top of page

Sejarah Indonesia

Kemungkinan Yang Terjadi Prabowo Menteri Pertahanan

Kemungkinan yang Terjadi: Prabowo Menteri Pertahanan

34 tahun lalu, komandan Kopassus ini telah mengatakan mungkin di masa datang Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan.

Oleh :
24 Oktober 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (Wahyu Putro A./ANTARA).

Di media sosial beredar video seorang santri yang ditanya Presiden Joko Widodo nama-nama menterinya. Santri itu menjawab Prabowo. Jokowi dan hadirin pun tertawa terbahak-bahak. Meski salah, santri itu tetapdapat sepeda. Apa yang dikatakan santri itu kemudian terjadi. Jokowi menunjuk Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.


Sebelumnya, kemungkinan Prabowo menjadi Menteri Pertahanan dikatakan langsung oleh Kolonel Sintong Panjaitan, Komandan Kopassandha (kemudian Kopassus). Namun, Sintong mengatakannya dalam nada tersinggung.


Dalam biografinya, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Sintong menceritakan kejadiannya berawal dari pemindahan Mayor Prabowo Subianto dari Kopassandha. KSAD Jenderal TNI Rudini telah menandatangani pemindahan Prabowo ke Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) di Bandung. Namun, Letkol Luhut B. Pandjaitan, Komandan Detasemen 81/Antiteror Kopassandha, meminta agar wakilnya itu tidak dipindahkan ke Pussenif karena terlalu jauh dari Kopassandha. Dia menyarankan lebih baik dipindahkan ke Yonif 328/Raiders Kostrad.


KSAD pun mengganti surat perintah pemindahan Prabowo ke Kostrad. Surat perintah itu segera dikirim ke Komandan Kopassandha, Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar. Namun, sampai serah terima jabatan kepada Sintong Panjaitan pada Mei 1985, pemindahan Probowo belum terlaksana.


Sintong kemudian memerintahkan Kolonel Bambang Sumbodo, Asisten 3/Personel, untuk membuat surat perintah pemindahan Prabowo dari Kopassandha ke Kostrad. Sintong menandatangani surat perintah itu.


Sintong mengaku tidak tahu awal mula pemindahan Prabowo karena baru pindah dari Pusat Pendidikan Kopassandha di Batujajar ke Mako Kopassandha di Cijantung. Dasar pemindahan Prabowo yang dilakukan Sintong semata melaksanakan surat perintah KSAD yang tersimpan di arsip Asisten Personel Kopassandha.


Saat itu, Prabowo menjabat Wakil Komandan Detasemen 81/Antiteror Kopassandha. Menurut Sintong, seharusnya setelah menerima surat perintah pemindahan, Prabowo cukup melapor kepada atasan langsung, Letkol Luhut B. Pandjaitan. Wakil komandan detasemen tidak perlu melapor kepada Komandan Kopassandha.


Menurut prosedur yang berlaku, kata Sintong, mereka yang dapat melakukan corps’ report kepada Komandan Kopassandha adalah para asisten, komandan grup, komandan detasemen, dan kepala dinas. Namun, Prabowo tetap minta waktu untuk corps’ report meskipun berlawanan dengan prosedur.


Sintong menerima Prabowo di ruang kerjanya. Prabowo menanyakan mengapa dipindahkan dari Kopassandha ke Kostrad.


“Dalam sejarah Korps Baret Merah,” kata Sintong, “belum pernah terjadi seorang anggota menanyakan kepada atasan mengapa ia dipindahkan. Di kalangan Korps Baret Merah, komandan sangat disegani oleh anak buahnya. Tidak seorang pun yang berani menanyakan mengapa ia dipindahkan.”


Sintong merasakeberanian Prabowo itu karena dia menantu Presiden Soeharto. Prabowo yang semula idealis dan selalu berbicara tentang teknik, taktik, dan peningkatan mutu kesatuan, serta masalah kualitas militer; berubah ke arah kenegaraan, pemerintahan, dan kekuasaan. Ia mulai banyak berhubungan dengan politisi.


KSAD Jenderal TNI Rudini menjabat tangan Kolonel Sintong Panjaitan dalam serah terima jabatan Komandan Kopassandha (kemudian Kopassus) dari Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar pada 22 Mei 1985. (Repro Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando).
KSAD Jenderal TNI Rudini menjabat tangan Kolonel Sintong Panjaitan dalam serah terima jabatan Komandan Kopassandha (kemudian Kopassus) dari Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar pada 22 Mei 1985. (Repro Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando).

Sebenarnya, menurut tradisi militer, pertanyaan tentang pemindahan dari satu kesatuan ke kesatuan lain tidak pantas disampaikan. Sehingga Sintong menjadi kaget dan tersinggung.


Sintong pun mengatakan kepada Prabowo. “Kamu prajurit. Saya tidak pandang kamu anaknya siapa. Selama kamu di tentara, kamu harus turut aturan-aturan tentara. Kalau kamu tidak mau, kamu bisa saja keluar dari tentara lalu masuk partai.”


Sebagai anggota partai, kata Sintong, orang bisa menjadi bermacam-macam. “Mungkin di masa datang kamu bisa menjadi Menteri Pertahanan. Saya akan menghormati kamu. Itu tidak menjadi masalah bagi saya.”


Perkataan Sintong itu merujuk kepada seorang letnan Angkatan Darat Kerajaan Belanda yang keluar dari dinas militer, kemudian meniti karier politik dan menjadi Menteri Pertahanan.


Setelah pembicaraan itu, Sintong memerintahkan Prabowo kembali ke tempat. Ia memberi hormat dengan sigap kemudian meninggalkan ruangan. “Sejak saat itulah hubungan antara saya dan Prabowo yang semula sangat baik, menjadi putus,” kata Sintong.


Prabowo pun pindah ke Kostrad. Dia kembali ke Kopassus pada 1993. Dua tahun kemudian, dia menjabat Komandan Kopassus hingga tahun 1998. Setelah itu, dia menjabat Panglima Kostrad tapi hanya sebentar karena dipindahtugaskan sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI di Bandung. Karier militer Prabowo berakhir setelah diberhentikan oleh Dewan Kehormatan Perwira karena dianggap bertanggung jawab atas penculikan aktivis Reformasi.


Prabowo kemudian terjun ke politik dengan mendirikan Partai Gerindra. Dia tiga kali bertarung dalam pemilihan presiden, namun gagal. Dan sekarang dia diangkat menjadi Menteri Pertahanan.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim dikenal dengan julukan Napoleon dari Batak. Menyalakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda di tanah Simalungun.
Antara Raja Gowa dengan Portugis

Antara Raja Gowa dengan Portugis

Sebagai musuh Belanda, Gowa bersekutu dengan Portugis menghadapi Belanda.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page