top of page

Sejarah Indonesia

Hansip Bubar Barisan

Hansip Bubar Barisan

Puluhan tahun digunakan sebagai pelindung masyarakat. Hansip juga ikut dalam berbagai kampanye melawan pemberontakan.

Oleh :
28 September 2014

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Taufik, 50 tahun, berasal dari Bogor, menjadi hansip sejak tiga tahun lalu dengan gaji Rp300 ribu sebulan, di Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Foto: Micha Rainer Pali&Acirc&copyHistoria, 2014.

  • Aryono
  • 28 Sep 2014
  • 2 menit membaca

SLAMET Santoso, 54 tahun, telah 21 tahun menjadi hansip (pertahanan sipil) di desa Keseneng, kabupaten Semarang. Dia menanggapi dingin pembubaran hansip awal September lalu. “Saya kira kok sama saja, dibubarkan atau tidak. Hansip desa itu sudah menjadi pengabdian saja,” ujarnya kepada Historia.


Menurut Slamet, untuk seragam pun dia peroleh dari bekas hansip sebelumnya. Tunjangannya bersumber dari Dana Alokasi Umum Desa (DAUD), yang dibayarkan dalam kurun setahun, dibagi 14 rekan hansip lainnya.


Pembentukan hansip terkait dengan upaya pemerintah merebut Irian Barat. Pada 19 Desember 1961, Sukarno mengumumkan Tri Komando Rakyat: gagalkan pembentukan negara Papua buatan Belanda, kibarkan merah putih di Irian Barat, dan bersiap untuk mobilisasi umum.  


Untuk mempersiapkan mobilisasi umum, Menteri Keamanan Nasional/Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal AH Nasution membentuk organisasi pertahanan sipil (hansip) melalui keputusan MI/A/00305/61 tanggal 30 Desember 1961.


Pelaksanaan mobilisasi umum lalu ditetapkan melalui Perppu No 1/1962, yang kemudian ditetapkan menjadi UU No 14/1962. Perppu mengatur pengerahan warganegara berumur 18-50 tahun untuk kepentingan keamanan dan pertahanan negara. Tugasnya dibagi dua: perlawanan rakyat (wanra) yang membantu kesatuan angkatan bersenjata dan perlindungan masyarakat (hansip). Hansip ditempatkan berada di bawah wakil menteri utama pertahanan keamanan (Wampa Hankam), untuk melakukan koordinasi dari pusat hingga daerah. Wampa Hankam selanjutnya mengeluarkan SK No MI/A/72/1962 yang menegaskan hakikat hansip adalah non-militer.


“Hakikat hansip adalah pertahanan non-militer. Lingkup hansip meliputi kegiatan perlawanan rakyat dan pertahanan sipil dalam arti sempit, yakni perlindungan masyarakat,” catat F. Sugeng Istanto dalam Perlindungan Penduduk Sipil.


Angkatan Darat menjadikan hansip untuk membendung ide pembentukan angkatan kelima (mempersenjatai buruh dan petani) yang diusung Partai Komunis Indonesia (PKI). Hal ini ditegaskan AH Nasution dalam Kekarjaan ABRI. Bahkan Menteri Panglima Angkatan Darat, Ahmad Yani, berdasarkan analisis yang dilakukan Staf Umum Angkatan Darat (SUAD), mengatakan bahwa hansip sudah cukup untuk sekadar melakukan usaha belanegara, tidak perlu sampai membentuk angkatan kelima.


Menurut Verena Beittinger-Lee dalam (Un) Civil Society and Political Change in Indonesia: A Contested Arena, hansip dibentuk karena militer dan polisi membutuhkan bantuan sipil untuk menghadapi kekacauan dan kriminalitas.


Maka, hansip digunakan bukan hanya untuk kampanye melawan Belanda dalam perebutan Irian Barat, tetapi juga kampanye Ganyang Malaysia, PGRS/Paraku (Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak/Pasukan Rakyat Kalimantan Utara), Operasi Trisula pasca-Gerakan 30 September 1965, sampai Organisasi Papua Merdeka (OPM).


Pemerintah Orde Baru melalui Keppres No 55/1972 mengalihkan kedudukan hansip dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan ke Kementerian Dalam Negeri. Namun, pada 1 September 2014, pemerintah mencabut Keppres tersebut dengan Perpres No 88/2014. Dengan demikian, hansip dihapus. Tugas dan fungsi yang berkaitan dengan ketertiban umum, ketentraman masyarakat, dan perlindungan masyarakat dilaksanakan satuan polisi pamong praja.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page