Kisah Tiga Kapal Pesiar: Olympic, Titanic, dan Britannic
Tiga kapal pesiar besar nan mewah dibangun untuk melintasi rute komersial Atlantik. Ketiganya mengalami kecelakaan.
White Star Line, perusahaan pelayaran Inggris yang beroperasi sejak 1845, berambisi menjadi yang terbesar di Eropa. Untuk itu, ia memesan kapal pesiar yang cepat lagi mewah kepada perusahaan pembuat kapal Harland and Wolff di Belfast, Irlandia Utara. Ia ingin mengalahkan rivalnya, Cunard Line, yang membangun kapal pesiar berkecepatan tinggi seperti RMS Mauretania dan RMS Lusitania.
“Jika Cunard membangun yang besar, White Star akan membangun yang lebih besar; jika Cunard menawarkan kemewahan, White Star akan menawarkan kemewahan dalam skala yang belum pernah dilihat sebelumnya di Atlantik Utara,” tulis Daniel Allen Butler dalam The Age of Cunard: A Transatlantic History 1839-2003.
J. Bruce Ismay, presiden White Star, dan William J. Pirrie, direktur galangan kapal Harland and Wolff, memutuskan membangun tiga kapal: RMS Olympic pada 1908, RMS Titanic pada 1909, dan HMHS Britannic pada 1911. Ketiganya dirancang Thomas Andrews dan Alexander Carlisle.
Mengangkut 2.435 penumpang dari Southampton ke New York, Olympic berlayar perdana pada 14 Juni 1911. Dengan bobot 45.324 ton dan panjang 268,8 meter, Olympic menjadi kapal pesiar terbesar dan termewah di dunia. Namun, ia bertabrakan dengan kapal perang Inggris, HMS Hawke, pada 20 September 1911. Saat itu kapal dinakhodai Kapten Edward Smith, yang nantinya akan menjadi kapten kapal Titanic. Tak ada korban jiwa meski kapal rusak cukup berat. Namun reparasi Olympic membuat peluncuran Titanic tertunda beberapa bulan.
Titanic diperkenalkan pada 10 April 1912. Layaknya istana terapung, Titanic yang berbobot 46.328 ton dan panjang 269,1 meter adalah kapal pesiar termewah dan terbesar di dunia. Namun, pelayaran perdananya dari Southampton menuju New York dengan membawa 2.224 penumpang berakhir tragis. Ia menabrak gunung es pada 14 April 1912. Sekira 1.517 penumpang tewas, di antaranya nakhoda Edward Smith dan Thomas Andrews, perancang Titanic. J. Bruce Ismay selamat, namun reputasinya sebagai presiden White Star memudar. Media di Eropa dan Amerika mengabarkan bencana Titanic sebagai musibah kapal laut terburuk saat itu.
“Kisah bencana Titanic membuat takjub orang-orang bahkan masih menarik perhatian dibandingkan bencana lainnya di abad ke-20. Banyak buku ditulis. Juga ada beberapa film yang dibuat tentang bencana ini,” tulis Kathleen Fahey dalam Titanic.
Bencana Titanic membuka mata White Star. Olympic direparasi dan keamanannya diperkuat dengan penambahan sekoci penyelamat. Olympic kembali berlayar pada Maret 1913.
Britannic diluncurkan pada 26 Februari 1914 dengan panjang 275 meter dan bobot 48.158 ton. Namun, Perang Dunia I keburu pecah sebelum Britannic menjalani pelayaran komersialnya. Britannic lalu diubah jadi kapal rumahsakit untuk memenuhi kebutuhan perang. Britannic tak berumur panjang. Pada 21 November 1916, saat berlayar di laut Aegea untuk menjemput prajurit yang terluka, ia menabrak ranjau laut dan tenggelam; 30 dari 1.100 awak kapalnya tewas.
Salah satu yang selamat adalah Violet Jessop, seorang perawat. Antara nasib buruk dan keberuntungan, Jessop menjadi pelayan di Olympic, Titanic, dan Britannic. Dia selamat dari ketiga bencana tersebut.
Selepas Perang Dunia I, praktis hanya Olympic yang mampu bertahan. Olympic kembali memulai perjalanan komersialnya pada 1920, sampai akhirnya Depresi Besar tahun 1930 memukul perusahaan White Star.
White Star akhirnya merger dengan Cunard yang juga rugi besar setelah kapalnya, Lusitania, tenggelam saat Perang Dunia I. Merger disetujui pada 10 Mei 1934. Kapal pesiar Olympic, yang telah beroperasi selama 25 tahun, dipensiunkan.
Dibandingkan Titanic dan Britannic, karier Olympic lebih mentereng: 257 kali berlayar melintasi Atlantik membawa 430.000 penumpang. Olympic lalu dijual pada 1935, sebelum akhirnya dibongkar dan dihancurkan pada 1936 dan 1937.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar