top of page

Sejarah Indonesia

Orang Somalia Lebih Mengenal Soekarno

Orang Somalia Lebih Mengenal Sukarno

Orang Somalia mengira Indonesia adalah Indochina. Baru ngeh setelah sebut Sukarno.

28 September 2018

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Presiden Sukarno dan Hugh S. Cumming, Jr. di air terjun Niagara, 1956. (USIS/Wikimedia Commons).

Diperbarui: 30 Jul

PADA 5 April 1964, pukul 23.00, KRI Dewa Ruci merapat di pelabuhan Djibouti, Somalia. Muncullah para pekerja pelabuhan. Mereka berdiri berkelompok memandangi tiang-tiang Dewa Ruci dan tali-temali yang memenuhi geladak. Mereka kemudian pergi ke haluan dan ramai memperdebatkan patung Dewa Ruci yang tepaku kokoh di bawah cocor.


Kemudian terjadi komunikasi dalam bahasa Inggris yang sangat kaku. Kemampuan bahasa Inggris awak Dewa Ruci memang belum begitu bagus, begitu pula dengan bahasa Inggris mereka tidak lebih baik. Kendati begitu, dengan isyarat tangan dan bahasa tubuh yang universal, komunikasi dapat berjalan secukupnya.


“Mereka tidak begitu hafal tentang Indonesia. Sewaktu kami menyebut Indonesia, mereka malah menyangka Indochina,” kata Corenlis Cowaas dalam Dewa Ruci: Pelayaran Pertama Menaklukkan Tujuh Samudra.


Aaa, yes, Indochina, Saigon!” katanya. Indochina dan Saigon tentu saja amat populer bagi mereka karena Vietnam dan Somalia sama-sama dijajah Prancis.


No no no, Indonesia, Jakarta!” kata Cornelis. “Kami berusaha menjelaskan. Tetapi tetap saja mereka tidak paham. Dan pada waktu kami menyebut nama Sukarno, barulah mereka terkejut.”


Mendengar nama Sukarno, mereka dengan mata terbelalak dan muka berseri-seri serentak berteriak, “Sukarno? Yes, Sukarno! Good, Sukarno, oh yes, Indonesia!”


“Rupanya nama Sukarno lebih populer daripada Indonesia, atau boleh juga dikatakan bahwa Sukarno adalah Indonesia atau sebaliknya,” kata Cornelis.


Mereka menganggap bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Sukarno merupakan model bangsa yang berjuang dengan kekuatan sendiri berhasil menghancurkan belenggu penjajahan dengan semangat merdeka atau mati. Dengan semangat tersebut, Sukarno menggalang kekuatan baru (The New Emerging Forces) untuk memerdekakan bangsa-bangsa yang masih berada dalam cengkeraman penjajah.


“Semangat tersebut kini sedang mengilhami mereka,” kata Cornelis, “terutama karena rakyat Somalia juga sedang berjuang menuntut kemerdekaan dari Prancis.” Republik Somalia merdeka pada 1 Juli 1960.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim dikenal dengan julukan Napoleon dari Batak. Menyalakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda di tanah Simalungun.
Antara Raja Gowa dengan Portugis

Antara Raja Gowa dengan Portugis

Sebagai musuh Belanda, Gowa bersekutu dengan Portugis menghadapi Belanda.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page