Waktu Deep Purple Konser di Senayan
Deep Purple tak pernah utuh tampil di Indonesia. Tentu saja karena bongkar pasang personel.
Rencananya band gaek asal Inggris, Deep Purple, akan konser di auditorium Universitas Muhammadiyah, Surakarta pada 10 Maret 2023. Dalam konser itu, armada Deep Purple akan diisi oleh Don Airey (keyboard), Simon McBride (gitar), Ian Gillan (vocal), Roger Glover (bass), dan Ian Paice (drum). Tiga nama terakhir adalah nama penting dalam sejarah Deep Purple.
Setengah abad silam, Gillan, Glover, dan Paice bagian dari Mark II. Personel lain zaman Mark II itu adalah Ritchie Blackmore (gitar) dan Jon Lord (keyboard). Mark II dianggap sebagai zaman keemasan Deep Purple. Sayangnya, Jon Lord sudah berpulang pada 2012. Jadi, tentu terasa ada yang kurang dalam Deep Purple.
Di zaman itu, Deep Purple merilis album studio seperti Deep Purple in Rock (1970), Fireball (1971), Machine Head (1972), dan Who Do We Think We Are (1973), selain album live Concerto for Group and Orchestra. Formasi Mark II setidaknya telah menelurkan hits Speed King, In to Fire, Black Night, Child in Time, dan tentu saja Smoke on the Water. Lagu-lagu ini banyak diingat para penggemar musik rock.
Baca juga: Semarak Konser Musik Rock di Indonesia
Deep Purple zaman Mark I berbeda dengan Mark II. Deep Purple mulai tidak membawakan lagu-lagu orang lagi di Mark II. Di Mark I mereka membawakan Hey Joe yang pernah dipopulerkan Jimi Hendrix and the Experience (1967) dan Help milik The Beatles (1965), meski dengan gaya mereka sendiri.
Deep Purple cukup terkenal di kalangan penggemar musik rock tanah air. Pengaruhnya cukup besar. Bahkan, ada bagian lagu milik Soneta pimpinan Rhoma Irama berjudul Kiamat, yang mirip dengan bagian lagu Child in Time milik Deep Purple. Begitu juga Stormbringer dengan Badai Fitnah.
Sudah banyak yang tahu hal itu. Anas Syahrul Alimi dan Muhidin M. Dahlan dalam 100 Konser Musik Indonesia menyebut Rhoma Irama, “tak segan-segan meniru grup musik asal Inggris, Deep Purple, yang sedikit banyak mempengaruhi warna musiknya. Ia memasukkan rif-rif yang sering dipertunjukkan gitaris Deep Purple, Ritchie Blackmore.”
Baca juga: Konser Bon Jovi di Ancol Rusuh
Deep Purple pernah tampil manggung di Indonesia pada 4 dan 5 Desember 1975. Jika di Solo nanti jadi, maka ini untuk keempat kali (1975, 2002, 2004) Deep Purple tampil di Indonesia. Namun, ketika tampil di Senayan, zaman Mark II sudah lama berlalu. Deep Purple yang tampil di Senayan adalah formasi Mark IV.
Di Senayan, armada Deep Purple terdiri dari Tommy Bolin (gitar), Glenn Hughes (bass), David Coverdale (vocal), Ian Paice (drum), dan Jon Lord (keyboard). Majalah Aktuil, 18 Januari 1976 menyebut Glenn Hughes selain mencabik bass juga menjadi penyanyi pendamping Deep Purple. Deep Purple tampil lebih segar dalam konser tersebut. Antara mark II dan Mark IV tentu saja berbeda dan tidak bisa dipukul rata.
“New Purple asing bagi orang yang mempertahankan nostalgia. Mereka yang selalu memimpikan formasi Mark II memang selalu berkata bahwa formasi itu adalah formasi Purple terbaik. Itu tergantung selera sebenarnya. Selera yang boyot akan mengatakan hal itu sebab mereka masih merindukan Speed King atau Child in Time,” catat Aktuil. Kala itu, Deep Purple hadir berkat kerja promotor Denny Sabrie, seorang wartawan musik berjiwa bisnis.
Baca juga: Duel God Bless vs Soneta Group
Konser Deep Purple di Senayan dimeriahkan oleh God Bless. Sama seperti yang direncanakan di Solo. Ketika mengawal Deep Purple tahun 1975, God Blees terdiri dari Ahmad Albar (vocal), Donny Fattah (bass), Jocky Soerjoprajogo (keyboard), Ian Antono (gitar), dan Teddy Sudjaya (drum).
Di akhir tahun 1975, God Bless baru saja punya album baru, yang gambar sampulnya wajah Ahmad Albar alias Iyek dengan rambut kribonya. Album pertama God Bless itu malah kentara pengaruh Genesis, bukannya Deep Purple. Setelah album itu, dengan jatuh bangun dan gonta-ganti personel seperti Deep Purple, God Bless menjadi band rock paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.*
Tambahkan komentar
Belum ada komentar