- Johny Budiyono
- 17 Jan 2012
- 4 menit membaca
Diperbarui: 3 hari yang lalu
PERANG DINGIN menimbulkan gelombang kegelisahan dan kekecewaan di kalangan generasi muda Republik Federasi Jerman, atau lebih dikenal dengan nama Jerman Barat. Mereka kecewa dan marah atas dukungan negaranya terhadap setiap langkah dan manuver Amerika Serikat di berbagai belahan dunia, seperti di Vietnam dan Timur Tengah. Terlebih ketika Jerman Barat bergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dengan konsekuensi adanya pangkalan dan personel militer Amerika Serikat.
Mereka menuduh pemerintahnya dan pemerintah AS menjalankan agenda politik yang bercorak imperialistis, khususnya terhadap rakyat dan negara-negara di Dunia Ketiga. Pada saat bersamaan, mereka curiga bahwa pemerintah, partai-partai politik, dan aparat penegak hukum di Jerman Barat didominasi eks simpatisan Nazi.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.












