- Bonnie Triyana
- 7 Okt 2011
- 3 menit membaca
Diperbarui: 6 Mei
SUATU hari Moerdiono menelpon sejarawan Sartono Kartodirdjo. Menteri Sekretaris Negara yang terkenal bicara terbata-bata kala diwawancara wartawan itu meminta Sartono mengoreksi buku putih terbitan Sekretariat Negara RI soal “Pemberontakan G.30.S/PKI”. Sartono menjawab singkat, “tugas sejarawan bukan mengoreksi buku putih.” Tapi toh Moerdiono tetap mengirim kurir ke Yogyakarta, membawakan naskah “buku putih” untuk Sartono.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.











