CIA dan Daftar Anggota PKI yang Dihabisi
Pengakuan wakil kepala stasiun CIA di Jakarta tentang peran Amerika Serikat dalam pembunuhan massal anggota PKI.
Setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 terjadi pembunuhan massal terhadap anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Jumlah korbannya mencapai ratusan ribu orang. Dan Amerika Serikat berperan dalam memberikan daftar orang-orang komunis itu untuk diburu dan dihabisi.
Wartawan Kathy Kadane mengungkapnya untuk pertama kali di washingtonpost.com, 21 Mei 1990. Kepada Kathy, mantan pejabat urusan politik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Robert J. Martens, mengakui memberikan daftar orang-orang PKI, dari tokoh atas hingga kader bawah, kepada tentara Indonesia untuk diburu dan dibunuh. Analis yang berpengalaman dalam soal komunis itu mengepalai kelompok pejabat di kedutaan dari Departemen Luar Negeri dan CIA untuk menyusun daftar itu selama dua tahun. Daftar itu memuat lebih dari 5.000 nama.
"Mantan wakil kepala stasiun CIA Joseph Lazarsky dan mantan diplomat Edward Masters –bos Martens– mengatakan bahwa pegawai CIA berkontribusi dalam (menyusun) daftar PKI," tulis Kathy. Namun, Juru Bicara CIA, Mark Mansfield, membantah CIA terlibat dalam persiapan dan atau distribusi daftar yang digunakan untuk melacak dan membunuh anggota PKI.
Kathy menyebut tidak jelas berapa banyak pejabat kedutaan tahu nama-nama itu telah diberikan kepada tentara Indonesia di luar lingkaran kecil di atas (Martens, Masters, dan Lazarsky). Ketika diberitahu bahwa Martens telah merilis nama-nama itu, Lazarsky mengatakan: "Itu berita baru bagi saya. Saya belum pernah mendengarnya sebelumnya."
Baca juga: Kerugian Nasional Akibat Genosida Politik 1965-1966
Joseph Edward Lazarsky lahir pada 21 Oktober 1923 di Luzerne County, Pennsylvania, Amerika Serikat. Orangtuanya, John W. dan Veronica Lazarsky, imigran dari Polandia. Dia dibesarkan di kota tambang batubara di Hazleton, Pennsylvania. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas Hazleton pada 1940, dia mendaftar di Pennsylvania State College. Namun, dia meninggalkan perguruan tinggi untuk mendaftar di Angkatan Darat Amerika Serikat pada Januari 1941.
Dalam koran lokal Middleburg Eccentric, 22 Agustus–26 September 2013, disebut selama Perang Dunia II, Lazarsky bertugas sebagai penerjun payung dan pejuang gerilya dengan Detasemen 101 OSS (Office of Strategic Services, pendahulu CIA) yang legendaris di sepanjang Burma, India, dan Cina. Bersama anggota terpilih dalam pasukan Sekutu dari Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Australia, dia berlatih dan berperang dengan pasukan Burmese Kachin Rangers di belakang garis musuh dan di sepanjang Jalan Burma. Mereka mengganggu jalur pasokan dan menyergap pasukan musuh. Detasemen 101 OSS dan Burmese Kachin Rangers, bersama pasukan Sekutu lainnya, berperan penting dalam menjaga rute pasokan Sekutu di medan perang Cina-Burma-India dan mencegah kemajuan militer Jepang ke India.
Pengabdian Lazarsky dalam pertempuran itu membuatnya mendapatkan penghargaan Legion of Merit, Distinguished Flying Cross, American Defense Service Medal, dan Asiatic Pacific Theater Service Medal.
Setelah perang, Lazarsky kembali studi di Pennsylvania State College. Dia kemudian menjadi perwira Angkatan Udara dan bertugas sebagai Atase Angkatan Udara di Kedutaan Besar Amerika Serikat di India dari 1948 hingga 1951. Dia bergabung dengan CIA pada 1952.
Bart Barnes dalam obituari Lazarsky di washingtonpost.com, 30 Agustus 2013, menyebut Lazarsky menjadi perwira CIA dari 1952 sampai pensiun pada 1978. Dia bertugas di berbagai pos di Asia dan Amerika Serikat. Posnya termasuk di Guam, Asia Timur, dan Asia Selatan sebagai petugas operasi; Asia Tenggara sebagai wakil kepala stasiun; Vietnam dan tempat lain di Asia Selatan sebagai kepala stasiun, dan terakhir di markas besar CIA di Langley, Virginia.
Baca juga: Penumpasan PKI di Surabaya
Lazarsky bertugas di Indonesia sebagai wakil kepala stasiun CIA di Jakarta mulai Desember 1964 hingga Juli 1967. Tentu saja dia mengetahui pembunuhan massal anggota PKI setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Lazarsky bisa disebut pejabat CIA pertama yang mengakui keterlibatan CIA dalam memberikan daftar anggota PKI yang menjadi korban pembunuhan massal. Atasannya, Kepala Stasiun CIA di Jakarta Hugh Tovar selalu membantah CIA terlibat dalam peristiwa 1965 dan memberikan nama-nama PKI untuk diburu dan dibunuh.
Bahkan, menurut Kathy, Lazarsky menyebut pihak Amerika mendapat informasi tentang siapa saja yang telah ditangkap dan dibunuh dari markas Soeharto. Markas besar Jakarta adalah tempat pengumpulan laporan militer dari seluruh negeri yang merinci penangkapan dan pembunuhan para pemimpin PKI. "Kami mendapatkan laporan yang bagus di Jakarta tentang siapa yang dijemput," kata Lazarsky. "Tentara memiliki 'daftar penembakan' sekitar 4.000 atau 5.000 orang."
Lazarsky menambahkan, pemeriksaan satu per satu (check-off) orang yang dibunuh juga dilakukan di direktorat intelijen CIA di Washington. Pada akhir Januari 1966, kata Lazarsky, nama-nama yang dicentang sangat banyak sehingga analis CIA di Washington menyimpulkan bahwa pengurus PKI telah dihancurkan.
Dalam sebuah laporan tahun 1968, CIA memperkirakan jumlah korban mencapai 250.000 orang dan menyebut pembantaian itu "salah satu pembunuhan massal terburuk di abad ke-20".
Baca juga: Penumpasan PKI di NTT dalam Dokumen Rahasia AS
Menurut M.R. Siregar dalam Tragedi Manusia dan Kemanusiaan: Holokaus Terbesar Setelah Nazi, Lazarsky juga menyebut bahwa pengadilan terhadap orang-orang yang dinyatakan terlibat Gerakan 30 September 1965 hanyalah pengadilan sandiwara yang sama sekali terlepas dari keadilan dan rule of law. Lazarsky mengatakan: "Kami mengetahui apa yang sedang mereka lakukan. Kami mengetahui mereka akan membiarkan sebagian kecil dan menyelamatkan mereka untuk pengadilan-pengadilan Kangguru."
Dari Jakarta, Lazarsky kemudian bertugas di Vietnam dari 1969 hingga 1972. Dia mendapatkan penghargaan CIA Certificate of Distinction pada 1968 dan National Intelligence Medal pada 1978.
Sejak akhir 1960-an, keluarga Lazarsky tinggal di Middleburg, Virginia. Setelah pensiun, dia suka bepergian dan berkunjung ke mantan kawan-kawannya di Detasemen 101 OSS, merawat kebunnya yang luas, dan memancing di danau. Dia menjadi anggota OSS Society, pernah menjabat presiden Asosiasi OSS-101, dan berperan aktif dengan kelompok veteran Perang Dunia II.
Dari hasil pernikahannya dengan Barbara J. Ward, Lazarsky memiliki tiga anak: Jennifer Jinx, Joseph Stewart, dan Christopher John. Istrinya lebih dulu meninggal pada 2001. Dia menyusul pada 30 Agustus 2013.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar