- Jay Akbar
- 23 Nov 2010
- 4 menit membaca
Diperbarui: 2 hari yang lalu
Di antara desing peluru, dentum meriam, pekik kemerdekaan, dan jerit parau para pejuang yang terluka, seorang dokter muda dengan cekatan menolong para pejuang yang terluka di front terdepan.
Dia mengorganisasi dapur umum untuk memenuhi kebutuhan gerilyawan yang masuk kota. Tanpa kenal takut, dia terjun di front Tambun (Jawa Barat), Gresik, Demak, dan Yogyakarta. Karena keberaniannya, ia sempat ditahan oleh pemerintah kolonial Belanda selama dua bulan di Yogyakarta.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.










