- M.F. Mukhti
- 28 Okt 2011
- 5 menit membaca
Diperbarui: 17false19 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)
TAMAN ibarat paru-paru. Ia membuat nafas kita tetap segar di tengah kepungan asap knalpot kendaraan yang kian berjibun. Dengan pepohonan yang menghijau, taman ibarat kain busa yang menyerap air agar sebuah kota atau bangunan tak terendam banjir. Ia juga enak dipandang, memperindah kota ataupun bangunan. Ia menjadi ruang publik tempat kita bisa bercengkerama bersama keluarga.
“Bagi saya, taman kota sangat bermanfaat,” ujar Tantri Aristya, seorang ibu rumahtangga asal Denpasar. Tantri biasa bertemu dengan teman atau bersepeda dan berjalan-jalan bersama keluarga di Taman Lumintang atau Taman Renon. “Taman perlu dipelihara dan dilestarikan, dijaga kebersihaannya karena taman tempat kita refresing atau olah raga yang tidak memerlukan biaya.”
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.












