Direktur CIA Terburuk
Direktur CIA pertama yang berkunjung ke Indonesia dan bertemu Presiden Soeharto.
Presiden Soeharto menerima Direktur CIA, John Mark Deutch, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis pagi, 24 Oktober 1996. Dalam pertemuan tersebut, Soeharto didampingi oleh Letjen TNI Moetojib, kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin, sekarang BIN).
Setelah pertemuan, Deutch menolak memberikan keterangan. Sementara Moetojib mengatakan kepada wartawan bahwa kepala intelijen Amerika Serikat itu ingin mendapatkan informasi tangan pertama dari presiden mengenai perkembangan terbaru di negara ini.
"Mereka (CIA) ingin mengetahui situasi di sini, karena sampai sekarang mereka hanya mendengar komentar dari pihak-pihak yang ingin mendiskreditkan Indonesia," kata Moetojib seperti dikutip Reuter, 24 Oktober 1996. "Presiden Soeharto telah menjelaskan kepadanya (Deutch) tentang perlunya stabilitas nasional."
Moetojib menambahkan bahwa Deutch adalah direktur CIA pertama yang mengunjungi Indonesia, salah satu dari beberapa negara yang dikunjunginya termasuk Tiongkok dan Korea Selatan.
Tak lama setelah tur Asia itu, jabatan Deutch sebagai direktur CIA berakhir pada 5 Desember 1996. Bahkan, dia tersandung masalah.
Baca juga: Soeharto Meminta Bantuan CIA
"[Deutch] dikenal di beberapa kalangan Kongres selama 1990-an sebagai Direktur Intelijen Pusat (DCI) terburuk dalam sejarah CIA," tulis W. Thomas Smith dalam Encyclopedia of the Central Intelligence Agency.
John Mark Deutch lahir di Brussels, Belgia, pada 27 Juli 1938, dari pasangan Michael Joseph Deutch dan Rachel Felicia Fisher. Deutch muda tiba di Amerika Serikat pada 1940 dan menjadi warga negara pada 1945. Dia lulus dari Sidwell Friends School di Washington, D.C.
Pada 1961, Deutch meraih gelar sarjana bidang sejarah dan ekonomi dari Amherst College di Massachusetts. Dia juga memperoleh gelar sarjana teknik kimia dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Pada 1966, dia memperoleh gelar Ph.D dalam kimia fisik dari MIT. Kariernya di MIT mulai dari anggota fakultas, kepala departemen kimia, dekan sains, hingga rektor.
Di luar kampus, dari 1977 hingga 1980, Deutch menduduki beberapa posisi di Departemen Energi: direktur riset energi, penjabat asisten sekretaris untuk teknologi energi, dan wakil sekretaris departemen. Dia kemudian bekerja di Departemen Pertahanan sebagai wakil menteri untuk akuisisi dan teknologi (1993) dan wakil menteri pertahanan (1994-1995).
Direktur CIA
Pada 10 Mei 1995, Presiden Bill Clinton menunjuk Deutch sebagai direktur CIA, posisi yang dipegangnya hingga 15 Desember 1996. Posisinya dinaikkan ke status kabinet.
"Deutch melanjutkan kebijakan untuk mendeklasifikasi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan operasi rahasia selama Perang Dingin," tulis Bob Navarro dalam Directors of the CIA.
Selama masa jabatannya, menurut Thomas Smith, Deutch menerapkan sejumlah reformasi, termasuk menempatkan lebih banyak perempuan di posisi atas CIA. Dia juga menetapkan kebijakan pintu terbuka untuk petugas junior yang menginginkan akses ke direktur –sebuah langkah yang menciptakan kekhawatiran para petugas senior CIA. Dia juga merancang sejumlah produk intelijen CIA untuk militer dan lembaga penegak hukum serta mengusulkan Badan Pencitraan dan Pemetaan Nasional yang baru.
Namun, menurut Bob Navarro, Deutch tidak disukai oleh pemerintahan Clinton karena kesaksian publik yang dia berikan kepada Kongres tentang Irak. Khususnya, dia bersaksi bahwa Saddam Hussein lebih kuat dibandingkan empat tahun yang lalu dan CIA mungkin tidak akan pernah bisa memperbaiki masalah ini. Akibatnya, Presiden Clinton menggantinya pada 1996.
Setelah Deutch mengundurkan diri, menurut Thomas Smith, petugas keamanan CIA muncul di rumahnya di Maryland untuk melakukan pemeriksaan keamanan rutin pada komputer-komputer Macintosh yang diberikan CIA. Petugas itu menemukan banyak file yang berisi informasi rahasia, banyak di antaranya rahasia (secret), sangat rahasia (top secret), atau akses khusus (special access). Banyak dokumen disimpan sebagai file microsoft word yang tidak dienkripsi.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan sekitar 17.000 halaman data, termasuk penganggaran dari National Reconnaissance Office (NRO), badan Komunitas Intelijen Amerika Serikat yang menangani satelit mata-mata; rincian operasi rahasia yang sangat sensitif; pesan ke Kantor Oval di Gedung Putih; dan catatan harian yang panjang tentang aktivitas Deutch selama beberapa tahun. Penemuan ini sungguh mengejutkan.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh kantor inspektur jenderal CIA menemukan bahwa Deutch secara sadar telah melanggar peraturan CIA dan pemerintah Amerika Serikat yang mengharuskan komputer miliknya digunakan hanya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pemerintahan. Komputernya terhubung ke internet melalui America Online.
"Lebih buruk lagi, terungkap bahwa seorang anggota keluarga Deutch telah menggunakan salah satu komputer untuk mengakses situs-situs porno dan berisiko tinggi lainnya, di mana para peretas dapat menanam perangkat yang bisa memantau aktivitas online Deutch dan mungkin memperoleh akses ke, atau mencuri, file-file sensitif CIA," tulis Thomas Smith.
Deutch juga pernah mempekerjakan pembantu rumah tangga, seorang asing yang tinggal di sana, yang diberi kode alarm atau sistem keamanan rumahnya. Dengan demikian, pengurus rumah tangga itu memiliki akses ke kediamannya tanpa terpantau. CIA telah menawarkan untuk menempatkan petugas keamanan 24 jam di rumah Deutch selama masa jabatannya sebagai direktur CIA. Tetapi dia menolak, dengan alasan masalah privasi.
Baca juga: CIA dan Daftar Anggota PKI yang Dihabisi
Menurut Bob Navaro, pada 1997, CIA memulai penyelidikan keamanan formal tentang masalah ini, tetapi manajemen senior di CIA menolak untuk mengejar pelanggaran keamanan. Pada 1998, masalah ini dirujuk ke Departemen Kehakiman, di mana Jaksa Agung menolak penuntutan.
Dengan enggan, Deutch setuju untuk bersaksi di hadapan sidang tertutup Senate Select Committee on Intelligence pada 22 Februari 2000. Dia kemudian mengatakan kepada wartawan, "Direktur Intelijen Pusat tidak di atas aturan." Dia menyesali kesalahannya.
Anggota komite, John Millis, menyebut Deutch sebagai "direktur terburuk pertama, kedua, dan ketiga dalam sejarah CIA".
"Deutch setuju untuk mengaku bersalah atas pelanggaran ringan karena kesalahan penanganan rahasia pemerintah pada 2001," tulis Bob Navaro, "tetapi Presiden Clinton memaafkannya sebelum Departemen Kehakiman dapat mengajukan kasus untuk melawannya."
Tambahkan komentar
Belum ada komentar