Lima Pemeran Utama yang Dipersoalkan
Tidak hanya di perfilman Indonesia, jagat Hollywood juga acap digoyang kontroversi pemilihan aktor utama.
BUMI Manusia, bagian pertama dari novel Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer yang terbit pada 1980, bakal naik ke layar lebar. Kontroversi dan polemik terkait pemeran utama Minke alias Raden Mas Tirto Adhi Soerjo, tokoh utama novel itu, langsung mengiringinya karena Minke akan diperankan aktor muda Iqbaal Ramadhan.
Mantan pentolan boyband Coboy Junior itu jadi idola banyak remaja zaman now berkat aktingnya di film Dilan 1990. Sontak, banyak pemuja karya Pram misuh-misuh soal casting-nya. Iqbaal dianggap sama sekali tak pantas memerankan Minke, yang dalam novel digambarkan sebagai pemuda bumiputera dengan tampang berstandar di bawah rata-rata.
Beberapa pemrotes mengkhawatirkan karakter Dilan akan terbawa Iqbaal saat memerankan Minke. Beberapa lainnya bahkan nyinyir bahwa temanya akan cenderung berfokus pada hubungan percintaan Minke dengan Anneliese lantaran yang garap film itu Hanung Bramantyo. Ada pula yang bilang, Iqbaal digebet demi strategi marketing.
Namun, protes seperti itu lumrah dalam dunia perfilman. Hollywood pernah beberapa kali mengalami. Berikut lima aktor/aktris pemeran karakter novel maupun tokoh sejarah yang terusik kontroversi sebelum naik tayang:
Johnny Depp sebagai Tonto
Johnny Depp memerankan Tonto dalam The Lone Ranger/Foto: npr.org
“The Lone Ranger”, serial radio yang melegenda sejak 1930-an di Amerika Serikat, digarap sutradara Gore Verbinski jadi layar lebar pada 2013 dengan dua tokoh sentral John Reid sang “Texas Ranger” bertopeng diperankan Armie Hammer dan pasangannya Tonto, si Indian suku Comanche, diperankan Johnny Depp. Karakter terakhir ini sempat dipersoalkan banyak pihak.
Isu utamanya adalah soal pemilihan Depp sebagai Tonto yang dianggap cenderung rasis karena tak memilih aktor orang Indian. Namun dalam wawancaranya dengan National Post, 27 Juni 2013, Depp mengaku masih punya darah Indian dari garis nenek buyutnya. “Saya juga ingin memerankan Tonto bukan sebagai pemeran pembantu. Karena dulu suku asli Indian selalu diperlakukan buruk oleh Hollywood. Saya perankan Tonto sebagai petarung dengan integritas dan martabat,” terang Depp.
Daniel Craig sebagai James Bond
Sejak naik ke layar lebar pada 1962, serial novel James Bond karya Ian Fleming sudah punya tujuh aktor yang memerankannya. Namun, baru pada 2005 protes keras soal pemilihan aktor utamanya ada, kala Casino Royale (tayang 2006) dicanangkan. Pasalnya, PH Eon Productions memilih Daniel Craig sebagai aktor utama. Publik menganggap Craig tak pantas memerankan Bond.
Sejumlah kampanye anti-Bond sampai mengorbit setelah itu. Para fans yang tak terima mengancam memboikot Casino Royale, hingga membuat situs craignotbond.com. “Eon Productions membuat marah fans seluruh dunia saat mereka memecat Pierce Brosnan saat sedang tenar memerankan Bond. Kami lebih terhina Eon memilih aktor pendek berambut pirang dengan tampang aneh, Daniel Craig,” ungkap situs tersebut.
Pun begitu, nyatanya film tersebut meledak di pasaran. Pendapatan kotornya nyaris 600 juta dolar Amerika dan sempat jadi film Bond dengan keuntungan terbesar sebelum Skyfall (2012) yang lagi-lagi diperankan Craig. Para fans yang khilaf pun “tobat” dan menutup situs anti-Craig itu.
Zoe Saldana sebagai Nina Simone
Nina Simone, legenda jazz berkulit hitam Amerika yang merentang kiprahnya sejak 1950-an, saat publik Negeri Paman Sam belum ramah bagi kaum Afro. Lewat musik, perempuan bernama lahir Eunice Kathleen Waymon itu lantang menyuarakan anti-diskriminasi.
Pada 2016, kisah Nina diangkat ke layar lebar dengan judul Nina dan digarap sutradara Cynthia Mort. Sayang, sejak pemilihan pemeran Nina yang jatuh kepada Zoe Saldana, kecaman berdatangan.
Salah satunya dari Simone Kelly, putri Nina yang tak terima ibunya diperankan Zoe Saldana lantaran bukan perempuan Afro berkulit legam. “Ibu saya hidungnya lebar dan kulitnya sangat gelap. Jelas melihat penampilannya (Saldana), dia bukan pilihan terbaik,” kata Simone, dikutip The New York Times, 4 Maret 2016. Meski kemudian produksinya terus jalan, pada akhirnya filmnya gagal sukses.
Marlon Brando sebagai Don Corleone
The Godfather karangan Mario Puzo jadi satu dari sedikit novel kriminal tersukses di Amerika sejak terbit 1969. Sineas Francis Ford Coppola mengangkatnya ke layar lebar dengan judul serupa pada 1972 dan memilih Marlon Brando untuk memerankan dedengkot mafia Don (Vito) Corleone. Pemilihan Brando sempat jadi polemik antara Coppola dan para petinggi Paramount Pictures. Paramount kurang sreg dengan Brando.
Paramount menawarkan beberapa alternatif, mulai dari Laurence Olivier, Ernest Borgnine, hingga Anthony Quinn. Tapi Coppola ngotot ingin tokoh Don Corleone tetap dimainkan Brando sebagaimana dia kekeuh tokoh Michael Corleone diperankan Al Pacino.
“Perang soal casting untuk keluarga mafia Corleone lebih gencar dari pertempuran keluarga Corleone saat syuting,” ungkap Robert Evans, salah satu bos Paramount, dalam memoar berjudul The Kid Stays in the Picture. Brando dan Pacino akhirnya tetap bermain di film itu dan hingga kini The Godfather jadi salah satu film Hollywood terbaik sepanjang masa.
Ben Affleck sebagai Batman/Bruce Wayne
Dipilihnya Ben Affleck sebagai pemeran superhero Batman ber-alter ego Bruce Wayne menuai protes dari para fans si “Manusia Kelelawar” yang pertama kali eksis di komik Maret 1939 itu. Sekira 30 petisi sampai muncul di situs change.org pada 2013 dengan satu tujuan: mengenyahkan Affleck dari proyek Batman v Superman: Dawn of Justice yang lantas rilis pada 2016.
Sempat pula ada petisi yang sampai ditujukan ke Gedung Putih. Petisi “We The People” itu lewat sistem White House Petition meminta pemerintahan Barack Obama melarang Ben Affleck memerankan Batman atau karakter superhero lain dalam 200 tahun ke depan. Namun, film itu pada akhirnya lumayan sukses hingga Affleck kembali memerankan Batman dalam Justice League (2017).
Baca juga:
Bumi Manusia dalam Film
Pram dan Arsipnya
Pram dan Soemitro
Lima Aktor Pemeran Soeharto
Tambahkan komentar
Belum ada komentar