- Annisa Mardiani
- 24 Jul 2012
- 2 menit membaca
Diperbarui: 1 hari yang lalu
PADA 1953, penerbit Melodi Bandung melalui iklan kecil merekrut RA (Raden Ahmad) Kosasih, yang saat itu masih menjadi pegawai di Kebun Raya Bogor sebagai tukang gambar binatang dan tanaman. Penerbit itu meminta Kosasih membuat komik superhero, karena komik tersebut sedang populer di Amerika. Kosasih memenuhinya dengan membuat komik petualangan perempuan super, Sri Asih, terbit 1954. Komik pertama dalam bentuk buku itu dicetak sebanyak 3000 eksemplar.
Menurut Marcel Bonneff dalam Komik Indonesia, komik Sri Asih dapat dijadikan patokan bagi awal pertumbuhan komik Indonesia. “Adapun komikusnya, Kosasih, dianggap –dan memang sepatutnya– sebagai Bapak Komik Indonesia. Komikus muda sangat menghormatinya,” tulis Bonneff.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.












