top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Restorasi Lukisan Penangkapan Diponegoro

Lukisan Penangkapan Diponegoro karya Raden Saleh diperlakukan serampangan oleh kurator Istana Negara. Restorasi memulihkannya.

Oleh :
6 Feb 2015

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Lukisan penangkapan Diponegoro karya Raden Saleh yang belum direstorasi. Inset: bagian yang rusak dan direstorasi. (Koleksi Pameran AkuDiponegoro).

  • Aryono
  • 7 Feb 2015
  • 2 menit membaca

SEJAK diselesaikan Raden Saleh tahun 1857, lukisan “Penangkapan Diponegoro” menetap di negeri Belanda. Baru 116 tahun kemudian lukisan ini diserahkan kepada pemerintah Indonesia dan tersimpan di Istana Negara, Jakarta.


“Di istana, lukisan Raden Saleh ini diletakkan di tempat yang tidak layak untuk ukuran lukisan masterpice,” ujar Catrini Pratihari Kubontubuh, direktur eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusumo.


Di negeri sendiri, lukisan “Penangkapan Diponegoro” justru mengalami nasib tragis: rusak karena usia dan perlakuan salah dari kurator istana.


Restorasi lukisan “Penangkapan Diponegoro” baru bisa dilakukan pada 2012 oleh Susanne Erhards dari Jerman. Restorasi ini dilakukan dengan menghilangkan lapisan vernis yang sudah kusam dan memperbaiki kembali tambalan yang dilakukan kurator istana.


Susanne bertindak layaknya dokter, lengkap dengan baju putih panjang dan semacam kaca pembesar yang dipasang di kepala. Dia dengan tekun membersihkan vernis dengan zat pelarut inci demi inci. Ketika vernis terangkat, warna asli pun mulai tampak. Detail pola batik yang dipakai pengikut Diponegoro juga muncul.


Selain mengangkat vernis, Susanne berusaha mengangkat lapisan cat untuk menutup kerusakan yang dilakukan kurator istana. Cat baru ini terletak di bagian pohon kelapa dan hanya bisa dilihat dengan bantuan sinar ultraviolet.


“Ada kerusakan sepanjang satu sentimeter dan lebar satu milimeter, namun ukuran bagian yang ditimpa lebih besar sekitar lima kali sepuluh sentimeter. Catnya tidak bisa diangkat hanya dengan cat pelarut, sehingga harus dikupas dengan pisau bedah,” terang Susanne dalam dokumentasi tentang restorasi lukisan “Penangkapan Diponegoro” yang berdurasi sekira 12 menit.


Akhirnya kerusakan asli pun tampak. Dalam film itu terlihat Susanne menambahkan cat dasar untuk menambal lapisan yang rusak. Sementara untuk melakukan tusir, Susanne cukup menggunakan cat air saja. Dengan cat air, kelak jika ada pihak yang akan melakukan restorasi terhadap lukisan tersebut, pekerjaan akan menjadi lebih mudah.


Susanne memberikan resep bahwa untuk melakukan konservasi dan restorasi lukisan, harus mengunakan bahan yang berbeda dari cat aslinya. Apa yang dikerjakan Susanne bisa dinikmati dalam gelaran pameran “Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa”, 6 Februari hingga 8 Maret 2015 di Galeri Nasional, Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat.


Seperti tak ingin mengulangi kesalahan pengelola lukisan istana, Susanne akan memberikan pelatihan gratis untuk orang-orang yang bergelut dengan restorasi lukisan pada 7-8 Februari 2015 di Galeri Nasional. Materi pelatihan berisi pencegahan kerusakan, teknik restorasi, dan perawatan pascarestorasi.


“Ke depan akan direncanakan restorasi lukisan tradisional Kamasan dari Bali,” pungkas Ari, panggilan akrab Catrini Pratihari Kubontubuh.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Pecah Kongsi Perkawinan S.K. Trimurti dan Sayuti Melik

Pecah Kongsi Perkawinan S.K. Trimurti dan Sayuti Melik

S.K. Trimurti dan Sayuti Melik menikah dengan satu ikrar: berjuang bersama. Politik membuat pasangan ini keluar masuk-penjara. Namun, biduk rumah tangga mereka kandas menjelang masa senja.
Sekolah Tertua di Depok

Sekolah Tertua di Depok

Depok sudah punya sekolah sejak 1830. Tergolong sekolah tertua di Jawa, bahkan Indonesia. Tuan Laurens guru tertuanya.
Wasit Hindia di Olimpiade

Wasit Hindia di Olimpiade

Hindia Belanda nyaris mengirimkan tim sepakbola di Olimpiade tapi gagal karena penolakan Belanda. Sebagai pelipur lara, wasit Hindia Belanda tampil dalam beberapa pertandingan, termasuk final sepakbola di Olimpiade.
Harrison Ford dan Kepedulian Lingkungan

Harrison Ford dan Kepedulian Lingkungan

Harrison Ford sudah peduli isu lingkungan sejak puncak ketenarannya. Pemeran waralaba “Star Wars” dan “Indiana Jones” itu turut berada di garis depan menentang kerusakan lingkungan.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
bottom of page