- Hendaru Tri Hanggoro
- 30 Apr 2012
- 3 menit membaca
Diperbarui: 14 jam yang lalu
SUARA gamelan berhenti. Bagong masuk ke panggung menemui Petruk. “Truk, Gareng kini punya penyakit aneh. Suka menggigit pantat orang,” kata Bagong. Petruk percaya. Setelah itu, Bagong bertemu dengan Gareng. “Petruk kini berekor,” ujar Bagong mencoba membohongi. Seperti Petruk, Gareng percaya. Keduanya kemudian bertemu. Petruk waspada. Dia menutupi pantatnya dengan tangan. Penasaran, Gareng berusaha melihat pantat petruk.
Keduanya berkejaran, hampir berkelahi. Beruntung, Semar datang menengahi. Mereka akhirnya tahu bahwa Bagonglah dalang keonaran ini. Semar berkata, “Membuat isu atau sas-sus itu tidak baik. Cuma bikin celaka orang dan kisruh.” Adegan-adegan ini terdapat dalam acara Ria Jenaka di TVRI pada 1980-an. Sebuah acara yang menjadi corong penguasa untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan melalui tokoh panakawan atau biasa disebut juga punakawan. Tokoh-tokoh wayang yang lekat dengan lawakan dan keanehan bentuk tubuh. Tak seperti awal kemunculannya.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.












