top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Belanda Tawarkan Kompensasi Bagi Korban

Pemerintah Belanda menutup jalan pengadilan. Mempersilakan korban ajukan ganti rugi langsung.

11 Sep 2013

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Duta Besar Kerajaan Belanda, Tjeerd de Zwaan menyampaikan permintaan maaf kepada janda dan keluarga korban kekerasan dalam aksi polisionil Belanda pada kurun tahun 1945-1949, di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Jakarta, 12 September 2013. Foto: Micha Rainer Pali.

Diperbarui: 6 Mei

PEMERINTAH Belanda menyampaikan permintaan maaf kepada janda dan keluarga korban kekerasan dalam aksi polisionil Belanda pada kurun tahun 1945-1949. Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Kerajaan Belanda Tjeerd de Zwaan di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Jakarta, Kamis (12/9), pukul 10 pagi.


“Pemerintah Belanda menyadari bahwa kami mempunyai tanggung jawab  yang khusus terhadap para janda korban eksekusi di tempat di Indonesia yang serupa dilakukan oleh tentara Belanda di Sulawesi Selatan dan Rawagede,” ujar De Zwaan.


Beberapa keluarga korban tampak hadir di baris terdepan tamu undangan. Mereka mewakili sepuluhkeluarga korban eksekusi pasukan Kapten Raymond Westerling dalam aksi brutalnya di Sulawesi Selatan tahun 1947.


Selain meminta maaf, Pemerintah Belanda juga akan memberikan kompensasi kepada sepuluh janda tersebut. Seperti pernah diberitakan sebelumnya, pemerintah Belanda akan memberikan uang ganti rugi sebesar 20.000 euro atau kurang lebih Rp306 juta untuk setiap janda.


Ketika ditanya kenapa kompensasi hanya diberikan kepada sepuluh janda, juru bicara Kedubes Belanda Nico Schermers mengatakan mereka telah telah lebih dulu mengajukan gugatan melalui pengadilan Belanda.


“Namun bukan berarti korban-korban kejadian serupa di Indonesia tidak bisa mendapatkan kompensasi. Mereka dipersilahkan mengajukan ganti rugi tanpa melalui pengadilan,” kata Nico.

Dalam pidatonya, De Zwaan mengatakan rincian dari tindakan pengajuan kompensasi tersebut akan diatur dan diterbitkan dalam Lembaran Negara.


Pemerintah Belanda berharap permintaan maaf ini dapat membantu menutup babak yang sulit bagi mereka yang secara langsung terkena dampak kekerasan yang pernah dilakukan serdadu Belanda.


Pemerintah Belanda ingin bersama Indonesia menatap ke masa depan. “Kedua negara kita dan kedua bangsa kita mempunyai banyak hal yang bisa saling ditawarkan,” pungkas De Zwaan.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim dikenal dengan julukan Napoleon dari Batak. Menyalakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda di tanah Simalungun.
Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja bersekutu melawan Belanda. Keduanya telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
bottom of page