Fadly, dan Wolly Sutinah.


Kumpulan tulisan Hendri F. Isnaeni dapat dibaca di sini.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page