- Aboeprijadi Santoso
- 18 Apr 2011
- 6 menit membaca
Diperbarui: 4 hari yang lalu
SEKIRA pertengahan 2008 saya bertemu Rosihan Anwar di Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta. "Bung, sekarang kalau terbang ke Belanda berapa lama tuh?" tanyanya. "Tigabelas, atau empatbelas jam," jawab saya. Saat itu Rosihan tidak bilang akan ke Belanda, namun setahun kemudian, pada Desember 2009, sebagai wartawan yang pernah meliput jalannya Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949, dia diundang hadir dalam peringatan 60 tahun KMB di Den Haag, Belanda dan diundang ke redaksi Radio Nederland di Hilversum, Belanda.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.











