- Hendri F. Isnaeni
- 11 Apr 2013
- 2 menit membaca
Diperbarui: 2 hari yang lalu
Bagi pemerintah militer Jepang pemuda adalah aset yang dapat dimobilisasi untuk kepentingan perang Asia Timur Raya. Pemuda berusia 15-20 tahun digerakkan mengikuti pelatihan semimiliter Seinendan (Barisan Pemuda). Bagaimana dengan anak-anak berusia 8-15 tahun?
“Perlu sekali satu badan yang memperhatikan mereka bukan saja yang di kota dan anak-anak sekolah, tetapi terutama juga anak-anak yang tidak bersekolah dan anak-anak di desa,” tulis Sinar Baroe, 15 Juni 1945.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.












