Supeni, Kim Il-sung, dan Ganefo
Supeni berhasil memengaruhi Kim Il-sung untuk mengirimkan kontingen Korea Utara ke Ganefo di Jakarta.
Presiden Sukarno mengangkat Supeni, politisi perempuan PNI, sebagai duta besar keliling. Ia ditugaskan meyakinkan pemimpin negara-negara Asia-Afrika untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Non Blok pertama di Beograd, Yugoslavia, pada 1–6 September 1961.
Di luar tugas resmi itu, saat diundang ke Korea Utara, Supeni sempat menyinggung soal pesta olahraga yang sedang dipersiapkan oleh Sukarno untuk menandingi Olimpiade, yaitu Games of The New Emerging Forces (Ganefo).
"Meskipun Bu Peni tidak punya urusan kegiatan apa-apa dengan Ganefo, tapi dalam pembicaraan dengan Kim Il-sung, sepintas lalu disinggung juga masalah ini," tulis Paul Tista dalam Supeni, Wanita Utusan Negara.
Baca juga: Tiga Generasi Dinasti Kim
Supeni sekadar bertanya kepada Kim Il-sung, apakah Korea Utara akan mengirimkan atlet-atletnya ke Ganefo. Ternyata, Kim Il-sung belum tahu tentang Ganefo dan minta dijelaskan. Setelah mendengar penjelasan dari Supeni, Kim Il-sung bertanya apakah negaranya perlu mengirim kontingen ke Ganefo?
"Perlu sekali," kata Supeni
"Kalau tidak kirim, bagaimana?" tanya Kim Il-sung.
"Rugi, karena dengan demikian maka Korea Utara akan terisolasi," jawab Supeni.
"Apakah Soviet Uni dan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) akan kirim juga?" tanya Kim Il-sung.
"Ya, mereka akan kirim kontingen yang besar," kata Supeni.
"Kalau begitu, sebaiknya saya kirim juga," kata Kim Il-sung.
Korea Utara pun mengirimkan kontingennya ke Ganefo.
Menurut Paul Tista, percakapan dengan Kim Il-sung itu tidak pernah dilaporkan kepada Sukarno maupun Menteri Luar Negeri, dr. Subandrio atau Menteri Olahraga, Maladi. "Jadi, di Indonesia pun tidak ada orang yang mengerti bahwa Bu Peni pernah memengaruhi Kim Il-sung supaya mengirimkan atlet-atletnya ke Ganefo," tulisnya.
Baca juga: Ganefo, Olimpiadenya Bangsa Asia Afrika
Ganefo diselenggarakan pada 10–22 November 1963 di Jakarta. Sekitar 2.700 atlet dari 51 negara bertanding dalam 20 cabang olahraga. Hasilnya, Tiongkok keluar sebagai juara, diikuti Uni Soviet, Indonesia, Republik Persatuan Arab, dan Korea Utara.
Pada April 1965, Kim Il-sung mengunjungi Indonesia sebagai balasan atas kunjungan Sukarno ke Korea Utara pada 1–4 November 1964. Supeni termasuk yang turut menyambut Kim Il-sung di Istana Merdeka.
"Ketika Kim Il-sung melihatnya, tiba-tiba saja tamu negara ini keluar dari jalur protokol dan menyalami Bu Peni. Presiden Sukarno tersentak melihat tamunya keluar dari jalur, tapi setelah melihat Kim Il-sung menyalami Supeni, dia tersenyum," tulis Paul Tista.
Baca juga: Kim Il-sung Menerima Gelar Doktor Honoris Causa dari UI
Frank Galbraight, duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia, tak suka dengan keakraban Supeni dan Kim Il-sung. Ia mendekati Supeni dan berkata dengan nada mengancam, "Oh, you, you bring about this, you'll see later, I know now" (Oh, Anda, Anda membawa ini, Anda akan lihat nanti, saya tahu sekarang).
Supeni menjawab, "What do you mean, is that the way you meddle in other country’s business?" (Apa maksud tuan? Apa ini caranya tuan mencampuri persoalan negara orang lain?).
Sukarno tidak mengira kalau Kim Il-sung sudah mengenal Supeni. "Kim Il-sung sendiri kemudian menceritakan kepada Bung Karno, kalau tidak ketemu Supeni, mungkin Korea Utara tidak mengirimkan atlet-atletnya ke Ganefo," tulis Paul Tista.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar