Dan Westerling Pun Tersenyum
Perjalanan hidup Westerling dari komandan pasukan khusus yang memimpin pembantaian dan kudeta menjadi pelarian. Masa tuanya serba kekurangan, terlilit utang, dan frustrasi mendalam.
SIAPA tak kenal Westerling? Di bangku sekolah, guru-guru sejarah mengenalkannya sebagai sosok kejam, yang membantai ribuan orang di Sulawesi Selatan. Bahkan penyanyi Iwan Fals mempopulerkan namanya lewat lagu “Pesawat Termpurku”, meski liriknya tak ada sangkut-pautnya dengan Westerling:
Kalau hanya senyum yang engkau berikan,
Westerling pun tersenyum
Tapi rasanya tak semua orang tahu bagaimana perjalanan hidupnya dan banyak kisah lainnya.
Westerling adalah legenda kekejian dalam sejarah Indonesia. Dia dituduh membantai 40 ribu orang di Sulawesi Selatan. Menganggap kepala Sukarno tidak lebih mahal dari sebutir peluru yang menjadikannya alasan untuk tak membunuhnya.
“Orang Belanda sangat perhitungan, satu peluru harganya 35 sen, Sukarno harganya tidak sampai 5 sen, berarti rugi 30 sen yang tak dapat dipertanggungjawabkan,” kata Westerling di depan para pendukungnya di Belanda.
Seperti nyawa tak berarti, Westerling pun memerintahkan pembunuhan terhadap tentara Siliwangi dalam peristiwa Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung. Dia, bersama kongsinya, Sultan Hamid II melancarkan aksi kudeta terhadap kepemimpinan Republik Indonesia Serikat pada 23 Januari 1950. Kudeta gagal. Para pemberontak kocar-kacir. Sultan Hamid II ditangkap dan diadili sementara Westerling kabur. Ia kemudian hidup dalam pelarian.
Baca juga: Jalan Terjal Negara Federal
Belakangan diketahui, aksi kudeta APRA tersebut disokong oleh Pangeran Bernhard, suami Ratu Juliana. Aksi Westerling mempercepat jalannya sejarah. Republik Indonesia Serikat berada di ujung tanduk. Kaum unitaris menyongsong kemenangan, menyingkirkan kaum federalis dukungan Belanda. Indonesia kembali ke dalam bentuk negara kesatuan. Belanda hengkang total.
Westerling menjadi noda hitam dalam sejarah Indonesia. Kali ini, noda hitam itu kami angkat, bukan untuk menjadikan Westerling semakin melegenda, tetapi menjadikannya pelajaran bahwa kekerasan bukan cara yang baik untuk mencapai tujuan.
Berikut ini laporan khusus Westerling di Historia Premium.
Misi Klandestin Pangeran Oranye
Balada Petualang dalam Pelarian
Tambahkan komentar
Belum ada komentar